#. SEQUEL 1 ┊Kita, Jeno, dan Rindu.
✦✦✦
Tidak mudah menjadi seorang kekasih dari Lee Minhyung. Bukan hanya karena posisi strategisnya di organisasi dan Minhyung yang menjejak tingkat akhirㅡhingga mampu memangkas waktu kebersamaan keduanyaㅡ, namun juga ikatan darah yang terjalin antara Minhyung dan Jeno.
Kabar perihal Minhyung dan Renjun yang resmi menjalin hubungan merebak dengan cepat. Tak ayal membuat keduanyaㅡkhususnya Renjunㅡharus dihadapkan pada cibiran tak sedap setiap harinya. Renjun is such a greedy boy till he couldn't get enough of a Lee, katanya.
Renjun hanya mampu mendengus samar kala Soheeㅡsesosok gadis yang merupakan seniornyaㅡmenyentak tangannya dengan kasar setelah menggeretnya dari ruangan studio radio menuju taman belakang sekolah. Ini adalah kali kedua dirinya diperlakukan demikian oleh Sohee dalam satu pekan belakangan. Tentu saja hal ini ditengarai oleh perasaan sukanya terhadap Minhyung yang tak berbalas.
"Jika sunbae memintaku untuk mengakhiri hubunganku dengan Minhyung hyung, maka jawabannya adalah tidak dan tidak akan pernah," tutur Renjun tanpa mengimbuh kesan menyenangkan yang biasa terpancar.
Gigi-gigi Sohee bergemeletuk marah. Kuasanya yang bebas terayun, hampir melayangkan sebuah tamparan jika saja seseorang tidak menggamit pergelangan tangannya erat.
"Apa sunbae tahu mengapa kakakku tidak pernah mempertimbangkan pengakuan cintamu? Karena kakakku lebih dari sekadar pintar untuk mengetahui kebusukanmu itu."
Sohee terkesiap; tentu saja tidak pernah terbetik dalam benaknya bahwa Jeno akan menghalangi niatannya dan mempermalukan dirinya di hadapan Renjun. Jeno mengangkat dagu lancipnya, memberi tatapan yang amat intimidatif sembari mendecih kuat. "Ini sudah kedua kalinya bukan, sunbae? Jangan pernah bermimpi bisa memperlakukan Renjun seperti ini untuk ketiga kalinya. Pergi!" hardik Jeno dengan vokal yang meninggi.
Enggan memantik pertikaian yang lebih panjang, Sohee pun berlalu meninggalkan Renjun dan Jeno tanpa bantahan. Jantungnya berdegup tak beraturan; efek samping dari perlakuan kasar seorang Lee Jeno yang baru kali ini muncul ke permukaan.
Jeno mengepalkan kesepuluh jemarinya dengan kuat hingga buku-buku kukunya memutih. Tampak kentara bahwa Jeno tengah berupaya untuk meredam amarah yang sudah sampai di ubun-ubun. Tentu saja hal itu tak lepas dari penglihatan Renjun. Karenanya, Renjun mengulurkan tangannya untuk menepuk punggung tangan Jeno.
"Jeno?" Vokal Renjun yang menenangkan mampu menghangatkan relung batin Jeno. Kesepuluh jemarinya melemas dalam sepersekian sekon setelahnya, penaka telah menemukan sedatifnya.
Jeno berbalik, menekuri sang mantan kekasih dengan sorot kepedihan juga kerinduan yang mendalam. Lekas atensinya teralih pada pergelangan tangan Renjun yang memerah. "Pergelangan tanganmu terluka," ujarnya seraya mengeluarkan plester luka dari dalam kantung sakunya dan menutupi luka lecet Renjun dengan telaten.
Terperanjat, seberkas esem simpul tak mampu Renjun tahan untuk tak mengudara. "Kamu masih menyimpan plester corak Moomin yang aku berikan satu tahun lalu atau kamu memang sengaja membelinya?" tanya Renjun yang tak mampu menghalau rasa penasaran juga kegelian karena Jeno memberinya plester luka bercorak Moominㅡpersis dengan plester luka yang selalu Renjun bawa dalam tas ranselnya.
Kekehan samar tak mampu Jeno bendung. Setelahnya, Jeno hanya mampu menyematkan senyum tipisnya pada Renjun yang tengah menatapnya dengan pancaran menggemaskan yang tak kentara. "Jangan terluka," titahnya sembari menepuk puncak kepala Renjun, "aku tidak ingin merebutmu dari kakakku sendiri," imbuhnya sebelum melangkahkan kedua tungkainya menjauh dari Renjun yang tampak belum mampu mencerna apa yang baru saja ia katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAY DATE ( MARKREN. )
RomancePlay Date, suatu acara tahunan yang mengharuskan para siswa lajang untuk ikut serta. Lee Minhyung yang kala itu berada di tingkat tiga harus dipasangkan dengan adik tingkatnya, Huang Renjun. Dan bagi Minhyung, akan jauh lebih baik apabila dirinya di...