#. DAY 2

4.2K 718 135
                                    

#. DAY 2 Kita, Hotpot, dan Tuan Kucing.

✦✦✦

Hari kedua Play Date, mengimplikasikan harus dipenuhinya salah satu dari sekian banyak opsi tantangan yang tercantum dalam buku saku. Bagi pasangan mengenaskanㅡRenjun dan Minhyungㅡkeduanya telah bersepakat untuk menggenapkan tantangan pulang bersama daripada tantangan lainnya.

Minhyung dan Renjun melangkah beriringan, dilatari wajah langit yang berhias rona jingga kemerahan. Atmosfer senyap melingkupi keduanya; tidak ada satu pun yang menginisiasi konversasi. Minhyung yang terlampau kaku, juga Renjun yang kelimpungan dengan tajuk macam apa yang sesuai untuk meretas sunyi antar keduanya.

Langkah Renjun berangsur melambat kala maniknya menangkap kedai sederhana dengan kesan klasik yang amat memanja mataㅡsalah satu kedai makanan kegemarannya. Dengan perasaan gusar, Renjun pun menarik ujung blazer Minhyung dan merematnya perlahan. Praktis membuat langkah Minhyung terhenti dan menolehkan kepalanya dengan cepat. “Ada apa, Ren?” tanyanya dengan kerutan samar yang tercetak di keningnya.

Renjun merunduk, mengelakkan diri dari sorot tajam netra kelam Minhyung yang menurut hemat pribadinya agak mengintimidasi. “Euh … aku lapar, Sunbae,” cicit Renjun

Dengan upaya maksimum, Minhyung meredam gelak tawa yang siap meledak di detik itu juga. Air muka Renjun yang tampak begitu ketakutan dan jemarinya yang tremor mampu membuat Minhyung mengulas senyum tipis pada roman tampannya. “Maaf karena tadi menunggu saya terlalu lama. Kalau begitu kita makan sebelum pulang, ya?” tawar Minhyung yang langsung disambut anggukan penuh Renjun.

“Ayo ke kedai di depan sana, Sunbae! Makanan di sana enak, aku berani jamin itu!” seru Renjun dengan antusiasme yang membumbung tinggi. Kepalanya tak lagi tertunduk dan kegelisahan pun  lenyap tak berbekas. Yang tersisa kini hanyalah Huang Renjun dengan rona menyenangkan.

Renjun tak lagi meremat blazer Minhyung, kuasanya tergerak untuk menggamit pergelangan tangan Minhyung. “Aku biasa makan di kedai itu bersama Haechan dan Jaemin! Mm … sebenarnya menu yang lain juga enak, tapi aku lebih suka hotpotnya!”

Tak berhenti berceloteh, Renjun mengekspresikan preferensinya terkait kedai makanan yang keduanya tuju dengan baik. Mulai dari gambaran menu yang tersaji, desain interior kedai yang ciamik, hingga penyediaan beberapa alat instrumen musik yang bebas dimainkan oleh para pengunjung.

Lengkungan tipis kembali melintang menghiasi paras Minhyung; tidak ada respons berarti yang ia ganjar pada sang pemuda Huang selain gumaman samar yang membuat Renjun kian menggebu dalam mengungkap informasi lain terkait kedai makanan favoritnya itu.

“Bersemangat sekali? Saya kira kamu lapar. Tapi agaknya tenagamu sudah terisi penuh, ya?” gurau Minhyung sebelum mensejajarkan langkahnya dengan Renjun dan menautkan jemarinya dengan milik sang pemuda Huang yang semula menggamit pergelangannya.

Renjun meringis tertahan, tanpa mengimbuh atensi berlebih pada jemarinya yang kini berada dalam genggaman sang lawan bicara. “Apa aku terlalu banyak berbicara? Maaf, aku tidak bisa menahannya.”

Minhyung menggelengkan kepalanya samar. “Tidak perlu meminta maaf untuk hal itu. Saya suka melihatmu berbicara,” ungkap Minhyung yang melantaskan dengusan sebal Renjun lolos setelahnya.

Renjun menghentakkan lengan Minhyung hingga tautan antar keduanya terlepas. Sembari merengut lucuㅡyang bagi Minhyung, Renjun tampak lebih menggemaskan dengan wajahnya yang merajukㅡ, Renjun pun bergegas dan memacu kedua tungkainya lebih cepat, meninggalkan Minhyung yang tergelak hebat.

PLAY DATE ( MARKREN. )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang