#. DAY 6 ┊Aku, Kamu, dan Titik.
✦✦✦
Waktu terus berdetak, menghantarkan Minhyung dan Renjun pada hari dan lembaran baru. Kekalutan dan kegembiraan berjalan secara koheren; sebagai penyampaian perasaan mereka kala menjejak hari baru atau lebih eksaknya, hari terakhir pemenuhan tantangan Play Date.
Spektrum yang berlawanan kentara terlihat dari bagaimana para siswa menyikapi hari terakhir Play Date. Mayoritas di antaranya diliputi oleh suka cita yang mendalam; ketika Play Date membuat mereka menemukan kepingan hati yang sempat hilangㅡatau setidaknya, menciptakan tali persahabatan baru yang menggembirakan. Akhiran tragis jarang sekali ditemui; bahkan, dapat dihitung jari.
Tragis dalam artian tidak ada kelanjutan dari hubungan yang terjalin selama Play Date berlangsung; diskontinu.
Taman belakang sekolah yang biasa sunyi pun diinvasi oleh sorak-sorai para siswa yang berhasil menaklukan sang pujaan hati di hari terakhir Play Date. Terhitung sebelas kali Renjun mendapati konfesi cinta yang beraneka ragam; mulai dari yang sangat mengharukan, hingga yang mengocok perut karena pengemasan konfesi yang jenaka.
Renjun tercenung, semilir angin yang menerpa pipi pualamnya tak membuatnya terusik. Pikirannya melanglang buana, menghadirkan kembali satu demi satu tantangan Play Date yang ia penuhi bersama Minhyung. "Ah, aku akan merindukannya," cicit Renjun disertai helaan napas tipis.
Atmosfer senyap Renjun nikmati, tepat setelah berbagai jenis konfesi cinta rampung dengan bahagia. Renjun menikmati kesendiriannya sembari menanti Minhyung yang tengah berjibaku dengan kegiatan evaluasi program kerja Play Date bersama dengan anggota organisasi intra lainnya. Bagaimanapun, Minhyung merupakan ketua umum dan berlaku sebagai penanggung jawab acara Play Date.
Setidaknya begitu, sampai lamunannya terbuyarkan dengan berat yang sekonyong-konyong membebani pangkuannya. Terkesiap, sumpah serapah yang sudah sampai ke kerongkongan kembali Renjun redam kala mendapati Minhyung lah yang menjadikan pangkuannya sebagai alas kepala.
"Jangan mengejutkanku seperti itu!" seru Renjun seraya menjentik kening Minhyung.
Sang pemuda Lee enggan beradu argumen; dirinya lebih memilih untuk mengatupkan kedua kelopak matanya rapat-rapat. "Kamu akan merindukan siapa?"
Berjengit samar, kekehan renyah empu sang pemuda Huang pun lolos setelahnya. "Kalau aku bilang aku akan merindukanmu, apa Sunbae percaya?"
Minhyung mendengus. "Untuk apa merindukanku? Aku ada di sini, tepat di hadapanmu."
"Play Date ...," tutur Renjun dengan napas tercekat, "hari ini adalah hari terakhir Play Date."
Penuturan Renjun tak pelak membuat Minhyung kembali membuka matanya. Melabuhkan pandang pada kontur wajah Renjun yang memikat dalam diam. "Ceritakan padaku apa yang kamu pikirkan tentang Play Date."
Renjun memandang saujana, mencari jawaban yang bersesuaian dan mencoba menghadirkan setiap inci dari afeksi yang ia miliki untuk sang pemuda Lee.
"Aku tidak menyangka jika aku harus mengikuti Play Date. Lucunya, ketika aku tahu kalau Sunbae adalah pasanganku, rasanya aku ingin mengubur diriku sendiri," celoteh Renjun disisipi kikikan geli.
"Jujur, aku ketakutan. Aku khawatir, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Tetapi setelah melewati semuanya, aku rasa tidak buruk. Play Date ternyata menyenangkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAY DATE ( MARKREN. )
RomancePlay Date, suatu acara tahunan yang mengharuskan para siswa lajang untuk ikut serta. Lee Minhyung yang kala itu berada di tingkat tiga harus dipasangkan dengan adik tingkatnya, Huang Renjun. Dan bagi Minhyung, akan jauh lebih baik apabila dirinya di...