Chapter 13.

863 138 22
                                    

Note : Budayakan vote sebelum membaca.

.

.

.

_~ Happy Reading ~_

_~ Happy Reading ~_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JDERRRR !

Suara petir yang terdengar bergemuruh di malam gelap tanpa bintang, awan-awan kini berubah berwarna hitam seakan siap untuk menumpahkan ribuan air hujan dari atas langit yang gelap.

Cuaca yang begitu terasa dingin begitu menusuk ke dalam kulit, namun tampaknya semua hal itu tidak berlaku untuk seseorang yang saat ini sedang duduk di sebuah pohon besar dengan tatapan datar namun terlihat dari matanya dia menyimpan banyak sekali misteri dalam netra hitam kelamnya.

Semula raut wajahnya hanya memperlihatkan wajah datar, hingga saat berselang beberapa detik dia mengepalkan tangannya begitu kuat sampai urat-urat tangannya terlihat.

" ARGHHHH..."

Seseorang itu tiba-tiba berteriak yang ternyata merupakan sosok Namja dengan jubah hitamnya.

Dia Jeongguk, yang saat ini sedang menyendiri di sebuah pohon besar tempat kesukaannya saat sedang menyendiri atau sedang banyak masalah.

" Kenapa aku tidak bisa, mengendalikan emosiku ! Kenapa ?! Aku harus melukainya... !!! "

Jeongguk kembali berteriak, mengutuk dirinya sendiri karena tidak bisa mengendalikan emosinya sendiri.

Netra hitam kelam miliknya, menatap nanar tangan kanan yang telah menampar pipi Kim Eunha.

Jeongguk benar-benar menyesal telah melukai pipi milik gadis itu, sungguh dia benar-benar tidak bisa mengendalikan emosi dirinya sendiri itu adalah salah satu kekurangannya.

" Tangan ini yang telah melukainya... Aku bodoh ! Tidak seharusnya, aku melukainya. " Lirih Jeongguk. Dia mengepalkan tangan kanannya dengan kuat, hingga sebuah api tiba-tiba muncul di kepalan tangan milik nya membentuk sebuah lingkaran bola api.

DUARRR !

Jeongguk melemparkan bola api miliknya ke sembarang arah, dengan gejolak amarahnya.

Bola api milik Namja itu berhasil membuat sebuah pohon, di depannya langsung berubah menjadi hangus dalam sekejap.

DUAR ! DUAR !

Tidak sampai di situ, Jeongguk kembali melemparkan bola api miliknya ke pohon-pohon lainnya hingga bernasib sama seperti sebelumnya.

Dia kemudian membuka telapak tangannya, membuat bola api di tangannya bertambah besar.

 Love Magic EmpaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang