1. Pandangan Pertama

1.4K 149 16
                                    

Rasanya kelopak mata Jieun masih ingin menutup rapat saat teriakan nyaring terdengar ke seantero rumah. Teriakan pertama mempu membangunkan Jieun, teriakan kedua mulai mengembalikan kesadaran Jieun hingga...entah sudah ke berapa kali teriakan itu menggema. Jieun tetap meringkuk di balik selimut tebalnya. 

"Jieun, bangun! Aigo anak ini. Kakakmu yang laki-laki saja sudah bangun sejak jam 5 pagi, tapi kau astagaa....BANGUN JIEUN KAU AKAN TERLAMBAT SEKOLAH!!!" Bibi Shin menarik paksa selimut yang menutup wajah Jieun.

"Biarkan saja bibi, aku bosan sekolah!" Jieun menarik kembali selimutnya. Bibi Shin menghela nafas. Lelah karena hampir setiap hari menjadi alarm untuk anak pemalas seperti Jieun. 

"Kalau kau tidak sekolah bagaimana bisa menjadi orang sukses? Cita-cita setinggi langit, tapi bergerak saja sangat sulit"

Jieun menghela nafas..."Iya...iya aku bangun!" ucapnya setengah marah. Lalu ia berjalan, menghentakan kedua kakinya ke kamar mandi. 

Jieun bukannya malas sekolah. Dia anak yang lumayan pintar dan populer karena masuk ke dalam genk cewek-cewek tercantik di sekolah. Hanya saja, seandainya tidak ada orang itu. Siswa senior menyebalkan yang selalu mengerjainya setiap hari. Kim Taehyung. 

.

.

.

Suara dentingan piano mengalun lembut bak mengalirkan energi positif ke setiap ruang di rumah besar keluarga Kim. Jari - jari lentik bak tangan dewa, menari dengan lihai di atas tuts putih hitam sejajar. Kedua mata pemuda itu terpejam menikmati setiap irama yang tercipta berkat kinerja jari-jari tangan dan otak cerdasnya.

Sebuah lagu populer tercipta, beberapa orang yang mendengar ikut bergumam dan bernyanyi. Sungguh, kehadiran pemuda itu menambah kebahagian di rumah. Khususnya untuk para pelayan. Dulu, mereka sangat dekat dengan pemuda itu dan mereka merasa kasihan semenjak kejadian 3 tahun silam telah benar-benar menghilangkan kecerian di wajah tuan muda mereka. Sifatnya berubah menjadi sangat pendiam dan penyendiri. Mendengar suaranya saja sangat jarang.

"Tuan Muda Jungkook!" Seruan itu menghentikan gerak jari tangannya. Pemuda yang terpanggil, menoleh ke belakang menatap satu asisten rumah tangganya.

"Ada apa?"

"Tuan muda Taehyung sudah berangkat ke sekolah. Anda bisa berangkat di antar Paman Han"

Jungkook tersenyum lembut.

"Tidak perlu. Aku akan naik bus saja"

"Tapi tuan muda, jika tuan besar tahu maka..."

"Kalau begitu jangan sampai Ayah tahu" lagi lagi hanya senyuman yang tersungging di wajah tampannya.

Jungkook berdiri, melampirkan tas ke punggungnya lalu membungkuk hormat pada si asisten rumah tangga yang memang lebih tua darinya.

"Aku berangkat bi!"

"Hati-hati tuan!" Asisten wanita itu tersenyum menatap tuan mudanya dari arah belakang.

"Semoga kau menemukan kebahagianmu Tuan Muda!"

.

.

.

Rombongan 3 mobil mewah memasuki gerbang sekolah Star School dan membuat seisi sekolah berdecak kagum. Jeritan histeris seketika menggema saat pengendara di dalamnya turun dari dalam mobil masing-masing. Satu persatu, dari mulai mobil bergaya klasik berwarna hitam, Hoseok membuka kacamata hitamnya, mengedipkan sebelah matanya genit pada siswi yang ada di dekatnya.

Mobil kedua, Kim Namjoon. Tatapannya menyusuri lautan pasang mata yang tengah mengarah padanya. Pemuda itu mengulas senyum menunjukan kedua dimplenya membuat beberapa siswi berjengit gemas. 

You And Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang