"Kalian berdua!" Ucapan Dhirga terpotong oleh panggilan guru itu. Guru itu bernama Bu Tutik, salah satu guru kiler di SMA Wicaka Bangsa. Bu Tutik berjalan ke tempat mereka berdua.
Aduh mampus! Pasti di hukum nih. Batin Rain panik.
Asek! di hukum nih pasti, mayan bisa bolos. Batin Dhirga senang.
"Kalian malah ngapain berdua-dua an di sini! Kalian tahu bel sudah berbunyi dari tadi! Dan kalian malah ngobrol di sini dengan santainya!" Kata Bu Tutik marah.
Rain hanya bisa menundukkan kepalanya, sedangkan Dhirga hanya menatap santai guru itu.
"Kamu lagi kamu lagi! Dhirga! Ibu sudah lelah mengurus siswa seperti kamu! Ibu bingung harus di beri hukuman apa yang benar-benar cocok untuk kamu."
"Kalo gitu gak usah di hukum lah bu, dari pada ibu capek-capek mikir" Kata Dhirga santai. Rain hanya melongo mendengar jawaban cowok itu.
Cowok ini memang benar-benar gila, dia berani melawan Bu Tutik. Batin Rain.
Bu Tutik hanya geleng-geleng kepala. Ia benar-benar sudah lelah dengan muridnya itu.
"Kamu siswi kelas 11 ya? Rain kan? Murid kesayangan Pak Bandi guru seni"
"Eh iya bu, saya Rain, tapi saya bukan anak kesayangan Pak Bandi bu" Kata Rain mengeles.Oh, jadi namanya Rain, menarik. Batin Dhirga.
"Saya tidak peduli kamu anak kesayangan Pak Bandi atau tidak, tapi saya tahu kamu pintar. Rain boleh saya minta tolong?" Kata Bu Tutik.
"Kenapa bu?" Tanya Rain sopan.
Bu Tutik melihat ke arah Dhirga, "Dhirga, kamu juga kelas 11 kan?" Dhirga hanya menganggukkan kepalanya.
"Kalau begitu, Rain kamu tolong rubah sikap Dhirga. Jika kamu berhasil merubah sikap dia, maka semua nilai pelajaran kamu A."
Mata Rain langsung berbinar ketika mendengar nilai A, ia tidak bisa menolak jika tentang nilai A. Tanpa pikir panjang Rain menganggukkan kepalanya.
"Baik. Kamu harus selalu mengawasi semua apa yang di lakukan Dhirga. Dan kamu akan menjadi guru privat untuk Dhirga" Kata Bu Tutik.
Yes! gue makin bisa deket sama nih cewek. Batin Dhirga senang.
"Tapi bu, saya tidak kenal dia, apa tidak ada cara lain untuk mendapatkan nilai A dengan mudah?"
"Tidak ada Rain." Sela Dhirga.
"Gue ga tanya sama lo.""Iya Rain, benar kata Dhirga, tidak ada cara lain. Jika kamu mau, semua itu bisa di mulai nanti. Oh iya, kamu harus menyampaikan kepada ibu hasil setiap bulannya, dan nanti ibu akan lihat perkembangan nilai Dhirga. Saya permisi dulu, kalian segera menuju kelas. Dan Dhiga jangan bolos!" Bu Tutik segera pergi untuk berkeliling sekolah, mencari siswa yang bolos saat jam pertama.
"Rain."
"Lo manggil gue?"
"Ha?" Cengo Dhirga
"Lo manggil gue?" Ulang Rain.
"He ho!" Kata Dhirga lalu setelah itu ia tertawa."Apaan sih lo! Ga jelas banget tau gak!" Rain segera berlari menuju kelasnya.
"Heh! main tinggal-tinggal aja! Tunggu Rain!" Teriak Dhirga lalu berlari mengejar Rain, ia bahkan tidak peduli dengan kelas lain yang sedang pelajaran.
"Ngapain lo ngikutin gue!" Kata Rain kesal.
"Siapa juga yang ngikutin lo! Pede gileeee" Dhirga tertawa lagi."Gila lo." Rain segera memasuki kelasnya.
"Rain!" Teriak Dhirga lagi, sehingga kini semua murid kelas 11 IPA 2 menoleh kepadanya. Fyi, sekarang kelas Rain sedang jamkos.
Semua siswi kelas 11 IPA 2 langsung heboh ketika tau Dhirga berada di kelas mereka.
"Apaan sih lo ngikutin gue mulu! Kelas lo tuh di mana!" Kata Rain marah."Gue kelas 11 IPS 3, noh depan kelas lo, gue ke kelas dulu ya ayang beb, jangan lupa nanti" Kata Dhirga sambil mengedipkan matanya, lalu berlari menuju kelasnya.
"RAIN! LO WAJIB CERITA KE KITA APA MAKSUD DARI PERKATAAN DHIRGA TADI DAN LO HAR--"
"Berisik banget sih Khay! Biasa aja kalik! Kata Rain menutup mulut Khayla."Rain! Lo wajib cerita ke kita!" Kata Resya.
"Cerita apaan sih." Kata Rain malas, ia sudah kesal karena Dhirga tadi."Gimana bisa lo sama Dhirga deket?" Tanya Nisa dan Khayla barengan.
"Kompak banget sih kalian. Gue bingung harus mulai dari mana." Kata Rain.
"Dari pertama lo ketemu sama Dhirga, gue tau pasti dia yang sok kenal kan sama lo" Kata Resya.
"Kok lo tau Res?"
"JADI BENER?!" Teriak Resya kaget."Sttt.. diem ngapa sih, kayak menang undian kulkas dua pintu aja."
"Astaga Rain! Ini tuh lebih WOW daripada menang undian kulkas dua pintu!" Kata Khayla.
Akhirnya Rain menceritakan awal pertemuannya dengan Dhirga.
"Astaga, jadi kalian di pertemukan oleh hujan?" Tanya Nisa.
"Di pertemukan, kayak apa aja lo Nis." Kata Rain."Emang Dhirga itu siapa sih?" Tanya Rain.
"OMG!" Teriak mereka bertiga berbarengan."Lo sebelumnya gak tau siapa itu Dhirga?" Tanya Resya.
Rain menggelengkan kepalanya.
"Astaga sahabat gue kudet nya minta ampun" Kata Khayla.
"Dhirga Alexander Jaka. Tuh cowok udah ganteng, tajir pula. Tapi sayang Rain, dia itu badboy dan yang parahnya lagi, dia itu playboy!" Kata Nisa.
Memang Rain akui bahwa Dhirga itu ganteng. Namun Rain yakin bahwa Dhirga tajir karena uang dari orang tuanya, bukan karena usahanya.
"Udah ah, ngapain pada bahas Dhirga sih. Mending kita ngerjain tugas yang dikasih tadi" Kata Resya.
***
"Samlekom" Kata Dhirga sambil mengetuk pintu kelas.
"Waalaikumsalam, Dhirga! Telat lagi?"
"Eh Pak Bandi, itu Pak, tadi ada urusan bentar sama Bu Tutik."
"Ya sudah, cepat kamu masuk." Kata Pak Bandi.Dhirga segera menuju bangkunya, ia duduk dengan Revin tentu saja.
"Kenapa lo telat?" Tanya Revin berbisik.
"Gue habis ketemu cewek yang kemarin gue ceritain. Dan lo tau apa?" Kata Dhirga bersemangat."Apa?"
"Lah malah balik nanya, kan gue tadi yang nanya duluan."
"Serah lo Bego! Kesel gue sama lo." Kata Revin.Dhirga pun terkekeh pelan, "Singkatnya nih ya, tadi gue gak sengaja nabrak tuh cewek. Terus kita ngobrol, dan tiba-tiba si nenek lampir--"
"Nenek lampir siapa Ga?" Tanya Revin memotong pembicaraan.
"Bu Tutik lah, lo jangan asal potong aja, di kata gue tali apa bisa di potong-potong."
"Oke-oke lanjut bro." Revin kembali menyimak.
"Nah tiba-tiba tuh pas kita lagi asiknya ngobrol, Bu Tutik lewat deh. Dan ngelihat kita berdua. Terus kita di hukum, dan sebagai hukumannya dia di suruh ngerubah sikap dan nilai-nilai gue, kalo dia berhasil dia dapet nilai A dengan gampang, terus--"
"NILAI A?!" Teriak Revin tak sengaja.
"Ada apa berisik-berisik? Semua perhatikan!" Kata Pak Bandi.
"Calm bro, gak usah kaget gitu." Kata Dhirga.
"Terus gimana? Dia terima?"
"Iyalah, pasti dia terima, siapa coba yang gak mau depet nilai A di semua mata pelajaran dengan gampang.""Oh iya, nama cewek itu Rain." Kata Dhirga.
"Namanya aja bagus, gue jadi penasaran sama orangnya Ga"
"Pokoknya dia punya gue, jangan lo tikung!"
"Sans bro, gue udah punya Nesya."Mereka pun terus berbincang-bincang tanpa memerdulikan Pak Bandi yang sedari tadi menjelaskan mata pelajaran seni.
***
Kira-kira berhasil gak ya Rain mengubah sikap dan nilai Dhirga?
Btw kyknya aku mau vakum wattpad dulu deh, mau fokus ujian dulu. Jadi gatau kapan update lagi.
Jangan lupa vote!
ThankYou Readers❤Next?
![](https://img.wattpad.com/cover/171550751-288-k478654.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Desember Rain☔
Teen FictionTentang seorang gadis yang sangat menyukai hujan, karena menurutnya hujan itu indah, selain itu, hujan juga menenangkan. Tak ada yang tahu bahwa gadis periang sepertinya memiliki banyak masalah di hidupnya. Hujanlah yang menutupi setiap tetes air ma...