#1

1.7K 178 7
                                    


Matahari yang sudah nampak mulai menebar cahayanya ke seluruh penjuru negeri ini. Jalanan kota Seoul kembali dipadati oleh kendaraan dan orang-orang walaupun hari ini adalah hari minggu.

Srak

Sinar matahari masuk ke kamar seorang Jung Yerin. Gadis itu masih terbaring di atas kasurnya, tidak terusik walaupun sinar mentari mengenai wajah cantiknya.

Jungkook, pria itu masih disini. Ia mematuhi perintah kakak tertuanya untuk bermalam disini dan menunggu gadis ini sampai bangun.

Tak bisa berbohong. Laki-laki bergigi kelinci itu mengakui paras Yerin yang cantik. Memandangi Yerin yang masih terlelap, itu yang Jungkook lakukan dari tadi.

"Eungh..." gumam Yerin. Sepertinua ia mulai terusik dengan adanya sinar matahari.

Jungkook hanya memandangi gadis ini dengan wajah tanpa ekspresi. Jungkook pikir gadis itu akan bangun dan ternyata salah. Rupanya gadis itu hanya membenarkan posisi tidurnya.

Jungkook duduk di kursi belajar Yerin. Betah memandang wajah gadis yang tak bangun juga walau sinar matahari jatuh di wajah cantiknya.

"Seperti putri tidur saja." Jungkook bergumam sendiri.

Eng

Sepertinya Yerin mulai terusik dengan terpaan sinar matahari yang semakin terasa panas di kulit wajahnya. Matanya mengerjap pelan lalu bangun secara perlahan. Kepalanya terasa sedikit sakit, ia ingat kejadian yang menimpanya tadi malam. Sedetik kemudian ia berfikir jika itu semua hanya mimpi karena ia sangat lelah tadi malam.

"Ah ternyata itu semua mimpi?" ucap Yerin lirih.

Ia belum menyadari kehadiran Jungkook yang dari tadi menatapnya tanpa ekspresi.

Yerin menyibak selimut yang masih menutupi kakinya. Ia menatap keluar kearah jendela kaca besar yang langsung menyuguhkan pendangan kota Seoul.

"Itu bahkan hanya mimpi. Tapi kenapa semua terasa sangat nyata?"

Yerin memegang pundaknya dan memukul dengan genggaman tangannya beberapa kali. "Bahkan pundakku terasa sakit. Lalu leherku-" ia berhenti sejenak lalu memegang lehernya yang putih. "Ini terasa sangat nyata."

"Ah, tidak tahu. Sebaiknya aku mandi."

Yerin berdiri dan hendak merapihkan kasurnya. Namun seketika tubuhnya menegang, matanya melotot hampir keluar dari tempatnya. Ia perlahan memundurkan langkahnya hingga menabrak ke kaca.

"K-k-kau!!" Yerin memegang erat selimut yang ia pegang, ia menutupi tubuhnya hingga di atas dada.

Masih dengan wajah yang sama, yaitu tanpa ekspresi apapun, Laki-laki itu berjalan ke arah Yerin. Membuat jantung gadis itu kembali berpacu tak karuan.

Laki-laki itu berhenti didepan Yerin dengan jarak mereka yang terbilang dekat. Jungkook bisa merasakan nafas gadis didepannya ini yang tak beraturan. Jungkook mengangkat sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman. Tangan kanannya terangkat mengusap kepala Yerin.

"Ini bukan mimpi." Jungkook berbalik, menjauh setelah mengatakan itu. Membuat gadis berpipi bakpao itu diam mematung.

"Cepat kau mandi. Kau tahu? Badanmu sangat bau." Jungkook keluar dari kamar Yerin.

Yerin mengerjapkan matanya berkali-kali lalu melempar selimutnya yang belum sempat ia lipat ke atas kasur.

"Apa! Bau?" Yerin mengendus-ngendus dirinya sendiri untuk memastikan jika apa yang dikatakan oleh laki-laki aneh itu benar.

Yerin mengibaskan tangannya beberapa kali, ia batuk setelah mengendus aroma tubuhnya sendiri. Ia segera berlari ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

FLOWER🌹 『KOOKRIN』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang