Pendidikan di negara ini semakin lama semakin memburuk keadaannya, kualitasnya sama saja, sama - sama membangun mental budak, membangun mental yang lemah, keadaan ditambah parah dengan kondisi remaja dan pelajar yang memiliki sifat kaum borjuis yang tidak memikirkan sesamanya, solidaritas hanya menjadi sebuah slogan untuk mengisi sebuah perkumpulan saja yang tidak memberikan sebuah perubahan.
Otoritas dan guru disekolah bukannya membimbing siswanya menuju jalan yang terang tetapi membuat siswanya lebih menderita karena aksi kapitalisme yang dilakukan mereka, banyak yang beranggapan kalau mereka hanya mencari untung, jabatan, harta belaka, sangat sedikit para pengajar yang memiliki hati tulus untuk mengajar dengan ikhlas.
Buku ini akan menumpahkan segala bentuk kekecewaan, emosi, kemarahan serta kesedihan yang di alami pelajar sekarang. Selain itu didalam buku ini akan di jelaskan kurangnya kritik siswa dimasa sekarang karena mereka lebih memilih mencari aman walaupun mereka tersiksa.
Penulis sering membuat survey di sosial media terhadap apa yang terjadi di dunia pendidikan ini dan survey tersebut akan penulis tuangkan di buku ini.
Siswa menuntut perubahan.
pendidikan yang bobrok bukannya menjadikan kita siswa aktif namun menjadi lebih pasif.
Banyak saudara2 kamu yang melakukan kritik namun mereka dipaksa untuk bungkam.
AYO PELAJAR INDONESIA KITA BERSATU DAN HAPUSKAN KEBOBROKAN DI DUNIA PENDIDIKAN.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darah Dalam Pena
Non-FictionPelajar butuh sebuah perubahan, sifat egois remaja membuat mereka tidak sadar sebenarnya kita ditindas oleh rezim sekolah maupun kurikulum, sistem belajar yang tidak efektif membuat para siswa memiliki mental budak bukanlah mental pemimpin. Revolusi...