Novi - Terang Redupnya Persahabatan

9 6 0
                                    

"Besok kan ulang tahunnya Tia?" ucap Metha yang tengah duduk di ruang tamu rumahnya

"Iya, gimana kalau kita kasih kejutan? pasti seneng, hehe," balasku yang tengah meminum jus buatan Fuji

"Yaudah, lokasi nya di mana terus jam berapa?"

"Gimana kalau sore, waktu sunset kan keren tu fotonya, lokasinya di belakang rumah Metha aja gimana?" ucap Fuji yang tengah sibuk memainkan ponselnya

"Oke! aku setuju. Kau, Tha setuju ga?" ucapku

"Iya, aku setuju!"

Umur kami berbeda, tapi karena dari kecil sudah bertaman kami tidak memanggil nama menggunakan embel-embel kakak jadi kami hanya memanggil nama. Aku paling kecil diantara kami berempat, aku melihat raut wajah Fuji yang mulai berubah, seperti menyimpan kesedihan dalam sorot matanya.

"Emm ..., Ji kau kenapa?" ucapku berhati-hati

"Ya gimana yah, kalian giliran aku ultah cuek bebek aja, pas giliran Tia kalian kasih kejutan," balasnya lirih

"Oiii, Arinnn. Kau dari tadi kemana kok aku panggil gak muncul-muncul?" teriak Tia di ruang tamu rumah Metha, tadi yang semulanya kami bertiga tengah bercerita langsung nyengir kuda ketika mendapati Tia yang tengah menekan pinggangnya

"Aku gak kemana-mana, cuman duduk sambil main ponsel. Kenapa, Ya?"

"Aku dari tadi sibuk bikin kue, eh kalian pada enak-enakan nyantai disini,"

"Santai, buk santai, jangan nge-gas dong tar nabrak," gurau Fuji

:::

Keesokkan harinya kami bertiga sedang berkumpul di rumah Metha untuk membahas acara Tia

"Jadi fix kan? Rencananya udah  disusun semua, tinggal nunggu langkah lanjutan dari pacarnya," ucap Metha, karena dia sudah seperti kakak tertua diantara kami berempat,

"Iya," jawabku dan Fuji bersamaan.

"Tha, numpang ke toilet," ucap Fuji langsung berjalan munuju toilet kamar Metha

"Tha, kau lihat kan ekspresi fuji tadi? kasian jadinya," ucapku

"tenang, dia gak tau kan kalau kue yang kita pesan ada namanya?," balas Metha

"Gak tau,"

"Bagus, semoga rencana kita sukses!"

"Tha tadi Gerry chat, katanya dia udah didepan rumah," ucap Fuji yang tiba-tiba di depan pintu

"Suruh masuk, Ji."

:::

Saat ini kami tengah berada di belakang rumah Metha,

"Tia, sini deh," ajak Fuji

"Apa, Ji?" balasnya

Aku,Metha, dan Kak Gerry berjalan perlahan-lahan supaya derap langkah kami tidak terdengar oleh Tia,

"Happy birthday!" ucapku, Metha dan kak Gerry bersamaan, Tia langsung memutar badannya 180° dan terlihat ada cairan bening yang siap tumpah di pelupuk matanya. Sedangkan Fuji ia tak kalah kaget, mengetahui ada namanya di dalam kue

"Kejutannn!" ucapku dan Metha bersamaan,

"Sengaja kita bikin gini, biar kau kaget juga, Ji hehe," ucap ku nyengir sambil memeluk Fuji dan Tia bergantian,

"Thanks kalian memang sahabat terbaik," balas Tia dan Fuji

"Yok potong kue dulu," tawar Fara, ya dia teman Tia yang diajak Tia untuk ikut.

Aku Metha dan Fuji saling pandang, namun berbeda dengan kak Gerry dia dan temannya bersikap biasa saja,

"Siapa?" tanya Metha

"Aku Fara, yuk. Temen Tia," balasnya ramah. (Yuk= kakak perempuan)

"Oh," respon Metha

"Ger, gimana ini kue nya ada dua, gimana kalo yang punya kami, kami simpen di lemari es? kan sayang kalau dimakan semua takutnya mubazir," ucap Metha diangguki olehku serta Fuji.

"Ayo, Rin. Kita letakkan di lemari es Metha," aku mengangguki ucapan Fuji dan kami berjalan menuju rumah Metha.

"Makasih ya, aku ga nyangka kalian rencana in ini semua," ucap Fuji, dalam sorot matanya terlihat bahwa ia sangat bahagia saat ini,

"Iya Ji smaa-sama! ini tu Rencana Metha loh hehe," jawabku bahagia

:::

"Nah lo, Ji kenapa kok mereka pada diem-dieman sih?" tanya ku pada Fuji saat kami telah sampai di belakang

"Gak tau, Rin, coba tanya deh sama Kak Gerry atau kak Ian,"

"Kenapa?" ucap Fuji saat kami sampai disana.

"Tanya sama sahabatmu ini," ucap Metha dan ia berlalu pergi meninggalkan aku, Fuji,Tia, kak Gerry, kak Ian dan Fara yang masih berdiri mematung disana

"Hey, kok pada diem sih, kenapa?ada apa hm?" tanya Ku

"Gak papa," balas Tia

"Yaudah Ger, kalian pulang aja, makasih kado, kue sama kejutan lainnya," ucap Tia berjalan menuju rumah Metha, ia berhenti sejenak lalu mengucapkan, "jangan lupa Fara anter pulang sekarang."

"Oke," balas kak Gerry.

:::

Aku,Tia dan Fuji masuk kedalam rumah Metha. Ia tengah terdiam sambil mengutak-atik ponselnya.

"Kalian kenapa sih? Pas aku sama Fuji balik lagi kok jadi hening gitu?" tanyaku memecah keheningan diantara kami berempat yang sibuk berkutat dengan pikiran masing-masing.

"Maaf! mungkin persahabat kita sampai disini saja!" balas Metha cuek

"Loh lohh ... gak bisa gini dong, kita udah lama temenan masa gara-gara hal yang gak aku sama Fuji tahu jadi pencar," lirihku

"Aku balik dulu," ucap Tia membawa dua bungkus kado dan kue di tangannya,

"Biarku bantu," tawar Fuji langsung diangguki Tia

"Tha, kami pulang dulu yah," ucapku mengakhiri, lalu berjalan keluar rumah Metha, ia tetap bungkam di tempatnya.

Aku berjalan menyusul Fuji dan Tia, mereka sama-sama diam, entah apa yang mereka pikirkan

"Udah gak usah dipikirin ucapan Metha tadi mungkin dia cuma salah paham, Ya," ucapku membuat mereka berdua terkejut

"Iya, Rin. Tapi gimana yah, maksud aku gak gitu kok kayaknya emang bener Metha salah paham, ya kan!" balas Tia

"Iya," sahut Fuji

"Besok jelasin aja ke Metha, biar semuanya clear," saran ku, dan lagi diangguki oleh Tia

:::

"Gimana udah clear kan?" tanyaku.
Saat ini kami sedang berkumpul di warung bakso tempat biasa kami makan.

"Mang baksonya empat yah," ucap Fuji

"Aku minta maaf karena salah paham," ucap Metha menatap layar ponselnya

"Kau ngomong sama siapa, Tha?" tanya Fuji

"Sama kalian,"

"Yaudah jadi masalah kita clear kan, gak ada yang salah paham lagi, jangan mudah ngambek gak jelas sebelum dengerin kebenarannya." ucap ku

"Iyaa sekali lagi aku minta maaf, aku ga mau persahabatan kita hancur gara-gara salah paham,"

"Syukur deh, intinya kita saling percaya dan ngejaga satu sama lain," balas Tia,

lalu kamipun berpelukan.

Karya dari : Novitasari15_

Antologi SastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang