Mpit - Untuk Riza

29 6 0
                                    

Hari ini adalah hari minggu, Raina ingin menghabiskan waktunya di rumah saja. Karena, ia sangat malas untuk berpergian di hari minggu ini, lebih baik ia habiskan waktu liburnya dengan tidur sepanjang hari di rumah.

Raina turun dari atas kasurnya,kemudian langkah kaki nya berjalan menuju kamar mandi yang berada di kamarnya. Hingga pintu kamar mandi pun tertutup rapat dan hanya terdengar suara gemercing air dari dalam kamar mandi.

Tak butuh waktu lama, Raina keluar dari dalam kamar mandi dengan wajah yang sedikit segar. Raina duduk di tepi kasur sambil melamun.

Hingga suara dering yang berasal dari ponselnya pun menyadarkan Raina, Raina meraih ponselnya kemudian ia membaca sebuah pesan yang masuk ke ponselnya. Mata raina membulat sempurna.

Segera Raina berlari keluar menuju lantai bawah.

" Mau kemana, Nak, sarapan dulu sini," kata seorang wanita paruh baya.

Raina menghampiri wanita tersebut yang tak lain adalah bundanya.

"Raina harus pergi bunda." Raina menyalimi bundanya kemudian ia segera pergi.

Sesampainya Raina di tempat tujuan, ia segera memasuki rumah milik temannya itu. Karena sudah terbiasa main kesini, jadi raina langsung berlari menuju lantai dua tempat dimana kamar temannya berada.

"Riza!" pekik raina kala melihat temannya itu jatuh ke lantai.

Raina segera menghampiri riza yang tengah menjerit-jerit kesakitan.

"Tolong aku, Rain," lirih Riza dengan mata yang berkaca-kaca.

Raina mencoba membantu Riza untuk bangkit berdiri dan membawa laki-laki tersebut ke atas kasur, raina mengelap keringat didahi temannya itu.

Tubuh Riza sangat dingin namun dia berkeringat dan wajah nya sangat pucat.

Raina tahu apa yang terjadi dengan temannya tersebut.

Riza mengalami sakau akibat dia kehabisan obat, seperti narkoba. Riza mengosumsi narkoba sudah satu tahun lamanya, sekarang dia tengah mengalami sakit luar biasa di seluruh tubuhnya karena dia memaksakan diri untuk berhenti mengosumsi benda haram tersebut.

"Tolong aku, Rain, aku gak kuat," lirih Riza sambil menahan rasa sakit serta rasa dingin diseluruh tubuhnya, ingin saat ini juga Riza memotong bagian tubuhnya yang terasa sangat sakit akibat tidak mengosumsi benda haram itu.

Raina hanya bisa menangis melihat keadaan temannya itu, Raina tidak tahu harus berbuat apa.

"Za, jalan satu-satunya kamu harus rehabilitasi agar kamu bisa terlepas dari obat itu," kata Raina

Riza menggeleng kuat-kuat, ia tak ingin direhabilitasi jika Raina tak ada disampingnya.

"Aku gak mau direhab, Rain."

Raina menghembuskan nafasnya.

"Hanya itu jalan satu-satunya untuk membantu kamu terlepas dari obat itu, Za. Kamu bisa mati jika kamu memaksakan diri untuk berhenti dari obat itu tanpa bantuan orang lain," kata Raina berusaha agar Riza mau untuk direhabilitasi.

Riza terdiam sebentar hingga akhirnya ia mengangguk.

"Aku mau direhab, Rain, bantu aku untuk jalan keluar," lirih riza berusaha menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya.

Raina bernafas dengan lega, akhirnya Riza mau mendengarkan perkataannya. Raina segera memapah Riza untuk membantunya keluar dari kamar.

Raina menatap sebuah mobil yang melaju membawa temannya itu, setelah sekian lamanya Riza menahan rasa sakit akibat obat tersebut, akhirnya ada juga cara untuk membantu riza terlepas dari obat-obatan terlarang itu. Semoga riza lekas sembuh.

Karya dari: user97144778

Antologi SastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang