Satu

177 28 20
                                    

Jam pulang sekolah. Sungjae yang menaiki bus umum berhenti tepat di depan salah satu mall ibu kota.

Sungjae memasuki mall itu menuju lantai atas dimana lantai tersebut didominasi oleh tempat makan.

Sungjae memasuki salah satu tempat makan yang menyajikan aneka macam menu.

"Hei. Sudah pulang sekolahnya ?"

"Hmm. Sudah yah. "Sungjae duduk di salah satu meja yang kosong.

Jungkook. Sang ayah membawakan satu gelas minuman segar yang diletakkan di depan sang anak. Jungkook memerintahkan salah satu pegawainya untuk membawakan makan siang untuk putranya.

Sungjae meminum minuman itu dan melihat sekitarnya yang cukup ramai oleh pengunjung restoran. Usaha rumah makan yang dijalankan oleh Jungkook berjalan cukup baik.

Dari penghasilannya saat ini. Jungkook sudah mampu membeli sebuah rumah yang cukup baik untuk ditempati oleh keluarga kecilnya.

Juga sebuah mobil yang dibeli guna menunjang usahanya.

Dan yang terpenting, Jungkook ingin menebus segala kesalahannya dimasa lalu. Jungkook mensekolahkan Sungjae di sekolah yang terbaik di kotanya. Segala kebutuhan Sungjae akan dipenuhi oleh Jungkook.

Secara diam-diam, Jungkook sudah menabung guna digunakan jika ada hal diluar dugaan yang mungkin terjadi pada keluarganya.

Ditatapnya Sungjae yang masih terlihat canggung disaat bersama dengannya. Jungkook hanya senyum maklum. Bagaimanapun, bertahun lamanya ia terpisah dengan Jiyeon dan Sungjae. Hanya baru dua tahun saja mereka bersama. Mungkin. Masih membutuhkan waktu bagi Sungjae untuk dapat benar-benar terbuka dan dekat dengan Jungkook.

Jungkook akan sabar untuk hal itu. Tak masalah baginya menunggu lebih lama untuk dapat diterima sepenuhnya oleh sang anak.

"Bagaimana ujiannya Jae? Kau bisa menyelesaikan semua soalnya kan ? "Jungkook membuka percakapan guna mencairkan suasana canggung diantara keduanya.

Sebenarnya, Sungjae sendiri sedikit terpaksa untuk datang ke restoran ayahnya. Atas perintah sang bunda yang memaksa agar Sungjae sering mengunjungi Jungkook untuk mendekatkan keduanya. Sungjae hanya menurut saja meskipun ia sendiri bingung harus berbuat apa.

Dulu. Ia sangat menginginkan sosok ayah seperti teman-temannya. Bercengkrama dan bercanda dengan sosok lelaki yang menjadi pelindung keluarganya.

Namun, disaat sosok lelaki yang diidamkannya itu hadir dalam hidupnya. Sungjae justru bingung harus bagaimana. Ia sangat canggung dengan sosok lelaki yang senyum menatap dirinya didepannya saat ini.

"Baik yah. Ujiannya lancar kok. "Sungjae terlihat berusaha untuk tidak terlalu canggung didepan ayahnya.

"Liburan nanti, kau ingin kemana ? Kita liburan ? "Jungkook.

"Sebenarnya. Paman Sungyoon mengajakku ke Yogyakarta Yah. Liburan di kampung halamannya. David ingin aku ikut bersamanya. "Sungjae.

Sungjae dan David memang cukup dekat saat ini. Keduanya yang merupakan anak tunggal menjadikan keduanya akrab layaknya adik kakak. Hubungan kedua orang tuanya pun sudah lebih baik mengingat sejarah kelam yang terjadi dimasa lalu.

"Yogyakarta ? "Jungkook menautkan alisnya.

"Iya. Yogya. Kenapa? Enggak boleh ? "Sungjae menatap ayahnya menunggu respon.

Jungkook senyum. "Bukan begitu nak. Yogyakarta, mengingatkan ayah pada masa lalu bersama bundamu. "

"Oh. Bunda sudah cerita itu semuanya saat tinggal di brooklyn. "

CLOWIAHE 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang