Enam

138 14 7
                                    

Hari sudah semakin malam, Eunwoo yang dalam keadaan mulai ngantuk sedang mengemudi sudah menghabiskan tiga botol kopi instan. Jiyeon yang duduk disampingnya membuka botol ke empat.

"Kagak minum gue ngantuk, minum mulu gua tar beser Ji. Ah elah."

"Gantian lah sama gue ntaran. Gue juga masih bisa kali nyetir mobil mah. "Jiyeon.

"Inget anak elu bangke. Gue aja yang nyetir. "Eunwoo.

Mobil yang mereka naiki melaju dengan kecepatan diatas rata-rata pada jalan tol yang sedikit sepi.

Eunwoo dapat mengendarai mobilnya dengan tetap harus terus fokus agar tak terjadi hal yang tak diinginkan dengan kondisinya yang sekarang.

"Depan ada rest area, berenti dulu disono. Gue pen pipis. "Eunwoo.

"Gimana elu lah. "Jiyeon mengecek ponselnya lagi dan kini Jiyeon melacak ponselnya Sungjae yang ada pada salah satu daerah di kota jogja. Ponsel itu menunjukkan titik merah yang bergerak cukup cepat.

Kekhawatiran Jiyeon semakin menjadi, dia khawatir akan keselamatan anak sulungnya dan juga ia khawatir akan Jungkook. Jiyeon berpikir jika Jungkook mungkin sekarang sedang dalam kondisi amarah dan kekhawatiran yang berlebih sehingga bisa berbuat nekat.

Mengingat selama dua tahun ini Jungkook yang tak lelah untuk mengambil hati anaknya yang masih canggung kepadanya. Dengan kondisi sang anak yang sedang dalam zona merah, sudah dapat Jiyeon tebak Jungkook akan sangat marah. Dan bisa saja hilang kendali.

Mobil yang dikendarai Eunwoo berhenti di area parkiran rest area jalan tol.

Jiyeon membuka tasnya dan ia mengeluarkan dompetnya.

"Lo mau ambil duit ? "Eunwoo.

"Yoyoy. Laki gue ambil blackcard so pasti bakalan dipake. Gue ! Ambil atm sama buku tabungannya dia yang bejibun itu Woo. Dia aja ingkar janji pake lagi itu barang laknat. Gue gak mau kalah !"

"Anjay !"

Jiyeon yang mengambil kartu atm dari tabungan yang menyimpan kekayaan Jungkook dari peninggalan orang tuanya itu keluar mobil dan menuju mesin atm untuk mengambil sejumlah uang.

Eunwoo pergi ke toilet untuk menyelesaikan urusannya.

Tak lama mereka kembali ke dalam mobil.

"Lets go ! Jeon Sungjae. Gue datang ! Lo pada nyari mati nyerang anak gue. Njeng ! Nyi Roro datang mamen !! "Jiyeon.

.....

Pada satu jalur jalan tol lainnya. Jungkook yang sudah mengisi bahan bakar mobilnya hingga penuh itu kini mengendarai mobilnya hingga hampir mencapai titik maksimal mobil sportnya.

Dapat dilihat amarah yang besar dari raut wajah Jungkook yang sangat serius. Urat wajah leher hingga tangannya yang mencengkram stir mobil.

Layar ponselnya menunjukkan titik merah yang bergerak menjauhi satu tempat. Jungkook menebak bahwa Sungjae sudah meninggalkan tempat berlindungnya dan kini sedang berlari ntah kemana.

Jungkook menginjak pedal gas mobilnya hingga mobil itu kini melesat dengan kecepatan maksimal mobil sport. Jalanan yang sepi pada malam hari itu membuat Jungkook lebih leluasa tanpa harus menghindari mobil lainnya.

.....

Pada salah satu kamar hotel di lantai tiga. Sungjae sedang memikirkan bagaimana caranya untuk keluar dari kamar itu. Teriakan dari luar kamar itu masih terus menggema bahkan terdengar kegaduhan tamu lainnya yang mengeluhkan kebisingan yang disebabkan oleh dua orang yang sedang memburu Sungjae.

CLOWIAHE 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang