Lima

90 16 14
                                    

Jungkook yang mendapatkan kabar dari sang anak menjadikan dirinya begitu gusar. Di dalam kamarnya, Jungkook sedang memasukkan beberapa barang pada ranselnya.

Jiyeon hanya melihatnya dan merasa khawatir akan hal itu. Pikirannya dipenuhi oleh kejadian kejadian dimasa lalu yang Jiyeon pikir Jungkook kini ada dalam mode gaharnya lagi. Tersirat jelas dari urat lehernya yang menegang.

Jiyeon mengirimi pesan pada seseorang untuk segera datang ke rumahnya.

"Bunda disini. Ayah gak akan lama. "Jungkook keluar kamar membawa ranselnya.

Jiyeon mengikuti dari belakang.

"Ini sudah malam yah. Gak bisa kalo-

"Anak ayah dalam bahaya ! Ayah harus kesana bawa anak ayah pulang. "

Choi Sungyoon. Kalo anak gue kenapa-napa. Lo gak akan gue lepasin gitu aja. Sorry Krys. - Jungkook.

Jungkook keluar rumah dan pergi dengan terburu-buru tanpa pamitan pada istrinya yang jelas ada didekatnya saat ini.

"Gue jadi makin khawatir. "Jiyeon mengunci pintu rumahnya dan menghubungi Sungjae yang ada di kota Jogja.

Sambungan telepon itu tak ada respon dari Sungjae. Jiyeon masih tak paham apa yang diucapkan oleh suaminya.

Sungjae menjadi saksi pembunuhan ? Dikejar oleh pembunuh ?
Bagaimana bisa ?

Jiyeon mondar mandir didepan pintu rumahnya dan tak lama bel rumah berbunyi. Jiyeon membuka pintu itu dan

"Maksud lo Jungkook bangkit lagi apaan ?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maksud lo Jungkook bangkit lagi apaan ?"

"Lo masuk dulu ! "Jiyeon menarik Eunwoo masuk ke dalam rumah.

Cha Eunwoo. Saat ini sudah menjabat sebagai kepala sekolah pada salah satu sekolah menengah atas ibu kota.

Eunwoo saat ini juga sudah berkeluarga dan memiliki dua orang putra yang duduk di bangku sekolah dasar.

"Malem malem gini lo nyuruh gue dimari. Untung gue lagi kagak ngajak istri gue lembur Ji. Bangke. "

"Lembur mulu lu kampret. "

"Sok lah. Napa ini ada apaan ? "Eunwoo.

"Woo. Tadi Si Sungjae nelpon bapaknya kalo dia sekarang lagi dikejar pembunuh karena dia jadi saksi pembunuhan gitu kagak ngerti gue anjir. "Jiyeon terlihat khawatir tersirat pada raut wajahnya.

"Lah anjir ! Bukannya nu anak lagi liburan sama si Sungyoon ? Kok bisa dikejar pembunuh ?!"

"Gue kagak ngerti juga bajul ! Barusan laki gue pergi buat nyusulin anaknya. Kita susul kesana juga ya. Cus lah sama gue woo. "

"Anak bini gue gimana anjir ? "

"Anak bini lo aman lah Woo. Lo sama gue susul sana. "

"Malem malem gini lu mau pake apaan si kesana ? Ngedadak pula. "

"Mobil lah !"

"Mobil gue lagi bengkel. Sekolah ae gue pake sepeda. Mau sepedaan lu kesana? Nyampe sana lo patah tu kaki. "Eunwoo.

"Gue.." Perhatian Jiyeon teralihkan pada satu lemari dikamarnya yang sedikit terbuka.

"Lo sini Woo. "

Jiyeon masuk kamar yang diikuti oleh Eunwoo.

Jiyeon membuka pintu lemari itu. Satu pintu lemari yang jarang dibuka kini dalam keadaan terbuka. Jiyeon mengambil satu buah kotak penyimpanan dan duduk disisi ranjang.

"Kotak ini dibuka Woo. Jungkook pasti-"
Jiyeon membulatkan matanya mendapati  isi kotak penyimpanan itu dalam keadaan kosong.

"Kotak apaan itu? "

"Woo. Ini kotaknya kekayaan laki gue. Disini blackcard sama kunci mobil sport yang waktu itu ada disini. Sekarang ilang. Berarti-"

"Laki lo pake lagi itu mobil laknat buat bawa anaknya. "Eunwoo.

"Jungkook udah janji enggak akan pake lagi apa yang dia punya Woo. Dia udah janji sama gue bakalan mulai dari awal. "

Jiyeon teringat dimasa saat Jungkook melamarnya pada malam itu.

Jungkook mengatakan akan meninggalkan semuanya yang dia miliki. Blackcard. Mobil mewah yang membuatnya hilang kendali dimasa lalu. Semuanya Jungkook tinggalkan. Hanya mengambil sedikit saja yang digunakan oleh Jungkook sebagai modal hidup.

Semuanya yang dia miliki itu disimpan tak akan ia sentuh. Namun, kini Jungkook mengingkari janjinya. Kunci mobil itu hilang. Mobil yang Jungkook gunakan lima belas tahun lalu untuk memburu gurunya, Yang Yoseob. Kembali digunakan oleh Jungkook.

"Gue harus susul Jeon Jungkook. "Jiyeon sudah membulatkan tekadnya.

"Lo jangan gila. Inget kandungan lo Ji. Lo-"

"Gue gak mau dia membunuh lagi Woo. Gue harus disana buat menghentikan dia. Lo ikut gue. "

"Anjir. Sekarang banget ?"

"Iyalah !"

....

Setelah mengabari istrinya, Eunwoo mengeluarkan mobil yang ada di dalam bagasi samping rumah Jiyeon. Jiyeon memastikan semua sudah aman. Semuanya sudah terkunci.

"Pantesan tadi dia langsung lari kagak pake mobil ini. Sialan ! Dia pake mobil itu lagi. Bang Yoyo. Gue jadi inget elu lagi bang. "Jiyeon.

Jiyeon dan Eunwoo memulai perjalanan menuju jogjakarta untuk menyusul Jungkook.

.....

Jungkook berdiri didepan rumahnya yang sederhana. Rumah yang ia tinggali saat masih duduk dibangku sekolah. Di samping rumahnya itu ada bagasi yang terkunci rapi.

Jungkook merematkan kunci mobil ditangan kanannya. Jungkook membuka pintu pagar rumah yang sudah lama ia tinggalkan. Hanya sesekali saja ia datangi.

Jungkook teringat akan janjinya pada Jiyeon untuk tidak lagi menyentuh mobil bersejarah gelap itu. Jungkook mengingkari janjinya. Ia akan menggunakan kembali mobilnya itu untuk menjemput putra sulungnya.

Jungkook membuka bagasi mobil itu dan menatap mobil yang dipenuhi sejarah penuh darah.

"Tunggu ayah nak. "Jungkook masuk kedalam mobil itu dan menyalakannya.

Dirematnya stir mobil itu. Bayangan masa lalu dimana ia berhadapan dengan Jiyeon yang sama-sama mengendarai mobil kala itu. Pilihan bertabrakan Jungkook dan Jiyeon pilih saat itu membuat Jungkook menyesali akan apa yang ia lakukan saat ini. Sejarah akan kembali terulang.

Ponselnya Jungkook pasang pada dashboard mobil. Layar ponsel menampilkan titik merah yang menandakan dimana Sungjae berada.

Jungkook menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju Jogjakarta.

Malam hari jalanan yang sudah mulai sepi itu menjadikan Jungkook lebih leluasa dalam mengemudi.

CLOWIAHE 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang