Part 2

27 8 2
                                    


Hari minggu yang cerah, namun tidak kunjung membuat gadis bernama Reykana ini bersemangat untuk melihat indahnya mentari yang menyapanya, matanya seakan berat untuk dibuka dan badannyapun sudah sangat nyaman bergelung dalam selimut tebalnya.

Tok. tok. tok

Suara ketukan itu sudah sangat familiar bagi Rey hingga Rey hanya mengerang malas. Hingga wanita paruh baya yang sangat cantik kini sudah memasuki kamarnya dan duduk di tepi ranjangnya melihat tingkah malasnya.

"Syla, palli ireona chagi!" ajak ibunya sambil menarik selimut Rey hingga tubuhnya kini bergerak tak nyaman karna kedinginan.

"Hm eomma chakkamanyo" balasnya sambil menggeliat.

"Achim siksa kajja!, habis itu tolong bantu eomma antarkan kue pesanan tante Feni" perintah ibunya dengan lembut sambil mencoba menyandarkan tubuh putrinya.

"Aaa eomma sirreo!"rengeknya sambil menyandarkan kepalanya di pundak ibunya dengan mata yang masih terpejam dan memeluk ibunya dengan manja.

"Kebiasaan kalo disuruh eomma seperti ini, kalo bukan Syla yang bantuin eomma lalu siapa lagi?" bujuknya pada Rey. "Eomma hari ini mau pergi ke supermarket untuk belanja bahan-bahan kue chagi" sambungnya lagi sambil mengelus kepala Rey dengan sayang.

"Ne..ne..ne eomma,"balas Rey cepat tak ingin mendengar alasan ibunya yang super cantik ini, toh juga apapun alasannya pasti ibunya akan tetap menyuruhnya mengantar kue-kue pesanan tetangganya.

Risa tersenyum senang mendengar persetujuan putrinya.

"Gomawo uri chagi"balas Risa setelah itu mencium pipi putrinya dan berlalu dari kamar Rey.

Rey hanya mengangguk malas dan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya lalu bersiap-siap untuk melaksanakan tugas rutinnya setiap minggu.

***

"Joheun achim uri eomma" sapa Rey pada wanita paruh baya yang kini tengah menyiapkan kue-kue yang akan diantar oleh Rey di meja makan.

"Joheun achim chagiya" balas Risa tersenyum hangat pada putrinya.

"Eomma!, Appa eodiseoyo?" tanya Rey pada ibunya karna tidak melihat kehadiran ayahnya. Biasanya ayahnya selalu bergabung di meja makan untuk sarapan dan selalu menyambut kedatangannya dengan gembira.

"Appa sudah berangkat ke kantor pagi-pagi sekali tadi, katanya ada kepentingan mendadak" balas Risa dengan senyumannya yang tak pernah lepas melihat tingkah putrinya.

Bagaimana tidak, putrinya ini sudah lama menetap di indonesia tapi tak pernah sekalipun terdengar banyak bicara dan menggunakan bahasa indonesia. Bahkan putrinya ini hanya akan berbicara jika perlu saja pikirnya.

"Ah geureoke" balas Rey paham sambil menganggukan kepalanya.

"Nah, sudah siap." ucap Risa sambil tersenyum sumringah melihat hasil karyanya. "Ini nanti diantar ke rumah tante Feni ya!" pinta Risa pada Rey.

Rey hanya mengangguk patuh lalu mengambil paper bag berisi kue tersebut untuk diantar ke rumah tante Feni tetangganya yang satu blok dengan rumahnya namun hanya terhalang beberapa rumah saja. Namun, baru beberapa langkah Rey ditegur oleh ibunya dan langsung berbalik siapa tau ada yang tertinggal.

"Sini!" panggil Risa.

"Wae eomma?" balas Rey dengan kerutan di keningnya.

Tanpa menjawab putrinya, tangan Risa sudah bergerak lincah pada rambut Rey untuk mengepang rambut putrinya. Tidak butuh waktu lama untuk mengepang rambut Rey karna rambutnya sangat mudah diatur dan lembut.

DefiniteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang