Part 9

34 2 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 07:30 tapi Rey masih berada di rumah. Rey rencananya tidak ingin ke sekolah untuk hari ini, toh juga tak ada kegiatan atau pertandingan yang ia ikuti di classmeet sekolah. Jadi ia ingin di rumah saja.

Eomma dan Appanya sudah berangkat kerja pagi sekali tadi jadi menyisakan Rey sendiri di rumah. Rey ingin menghabiskan liburnya di rumah sendiri entah apa yang ingin ia lakukan sendirian di rumah.

Ting

Ting

Ting

"Huftt jinjja jajeungna" Rey menghela nafas kasar.

Itu suara notif yang sudah ke berapa puluh kali dari Rubby. Rubby menanyakannya kenapa nggak masuk sekolah lah, nggak mau nonton Kayhan tanding lah dan masih banyak lagi.

Membuat Rey jengah dengan spam chat dari Rubby. Padahal Rey suda bilang jika ia tidak ke sekolah karena tidak ada kegiatan, tapi tetap saja Rubby memaksanya sekolah dengan alasan kesepian.

Rey memilih mematikan ponselnya karena tidak ingin diganggu dulu untuk hari ini. Karena hari ini healling time untuk Rey.

Masa bodo dengan Rubby yang nanti akan mencak-mencak protes padanya. Tapi Rey butuh refreshing hari ini. Sudah lama sekali rasanya badannya tidak bergerak bebas.

***

"Aisshh sialan si Rey, sama temen aja Hpnya dimatiin. Jahat banget sih" Rubby mengerucutkan bibirnya kesal karena tidak bisa menghubungi Rey. Gadis itu sengaja mematikan ponselnya batin Rubby kesal.

Rubby masih berada di ruang osis karena classmeetnya belum dimulai, dan hari ini giliran anak basket yang berlaga.

"Sttt eh comber! diem bae mulut dimonyongin lagi kek bebek" tiba-tiba Keni menarik pelan rambut Rubby dan langsung duduk di hadapan Rubby membuat gadis itu makin jengkel. "Muka lo udah jelek tambah jelek kalo monyong" tambah Keni tertawa puas.

"Sinting lo! najiss gue liat muka lo, pergi sonoh!!" Rubby mengibaskan tangannya tak sabaran pada Keni. "Liat muka lo makin badmood gue" sambung Rubby sinis.

"Yaelah sadis banget sih mbak. Gini-gini juga calon masa depan lo"

"What the Fu*k? ngayal lo ketinggian!" tawa Rubby pecah mendengar kata-kata Keni. "Masa iya princess bersanding sama tong sampah lumutan kek lo" decak Rubby.

Rubby berdiri dari tempat duduknya dan ingin pergi meninggalkan manusia gila di hadapannya ini.

Tapi sebelum itu Keni lebih dulu menarik lengan Rubby membuat langkah Rubby terhenti.

Rubby menatap heran lengannya yang ditahan oleh Keni. Keni juga berdiri dan semakin mendekati Rubby dengan wajah yang sangat serius.

"Lo beneran jijik sama gue?" tanya Keni.

Rubby bingung dengan perubahan sikap Keni. Rubby bahkan mengira kalau yang dihadapannya ini bukanlah Keni si manusia gila. Keni bertanya padanya dengan muka yang sangat serius dan suaranyapun sangat berat membuat Rubby merinding.

"Apaan sih lo" sentak Rubby sambil tertawa canggung. Tapi Keni tetap menahan lengannya. "Lo yang kenapa!!" balas Keni menggeram dan semakin dekat dengan Rubby.

Rubby sampai menahan nafas karna Keni terlalu dekat dengannya. Rubby ingin mendorong Keni menjauh tapi tubuhnya kaku saat melihat tatapan menusuk Keni. Rubby hanya diam menatap Keni.

"Sekarang mungkin lo jijik sama gue dan benci sama gue. Tapi liat aja nanti lo bakalan jadi milik gue!" ucap Keni menyeringai.

Keni melepas lengan Rubby. Itu membuat Rubby tersadar dan spontan mendorong Keni menjauh. Rubby takut kalau ada yang melihat mereka sedekat tadi, yang ada dirinya jadi bahan gosipan di sekolah.

"Kenapa? lo takut?" tanya Keni

Rubby hanya diam bingung harus merespon apa pada kata-kata Keni.

Keni mendekati Rubby lagi dan berbicara tepat di depan wajah Rubby membuat Rubby ingin membunuh Keni.

"Tapi BOHONG hahaha" teriak Keni di depan wajah Rubby.

Keni mengacak rambut Rubby lalu berlari keluar dari ruang osis menyisakan Rubby yang sudah merah padam karena marah dan kesal.

"KENIIIIIIIIII awas lo ya kutu sampah!!!!!!!" Rubby berteriak sekencang mungkin melampiaskan kekesalannya pada Keni,sampai siswa-siswi yang lewat di ruang osis menghampiri Rubby.

Rubby keluar dari ruang osis dengan amarah yang sangat besar. Namun, didepan pintu ruang osis dirinya tak sengaja menabrak Kayhan.

"Kayhan, aduh sorry ya gue gak sengaja"

"Gak papa kok" Kayhan membantu gadis itu berdiri. "Lo kok buru-buru banget sih? mau kemana?"tanya Kayhan.

"Eng?? gak kemana-mana kok Han" bohong Rubby. "Btw lo tumben lewat sini, mau kemana? lo gak latihan?" tanya Rubby beruntun.

"Lo nanya apa wawancara sih?" kekeh Kayhan.

Rubby ikut tertawa geli mendengar jawaban Kayhan. "Dua-duanya" jawab Rubby.

"Hmm daritadi gue gak liat Rey, lo tau Rey dimana?" tanya Kayhan pelan.

"Itu dia.. Rey kekeuh gak mau ke sekolah hari ini. Gue udah paksa tapi hpnya malah dimatiin. Sialan emang tuh anak" Rubby bercerita dengan dongkol.

"Eh... btw kok tumben lo nyariin Rey, ada apa emang?" tambah Rubby heran.

"Em gak papa sih"

"Jangan bilang lo...?? lo selalu nguntitin Rey ya?"

Kayhan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan menggelengkan kepalanya. "Enggak lah" elak Kayhan.

"Kok lo bisa tau nama Rey? sedangkan selama ini gue liat lo cuek banget sama cewek. Apalagi Rey yang seakan menutup diri dari lingkungan sekolah." Rubby mengetuk jarinya di dagu dan menatap Kayhan dengan curiga.

"Itu..."

Bukk

"Minggir!!"

Kalimat Kahyan terpotong karna Arka tiba-tiba lewat di tengah-tengah mereka dan sengaja menabrak bahu Kayhan.

Rubby yang melihatnya hanya mendengus malas. Kayhan juga tidak ambil pusing atas sikap semena-mena Arka. Karena Kayhan juga tahu bahwa Arka adalah anak dari pemilik sekolah ini.

"Ishhh udah songong, gapunya mata lagi" dengus Rubby.

"Yaudah sih biarin aja. Lo tau sendiri kan dia kek gimana" Kayhan menenangkan Rubby lalu mengajak Rubby kembali berjalan.

Rubby memandang Kayhan takjub tapi seketika berubah dengan cengiran lebarnya.

"Uuuu lo ngalihin topik ya?" godanya lalu berjalan mengikuti Kayhan yang memutar bola mata malas dan meninggalkannya.

Rubby berjalan beriringan sambil terus mencolek lengan Kayhan untuk menggoda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DefiniteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang