Part 4

23 6 2
                                    

Sore yang menyejukkan batin Rey. Rey tengah telentang diatas kasurnya sambil menatap langit-langit kamarnya.

Ting

Rey menoleh pada benda pipih yang terletak diatas nakasnya menandakan ada notifikasi.

Rey meraih ponselnya lalu membuka aplikasi Line, dan melihat notifikasi yang baru saja datang.

Rubbysha
Rey...
Gue mau main ke rumah lo ya!

Rey menatap heran pesan yang dikirim Rubby, biasanya sahabatnya itu tak pernah izin jika ingin ke rumahnya batin Rey.

Tanpa banyak berpikir Rey hanya membalas dengan emoticon jempol pada Rubby.

Tak berselang beberapa lama ada yang mengetuk pintu kamarnya. Rey menunggu suara seseorang dibalik pintu itu, namun tidak ada suara, hanya ketukan yang semakin keras tanda tak sabaran dari orang dibalik pintu itu.

Akhirnya Rey terpaksa membukakan pintu kamarnya untuk orang tersebut.

"Rey...!!!" belum saja pintu terbuka sepenuhnya namun suara cempreng dan khas itu langsung menyerbu indra pendengaran Rey.

Siapa lagi kalau bukan Rubby. Rey langsung mundur beberapa langkah saking eratnya sahabatnya ini memeluknya hingga Rey agak terdorong karena tubrukan Rubby.

"Ya ampun gue kangen banget sama lo Rey" Rubby mendusel-duselkan wajahnya pada lengan Rey.

Rey mengernyit heran atas kelakuan Rubby, Rey terus berusaha melepas tangan Rubby dari lengannya, namun tangan Rubby terlalu erat memeluk lengannya.

"Lo kenapa sih? lo nggak kangen apa sama gue?" tanya Rubby sedikit aneh dengan Rey.

Rey hanya menggeleng terus mencoba mendorong pelan kepala Rubby dari lengannya.

"Kebiasaan lo kalau ditanya responnya cuma geleng sama ngangguk doang, jawab kek sekali-kali" Rubby melepas pelukannya.

Rey menghela nafas lega lalu melirik tajam Rubby, namun Rubby malah cengengesan melihat tatapan Rey yang seolah-olah ingin membunuhnya.

"To the point!" ucap Rey setelah itu menghempaskan tubuhnya di ranjang empuknya.

"Gue laper, haus."

"So?"

"Gue kan tamu elo, ya suguhin kek makanan atau minum" Rubby memutar bola mata malas atas ketidak pekaan sahabatnya.

"Get out!"

Rubby melongo seketika oleh dua kata yang diucapkan oleh sahabatnya itu.

"Maksud lo? lo ngusir gue?" tanya Rubby dengan tatapan shocknya.

"That's right" jawab Rey santai sambil membenarkan posisi tidurnya.

Melihat itu Rubby semakin melongo. Lalu Rubby mendengus sebal pada Rey dan berlalu dari kamar Rey.

Rubby tahu Rey hanya bercanda mengatakan itu. Rubby sudah sangat paham pada sahabatnya itu.

Rey menuju dapur rumah Rey yang berada beberapa meter dari kamar Rey.

"Hai tante" sapa Rubby ramah saat mendapati Ibu Rey tengah menyiapkan camilan dan minuman.

"Hai Rubby, lho kenapa keluar? Rey-nya tidur?" tanya Risa.

"Enggak kok tante, Rey ada di kamar nggak tidur"

"Terus kenapa kok keluar? mau minum?" tanyanya lagi.

DefiniteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang