Last Christmas - @Kinudang_B

71 10 0
                                    

Judul lagu: Last Christmas - Twenty One Two


*


           

Rasa tajam kaefina segera menyerbu kerongkongan dan membuat matanya melek di hari yang dingin itu.

Salju sudah menumpuk di mana-mana, dan malam ini, hujan salju telah berhenti. Dua hari kemudian, perayaan natal. Laki-laki yang menggenggam segelas kopi hangat itu memutuskan berbelok dan duduk di salah satu kursi panjang yang sepi. Dia berada di tengah jalan, bagian yang seharusnya menjadi taman dan tempat duduk itu kini dipenuhi salju serta pohon-pohon cemara yang sudah dililiti lampu kelap-kelip dan tulisan "Selamat Natal".

Ia meletakkan kopinya di depan dada. Sementara itu, ia bersandar dan menemukan ada sepasang kekasih di kursi panjang bagian belakang—saling memunggungi. Sambil merasakan hangatnya kopi yang tersalurkan dari dada serta rasanya yang masih menguar di lidah, Jonathan terasa terlempar ke tiga tahun yang lalu saat pesta natal yang diadakan sehari setelah misa.

Hari itu adalah hari di mana Jonathan tak menyangka bahwa dua natal berikutnya akan dipenuhi dengan cinta dan berbagai kemelut permasalahannya.

Saat itu ia memang sedang dalam masa pendekatan dengan seorang gadis dari kampusnya. Sebut saja namanya A. Ketika mereka asik bertukar kado dan memakan kudapan, Jonathan menemui A yang sedang duduk di undakan beranda, diapit dua tiang kayu yang menyangga atap rumah gaya viktoria itu.

"Me Time?"

A tersenyum. "Anggap saja begitu, duduklah."

"Tidak mengganggu?"

"Tentu saja tidak." A menggeleng.

Jonathan menyesap kopi miliknya malam itu, pilihan yang salah karena jantungnya malah semakin berdebar, ia meletakkan tas kertasnya diam-diam di belakang punggung.

Malam yang dingin tiga tahun lalu justru terasa hangat bagi Jonathan karena obrolannya dengan A lancar, hingga tepat di saat Jonathan mengungkapkan perasaannya pada A. A tersenyum—hampir menangis—setelah mendengarnya, ia segera meletakkan kertas kopi, menggamit tangan Jonathan mendekat menuju pintu utama rumah dan menciumnya tepat di bawah rangkaian daun mistletoe.

"Aku juga mencintaimu," ujar A.

Saat mereka kembali berciuman, tepat saat pintu dibuka dan membuat hubungan mereka segera diketahui, mereka diarak masuk ke dalam rumah dan melanjutkan pesta.

Jonathan hari ini hanya tertawa pelan dan kembali menyesap kopinya. Natal tiga tahun lalu memang terasa hangat, dan itu adalah pertukaran syal tahun pertama bagi Jonathan dan A—kado khas dari mereka setiap sehari setelah misa.

Namun, cinta datang tanpa buku panduan dan buku garansi—seperti hidup. Dia datang dengan segudang permasalahan, Jonathan mendengar kabar burung bahwa A sudah mulai berani bermain mata dengan lelaki selain dirinya.

"Mungkin, itu temannya, 'kan?"

"Mungkin, itu saudaranya."

Hanya itu-itu saja yang bisa diungkapkan Jonathan pada teman-temannya, dan dia hanya tersenyum jika sedang bersama A meski intensitas pertemuan mereka terus menurun. Namun, sebuah foto menjadi puncak pertukaran syal tahun kedua.

"Itu saudaraku! Kau tidak percaya?"

Jonathan hanya menghela napas dan memandang gundukan salju di undakan beranda, tepat di depan mistletoe.

"Kau tidak berbohong?" tanya Jonathan.

"Tatap mataku." A menggamit lengan Jonathan dan membuatnya berbalik. "Hanya kau, yang bisa membuktikan aku berbohong atau tidak, tatap mataku."

Lima detik keheningan itu segera diputus oleh ciuman Jonathan.

"Baiklah, aku percaya, ini kadomu."

Hari itu, Jonathan tidak tahu bahwa setahun kemudian akan membawa permasalahan yang merupakan titik akhir hubungannya.

Tahun ketiga, saat ia akan menuju beranda, ia menemukan A sedang berciuman dengan lelaki lain di bawah gantungan mistletoe yang menempel di daun pintu yang dibuka oleh Jonathan.

Jonathan hari ini tertawa. Lalu, ia meneguk kopinya hingga setengah gelas karena hampir dingin. Mengingat apa yang terjadi dengannya tiga tahun lalu membuatnya tertawa, ia masih ingat kalau ... dia menangis, melewatkan tahun baru dengan tangisan.

Cinta memang datang tanpa buku panduan, tapi setidaknya ia bisa mencatat bahwa natal selanjutnya, ia akan menyimpan hatinya untum seseorang yang tepat, dan orang itu ....

"Uwah! Maaf, banyak pelanggan tadi makanya sulit juga gantian sif kerjanya." Seorang gadis dengan topi musim dingin duduk di sebelah Jonathan.

"Capek?"

"Banget!" jawab gadis itu, sejenak kemudian dia tersenyum.

"Mau kopi? Tinggal sedikit sih." Jonathan mengangkat gelas.

"Beli sendiri saja, yuk." Gadis itu menyodorkan sebuah tas kertas. "Aku tadi membeli roti bun hangat."

Jonathan menerima roti itu dengan senyuman. Natal tahun ini ia akan menyimpan hatinya, dan apakah gadis ini yang akan membuatnya memberikan hatinya? Apakah gadis ini orang yang tepat?

Salju turun saat mereka berdua beranjak, yang pasti, Jonathan merasakan hangat yang sama di natal sekarang.

Melodi Akhir 2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang