Fakta

83 1 0
                                    

' Aku Tak mengerti dengan Senja !
Mengapa Indahnya Hanya sekilas.
Aku tak Faham dengan Pelangi !
Mengapa hanya Hadir setelah Hujan.'

Author Pov

Anisa tidak mengerti dengan ucapan Azam pada Dira "Makasih Sayang".
Apa Maksudnya ? Apa hubungannya ? Siapa Dira untuk Azam? Lalu, mengapa Azam Disini ?
Begitu banyak pertanyaan yg ingin di lontarkan Pada Azam.
Anisa masih mematung menahan Tangis dan Amarah.
Azam gugup, terlihat raut wajahnya pucat dan khawatir.

"Eh,, Mbak Nisa." Ucap Dira tersenyum, memecah keheningan di antara mereka.

Nisa tersenyum Tipis.

"Kamu Disini Juga? Sama siapa?" Lanjut Dira

"I-iya ! Di ajak Pak Dimas." jawab Anisa Canggung.

"Oh, ya !
Mas Azam, Kenalin Ini Anisa Teman Kak Dimas." Ucap Dira Pada Azam memperkenalkan Anisa

"Nah, Kalo ini Namanya Mas Azam.
Dia Calon Suami Aku, Nis." Lanjut Dira Tersenyum memperkenalkan Azam pada Anisa.

Anisa Terkejut, rasanya seperti di hempaskan  ke jurang yg sangat dalam.
Azam baru tak ada kabar seminggu, dan sekali bertemu saat ini. Anisa malah menelan empedu, Pahiit rasanya.
Azam dan Anisa saling menatap.
Terlihat Raut Wajah Azam begitu Pucat dan gelisah.
Sedang Anisa menatap dengan penuh kecewa.

"Kok, Pada bengong sih ?" Ucap Dira Heran.

"Eng-enggak Kok Dira" Azam membuka suara ragu.
Lalu mengulurkan tangan pada Anisa.

Anisa menyambut tangan itu sekilas dengan senyum yg terlihat dipaksa.

"Permisi" ucap Anisa meninggalkan mereka.

Azam Masih terlihat kaku disana, terlihat jelas raut wajahnya menunjukkan kegelisahan, penyesalan dan hancur. Tapi sebisa mungkin Azam berusaha bersikap biasa agar Nadira tidak curiga.

Anisa Pov

Aku berjalan cepat menuju Dimas, dengan Tangis yg hampir pecah.
Tangis yg sedari tadi ku tahan di hadapan Dira dan Azam.
Aku Makin Kaget Ketika Melihat Eva (kakak Azam) sedang berbincang dengan Dimas dan Dito yg memangku seorang Bayi.
Dugaanku adalah Eva Istri Dari Dito.

Aku tak memikirkan Apapun selain ingin cepat pergi dari tempat ini.
Aku mengambil tas, dan langsung pamit pada mas dito.

"Mas Dito, Nisa Pamit. Maaf gak bisa Lama" Ucapku pada teman Dimas tanpa basa basi lagi.

Sudah pasti membuat mereka heran, apalagi dengan mukaku yg merah dan hampir menangis.

"Kok, Buru-buru Nis ? Mas, belum ngenalin kamu ke istri mas loh ?" Ucap Dito

Aku lihat Eva pun kaget atas kehadiranku.

"Gpp, Sayang.
Kita udah saling kenal kok. Iya kan, Nisa !" Timpal Eva dgn senyum yg di buat-buat.

Aku tersenyum mengangguk, lalu pergi tanpa menghiraukan Dimas yg sedari tadi bingung.

"Yaudah, Dit. Sorry yaa !
Gua Pamit. Selamet sekali lagi" Pamit Dimas dan langsung mengejarku.

***

Aku setengah berlari menuju mobil, disusul Dimas.

"Nis, tunggu ! Elu kenapa" Ucap Dimas menarik lenganku.
Aku berbalik ke arahnya. Sungguh Air mata ini tidak bisa lagi di ajak bersahabat.
Tangisku pecah di hadapan Dimas. Ingin Rasanya Teriak 'AKU HANCUR, DIMAS' tapi mulutku seolah terkunci.

' Brukk
Aku Terjatuh namun dalam keadaan sadar, kaki terasa lemas tak bertulang.

Dimas masih memegang tanganku, dan kali ini memegang pinggangku. Menahan tubuhku agar tidak jatuh ke tanah. Lalu Dia perlahan mendudukanku di tanah bersamanya.

Cinta Terakhir AnisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang