WARNING!! 18+!!!!!
Jennie dan Mino berpelukan. Rasa bahagia meluap di dada mereka. Beberapa menit berlalu. Mereka masih dalam posisi itu, namun debar jantung terdengar memenuhi ruangan yang sunyi senyap itu. Wajah keduanya memerah.
Jennie menarik dirinya dan melepaskan diri dari pelukan Mino perlahan. Dengan wajah memerah ia berdeham. Semua jadi mendadak canggung. Dan udara jadi terasa panas. Jennie mengipas2kan tangannya dan melihat sekeliling.
"AC mu mati oppa?" Ucapnya tak berani menatap wajah Mino.
Mino hanya diam dan menatap Jennie lekat.
Jennie menemukan remote AC d atas meja di depan sofa mereka dan langsung menyalakannya dan menekan hingga suhu terendah.
"Jennie. Aku tidak percaya.." ucap Mino pelan.
Jennie menoleh. Mendapati Mino sedang menatapnya lekat.
"Kau benar2 jadi milikku sekarang." Sambungnya.
Jennie salah tingkah. Ia segera membuka kaleng bir yang di berikan Mino tadi dan menegaknya.
"Jennie.." panggil Mino lagi.
Mau tak mau Jennie menoleh.
"Kau sangat cantik." Ucapnya lalu membelai rambut Jennie.
"Aku sangat suka gummy smile mu." Ucap Mino menatap lekat bibir Jennie.
Jennie tertawa canggung dan menampilkan gummy smilenya.
Mino beralih mentap mata Jennie. "Aku sangat mencintaimu." Bisiknya mendekatkan wajahnya.
Jennie bisa merasakan hembusan nafas Mino dari jarak sedekat itu. Ia hanya bisa mematung.
Tatapan mereka terpaut. Wajah Mino semakin mendekat. Hidung mereka kini bersentuhan. Jennie dapat merasakan sengatan listrik tiba2 di hidungnya. Perutnya terasa tergelitik dan jantungnya terus berdegub tak karuan. Jennie menelan ludahnya. Tatapan Mino menghipnotisnya. Jennie perlahan menutup matanya ketika bibir Mino menyentuh bibir pink Jennie.
Mino menciumnya dengan lembut. Perlahan namun pasti. Mengganti posisi kepalanya dari kiri ke kanan. Jennie terbawa dan mengikuti gerakan Mino secara berlawanan. Mino membimbingnya dengan sangat baik. Ciuman manis mereka mulai naik level menjadi ciuman penuh gairah dan semakin dalam. Mino mendorong pelan Jennie ke belakang hingga terbaring di sofa empuknya. Mereka mengakhirinya ketika keduanya sudah kehabisan nafas.
Mino membelai wajah Jennie dan tersneyum. Begitu pula dengan Jennie.
"Boleh?" Tanyanya minta izin.
Jennie memalingkan wajahnya dan mengangguk pelan dengan wajah memerah.
Mino dengan ragu membuka kancing kerah kemeja Jennie. Tangannya berhenti di kancing nomor 2. Ia mengurungkan niatnya dan mengancingkan kembali baju Jennie seperti semula. Jennie tertegun dan duduk sambil menatap Mino bingung.Mino melemparkan senyum berslaahnya. "Mian. Hal ini terlalu cepat. Maaf aku tak bisa menahan diriku." Ucapnya membelai puncak kepala Jennie.
"Jujur aku cukup kaget karena ini adalah kali pertamaku." Ucap Jennie pelan sambil tertunduk.
"Tidak apa2. Maafkan aku yang sudah gegabah. Seharusnya hubungan kita bisa lebih manis. Bukannya hari pertama langsung.... ah sudahlah." Ucapnya mengacak rambutnya sendiri.
Jennie tersenyum. "Jangan merasa bersalah oppa." Ucap Jennie menggenggam tangan Mino.
Mino menoleh dan menatap Jennie dengan penuh cinta. "Terimakasih ya. Oppa benar2 brengsek."
"Aku sungguh tak apa2 oppa." Ucap Jennie meyakinkan.
"Ani... yang seperti itu bukankah harus dilakukan saat peringatan 100 hari?" Tanya Mino.
Jennie menggedikkan bahunya. "Aku tidak tahu. Memang biasanya oppa seperti apa?" Tanya Jennie
Mino segera menggeleng. "Ini juga kali pertamaku. Sungguh. Aku tak bohong. Ucapnya serius.
Jennie menggernyitkan dahinya dan menatap Mino curiga. "Tidak mungkin.... jauh sekali dari image mu." Ucap Jennie menyangsikan.
Mino tertawa. "Image ya image. Aku sungguh tak pernah melakukannya sebelumnya." Ucapnya sungguh2.
Jennie mengangguk. Benar juga. Selama ini juga Jennie diberi image gadis swag cool badass, padahal hatinya sangat lembut seperti kapas dan rapuh.
Mino segera berdiri dan meregangkan tubuhnya. Kemudian menjulurkan tangannya kepada Jennie. Jennie menyambutnya dan ia ditarik Mino berdiri. Mino menatap Jennie dan meletakkan kedua tanggannya di bahu Jennie.
"Aku antar kau pulang. Jika kau lebih lama disini, aku tak bisa menjamin keselamatanmu" ucap Mino dan membalikkan tubuh Jennie dan mendorongnya ke arah pintu keluar.
Jennie tertawa. "Neee... ne..." ucapnya geli dengan ucapan Mino dan mengikui arahan Mino.
Kini Jennie berada tepat di depan kamarnya. "Selamat malam, jagi." Ucap Jennie dengan imutnya.
Mino tersenyum lebar. "Apakah kita perlu bertukar pin kamar?" Tanya Mino tiba2.
Jennie segera menggeleng. "Bukankah itu terlalu cepat?!" Tanya Jennie dengan mata melotot.
Mino segera menggelengkan kepalanya. "Ani ani... tidak boleh dulu ya." Ucapnya kepada dirinya sendiri.
Jennie tertawa dengan gummy smilenya. "Baiklah oppa. Cepat masuk." Ucap Jennie sambil mengibaskan tangannya.
Ia lalu mengambil satu langkah mendekati Mino dan mencium pipi Mino cepat. "Nite babe." Ucapnya lalu segera masuk ke kamarnya.
Mino mematung dan tertawa kemudian. "Nite too babe." Ucapnya dengan wajah memerah kemudian masuk ke kamarnya.
———— E N D ————
Huaaaa akhirnya selesai juga FF Minnie Couple ini. Bersamaan dengan tamatnya FF ini, kapal MinoxJennie ku karam :') cerita FF ini terinspirasi dari moment2 dan interaksi manis Mino x Jennie yang tersebar di youtube maupun IG. Big thanks to acc Minniecouple utk bahan FFnya. Couple ini manis sekali :" setiap nonton videonya jadi deg2an dan senyum2 sendiri. Sebenarnya masih ada 1 momen yang bisa dijadikan bahan buat FF ini yaitu interaksi mereka saat gayo daejun. Waktu Mino ngasih kamerana buat di coba Jennie. Tapi apalah daya.. kapal keduluan karam per tanggal 1 Januari 2019 :')
Always support Jennie apapun pilihannya. Siapapun cowoknya cocok aja kok sama mbak jen :" terimakasih telah menginspirasi membuat FF ini :') semoga interaksi Mino x Jennie kedepannya akan tetap semanis ini meskipun artinya sudah berbeda :')
-Minnie Shipper 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Duo Solo - Mino x Jennie
FanficMinnie shipper. Terinspirasi dari moment2 dan interaksi Mino x Jennie