PERTEMUAN | 9

78 11 3
                                    

🌸Be Yourself 🌸

°•°

Salahkah jika aku menyukaimu?

°•°

Hari ini cuaca sangat panas. Semua anak kelas XI MIPA 2 berkumpul dilapangan untuk melaksanakan olahraga. Materi olahraga kali ini adalah Basket.

Mereka bermain basket dengan semangat terutama Fauzan, tapi tidak dengan Amanda. Amanda merasakan sesuatu bergerak disela sela kakinya. Peluh keringat membasahi seluruh tubuhnya.

"Panas banget gilaa," ucap Amanda sambil mengelap keringatnya.

"Biasa aja tuh," ucap Fauzan.

"Terserah, lo deh." Amanda memutar bola matanya malas.

Fauzan menyodorkan sebotol minuman di tangannya. "Nih buat, lo"

"Makasih."

"Sama sama."

"Eh iya, jangan lupa hari ini eskul PMR."

"Oke sip."

"Iya"

Dari kejauhan, Mutia memperhatikan mereka yang tengah mengobrol bersama. Sekarang Amanda dan Fauzan memang makin dekat, walau banyak perselisihan di antara mereka.

Mutia memperhatikan mereka dengan seksama tanpa mengalihkan pandangannya. Ia hanya saja takut jika Fauzan menyukai Amanda. Lalu jika benar, bagaimana dengan nasib Syifa?.

Amanda menghentikan aktivitas mengobrolnya dengan Fauzan. Ia melihat kearah Mutia yang sedari tadi memperhatikannya.

Mutia yang menyadari akan hal itu, langsung mengalihkan pandangannya.

"Mampus...ketauan," batinnya.

Amanda langsung menghampiri mutia

"Lagi ngapain mut."

"Eh...eh..., Manda. Lagi duduk aja kok," ucapnya gugup

"Owh. Kantin yuk!"

"Yuk."

"Gue ikut ya!" Ucap Fauzan.

"Yuk."

Mereka berjalan bersama menuju kantin, karena jam pelajaran olahraga telah usai.
Fauzan melihat gerak gerik Mutia yang mencurigakan. Ia mencoba mendekatkan dirinya dan menyamakan langkahnya dengan Mutia.

"Woy, Zahra. Lo kenapa diem aja?" Bisik Fauzan

"Gpp."

"Gausah boong lu."

"Ih apaan si."

"Lo, ngapain liatin gue sama Manda mulu."

"G- gr lu," ucapnya terbata.

Fauzan memberi tawaran kepada Mutia. "Jujur aja deh entar gue kasih baso."

"Gue curiga, lo suka sama Manda," bisiknya pelan namun sangat jelas terdengar di telinga Fauzan.

Fauzan diam sejenak tampak berfikir. Haruskah ia jujur kepada Mutia atas persaannya.

"Gue sama Manda cuman temen kok. Gak lebih dan lagi gue gak ada rasa sama dia," ucapnya berdusta.

"Bagus deh kalo gitu."

Amanda yang sedari tadi berjalan paling depan memberhentikan langkahnya. Ia menoleh kearah belakang dan mendapati kedua temannya tengah berbisik-bisik.

Be Yourself Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang