one

3.1K 288 25
                                    

Yoona berjengit kaget ketika merasakan sebuah lengan kekar memeluk pinggangnya yang ramping. Ia menggeram kecil karena waktu masaknya sedikit terganggu oleh tangan itu.

"Sehun bisakah kau melepaskan tanganmu itu dulu? Aku susah bergerak jika ada tanganmu."

"Kalau aku tidak mau?"

"Eughh... Sehun hentikan!" lenguh Yoona ketika tangan jahil Sehun menyusup masuk ke dalam kemejanya dan mengusap perutnya sensual.

"Atau akan kutusuk matamu dengan pisau ini." Ia melanjutkan sambil mengangkat pisau yang berkilat tajam ke hadapan Sehun.

Dengan sedikit tidak rela Sehun pun akhirnya melepaskan rangkulannya pada pinggang Yoona dan berjalan menuju meja makan, "Bagus. Diam disana duduk yang manis."

.

.

.

.

Makan malam hari ini hanya suasana hening yang menyelimuti kedua manusia berbeda gender ini. Sampai suara sang gadislah yang memulai pembicaraan.

"Kenapa kau tidak pulang?"

Sehun mengangkat kepalanya menatap tajam Yoona, "Aku sudah pulang."

"Ma-maksudku pulang ke keluargamu. Rumahmu bukan disini. Dan ada orang lain yang menunggumu disana. Seharusnya kau tidak bersamaku."

"Yoona!" tegur Sehun dengan suara keras membuat Yoona berjengit.

"Kenapa? Bukankah itu benar? Kenapa kau harus marah?!" balas Yoona juga dengan suara yang dikeraskan. Tapi seketika jantungnya berdegup sangat kencang ketika Sehun membanting pisau makan hingga terpelanting hampir mengenainya.

"JANGAN MENGUNGKIT ITU!!!"

Mata Yoona berkaca-kaca, ia menggigit bibir bawahnya sampai berdarah untuk menahan isakannya. Kepalanya menunduk tidak sanggup menatap kedua mata pria itu.

Jarinya meremas ujung kemeja putih milik Sehun yang tengah ia pakai, "Kau akan membuat dia marah lagi." cicitnya takut.

Sehun mendengus, "Siapa yang perduli!"

"Aku! Aku perduli. Jika kau terus seperti ini mungkin ist—"

Pria itu bangkit berdiri dan berjalan ke arah Yoona, "Yoona apa kau mencintaiku?"

Yoona mendongak menatap Sehun yang kini sedang berjongkok di sampingnya. Tangan besar pria itu menggenggam tangannya yang sedikit gemetar, "Aku bertanya apa kau mencintaiku Yoona? Jawab aku."

Air mata Yoona kini telah tumpah. Ia bangkit menerjang Sehun dengan pelukannya, "Aku sangat mencintaimu Sehun. Aku mencintaimu!"

Sehun tersenyum. Tangannya mengelus rambut Yoona penuh kasih. Dikecupnya juga dahi lebar milik gadis itu.

"Maafkan sikapku tadi. Apa kau terluka?"

Yoona menggeleng dan semakin menenggelamkan diri ke pelukan pria itu. Sehun bangkit berdiri dan menggendong tubuh rapuh Yoona bridal-style menuju ke sebuah kamar.

Mata Yoona tidak pernah lepas dari pahatan wajah Sehun yang tampan. Tangannya mengalung erat di leher kokoh pria tersebut, membuat mata Sehun menatapnya.

"Sehun apa kau juga mencintaiku?"

Langkah Sehun terhenti di depan pintu kamar. Tubuhnya merasa tegang seketika. Suara Yoona kembali terdengar bertanya, "Kau juga mencintaiku kan?"

"Heum!" balasnya singkat seraya membuka pintu kamar. Ia meletakkan tubuh Yoona pada ranjang dan ikut mengambil tempat di samping gadis itu. Tangannya menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya.

Yoona menggeliat di dalam selimut sampai tangan Sehun melingkari pinggangnya yang ramping, "Apa kau akan menceraikan istrimu?" tanyanya menatap mata Sehun yang terpejam.

"Tidak!"

Mata Yoona kembali sayu mendengar jawaban Sehun yang kembali menyakiti hatinya. Ia sudah tidak sanggup menjalani semua ini. Tapi disisi lain hatinya, ia menginginkan pria itu terus bersamanya walaupun dalam status yang tidaklah sah.

.

tbc-

✔「 I Was A Fool 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang