three

1.5K 260 32
                                    

Note: alangkah baiknya jika kalian memberikan vote sebelum baca dan komen setelah membaca :)

.

Yoona mematut dirinya di depan cermin besar yang terletak di sudut kamar. Gaun rumahan sederhana kini melekat pada tubuhnya yang ramping. Jari-jemarinya menyentuh wajah polosnya yang tidak pernah tersentuh make-up sedikitpun.

Kejadian kemarin membuat moodnya pagi ini kacau. Tapi hanya berlangsung sebentar karena mengingat jika semalam Sehun telah menyiapkan acara makan malam yang spesial untuknya. Bukan hanya itu, prianya juga meluangkan waktu untuknya lebih lama dengan menemani ia sampai tertidur.

Yoona menyentuh bibirnya yang berwarna merah alami. Ia berpikir entah sudah berapa kali ia bisa mengecap bibir tegas Sehun. Memikirkan hal itu membuat pipinya menjadi merah merona.

Tapi rona merah tersebut tak bertahan lama ketika mengingat lagi jika Sehun membelikan istrinya sebuah perhiasan. Ia bisa melihat raut wajah tulus pria tersebut ketika menceritakan bahwa ia telah menyiapkan kejutan spesial untuk sang istri. Prianya terlihat sangat bahagia saat itu tanpa menyadari jika tatapan terluka Yoona mengarah padanya.

"Aku bahkan jauh lebih cantik dibandingkan dengan istrinya." bisiknya pelan. Matanya kini teralih pada bingkai foto besar yang terpajang di dinding. Foto yang menampilkan seorang pria tampan dengan setelan jas resminya.

Bibirnya tertarik membentuk senyum melihat foto tersebut, "Sehun hanya milikku." bisiknya sembari menyelipkan anak rambut ke belakang telinganya. Matanya berpendar redup ketika hatinya merasakan keraguan akan ucapannya sendiri.

.

.

.

.

Yoona sedang menonton TV ketika seseorang mengetuk pintu rumahnya dengan keras. Matanya melirik ke arah jam yang menunjukkan pukul satu siang.

"Sehun? Ah, tidak! Dia akan pulang jam dua sedangkan ini baru jam satu. Masih ada satu jam lagi dia pulang." ujar Yoona pada dirinya sendiri.

Ia turun dari sofa dan memakai sandal rumahannya. Suara ketukan kembali terdengar, tapi kali ini lebih brutal terdengar dari kerasnya pintu yang berbunyi. Mungkin orang itu menggedor pintu rumahnya menggunakan batu, ck.

"Tunggu sebentar!"

Saat tangannya memegang gagang pintu entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak. Ia menggigit bibir bawahnya seraya menarik nafas panjang dan mulai membuka pintu.

Baru saja sedikit celah di antara pintu, seseorang telah menerobos masuk dan mendorong tubuhnya hingga jatuh tersungkur di lantai. Ia mengaduh sakit dan mendongak menatap tajam orang tidak sopan tersebut.

Netra matanya sukses membesar melihat orang yang sedang berdiri menjulang di hadapannya.

"Ka-kau? Irene!?" nada ketakutan terdengar sangat jelas dari caranya menyebut nama itu.

Tubuhnya mulai gemetar dari ujung kaki sampai kepalanya pun juga ikut terasa berdengung. Tamu tak sopan yang bisa kita sebut Bae -tidak- Oh Irene mulai berjalan mendekati Yoona yang menyeret tubuhnya ke belakang menghindari gadis itu.

✔「 I Was A Fool 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang