Trauma.

10 6 0
                                    


Ketahuilah,mencoba menahan rasa dan diri ini sangatlah sakit, namun apaboleh buat" rasa itu kembali hadir dan membuatku jatuh berkali kali lagi.
By: fanya aurelia fasya.

Fandi pov.

"Duh,sakit kamprettt.. payah lu!!!
Ujar fino sambil menggapai kaki yang kutendang tadi, seraya mengusap usapnya.

"Salah sendiri.
Ucapku ketus.

"Aelah, ketus amat lu, pms ye?
Ujarnya,sambil terkekeh pelan.

Aku tidak menanggapinya, biarkan saja teman baruku itu tertawa sesuka hatinya.

****

Ketika ku sedang mengamati teman sebangku ku itu, tiba tiba pandanganku terarah pada satu tujuan, yang mungkin bisa membuatku tertarik dengan obyek itu.
Bukan tertarik lagi. Bahkan obyek itu berhasil membuat mataku seakan akan tak ingin lepas dari obyek itu.
Seraya dengan pandanganku itu, jantungku bergedub kencang seakan akan jantung ku sedang melakukan lari maraton.
Yatuhan,omongan macam apa ini. Bagaimana bisa jantung lari maraton??
Agh..... bisa bisa aku gila kalau seperti ini terus.
Sungguh, aku bingung dengan apa yang kurasakan ini?? Apakah ini perasaan kagum?, atau ini perasaan...??? Ah tidak mungkin, toh selama ini aku belum pernah merasakannya, bagaimana bisa kalau tiba tiba aku katakan ini adalah cinta.

tiba tiba...

lagi? Ya tuhan...
Lagi lagi pandangan kami bertubrukan...
rencana macam apa ini?
Yang kupikirkan adalah, mengapa aku seceroboh ini?? Membiarkan mataku memandangin seorang wanita yang jelas tentu bukan mahramku.

Satu......dua....tiga....empat. yah empat detik.

Seolah menyadari bahwa aku memandanginya sejak tadi, wanita itu sigap membuang pandangannya kearah bawah.
aku tidak tau apa yang dia fikirkan.
Tapi ntah kenapa, ada rasa cemas yang tergambar jelas di wajahnya.

Setelah dia menyadari pandangan itu... dia segera mengakhirinya, yah.
aku yang memulai pandangan itu, seharusnya aku pula yang mengakhirnya...
Tapi bagaimana bisa? Justru dia yang mengakhirinya? Apa apaan ini??

****

Tak lama kemudian, akupun segera menyadari yang baru kelakukan barusan.

Aku segera menundukan pandanganku seraya mengusap kasar wajahku.

"Astagfirullah, gua kenapa sih?? Ya tuhan harusnya gua bisa cegah mata gua yang nakal ini...astagfirullah.
Gumamku dalam hati...

Akhirnya kuputuskan untuk mengakhiri pikiran buruk itu dari fikiranku...
Yatuhan....
Aku kembali fokus ke pelajaran karna aku dapat melihat ada seseorang pria  berperawakan tidak muda itu dengan kumis yang sedikit tebal dan kepala yang terlihat boling alias botak meling itu memasuki kelasku.
Sepertinya dia guru yang akan mengajar kami nanti. Sekarang maksudnya... eee gimana ya? Saat ini kali yak? Gatau dah bahasanya kudu kayak mana author bingung hehehe.

******

Fanya pov.

Setelah aku berlari dari jelas cerry tadi, akhirnya aku sampai didepan kelasku.
Kelasku dan cerry cukup jauh memang.
Karna kelas cerry ada di bawah, tepatnya berhadapan langsung dengan lapangan, sedangkan kelasku ada di lantai 3, aku putuskan untuk berlari saat ditangga tadi karna kutahu, bell sudah berbunyi.

Setelah aku memasuki kelas..
Aku berjalan menyusuri pintu, hingga tiba tiba langkahku terhenti.
Mengapa?
Ntahlah aku juga tidak tau pasti, aku hanya merasa ada seseorang yang sedang memperhatikanku dari jauh.

Aku segera bergegas mencari dari mana asal pandangan itu berada.
yah.
Aku menemukannya,
Ternyata dia, yang baru kutau namanya fandi itu yang memperhatikanku.
Reflek aku ikut memandangnya juga.
Pandangan mataku seolah tak ingin ku ajak pergi dari mata itu.
Aku terus memandanginya.
Dalam itungan keempat detik itu, tepat, aku segera membanting pandanganku.
Bukan karna apa?
Jujur aku gugup.
Aku takut rasa itu muncul lagi.
Aku takut aku akan merasakan hal itu lagi.
Aku takut aku harus menahan akibatnya lgi.
Aku takut. Aku benar benar takut.
Aku takut kalau aku harus jatuh cinta sendirian lagi nantinya..

Karna rasa gugup itu hadir lagi, jantung ku kembali berdegup kencang untuk yang kesekian kalinya.
Aku menghiraukannya, aku segera bergegas kembali ketempat duduku, sebelum itu aku sempat melihat dia juga menundukan kepalanya sambil mengusap kasar wajahnya.
Ntah mengapa.
Timbul rasa bersalah dari dalam hatiku.

Aku segera bergegas duduk, karna pak dodi telah memasuki kelasku.
Sebelum fokus ke pelajaran yang segera berlangsung, aku sempat meliriknya dengan menggunakan ekor mataku.
tampan. Ku akui dia memang tampan, selain itu dia terlihat kalem juga sepertinya dia pria baik baik. Tapi sepertinya dia rese.
Seulas senyum terlukis di bibirku dan segera ku buang senyum itu jauh jauh.

*******

Pelajaran pun segera berlangsung.
Murid yang tadinya gaduh pun seraya menjadi diam.
Suasana kelas pun menjadi sepi dan tertib.
Semua fokus ke pelajaran.
...





Hallo!!
Assalamuallaikum semuanya...
Happy reading ya...
Semoga kalian suka ceritanya...
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya buat yang sudah membaca...

Dan terimakasih buat yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca cerita jadulku ini....
Lopyu dah pokoknya... muahhhh 💋💋

Oke segitu aja ya...
Jangan pernah bosan ya baca ceritaku inii..
Terimakasihh...
Wassalamuallaikum ❤

See you next part gaess...
Muahhh...

TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang