"Sampai kapan rasa sakit ini berlalang?
Sampai kapan rasa ini membelagu jiwa.
Ataukah ini sebuah jalan?
Ataukah ini sebuah penyesalan?
Bahagia itu sederhana memang.
Tapi mengapa tak sesederhana yang kubayangkan?
Hidup ini adil memang.
Tapi mengapa tak seadil yang kurasakan.
Curahan hatiku.
By: fanya aurelia f.********
Malam ini langit bersih tampa bintang.Ada sedikit bendungan hitam menandakan sebentar lagi turun hujan.
Angin demi angin berdatangan menemani malam yang sunyi.Menghampiri dan meresap kedalam kulit hingga membelenggu kedalam jiwa.
Kini angin datang tak sendirian.
Ia datang membawa teman yaitu rintikan hujan.Rintik demi rintik tetesan itu mulai mengenai dan membasahi wajah gadis si pemilik empu.
Wajahnya kini tetap mendongak kearah atas, enggan melihat kebawah.
Tatapan matanya kosong dan menyorotkan banyak pertanyaan.Tetap setia melihat kearah langit yang kosong tampa dihiasi oleh indahnya bintang.
Bahkan kehadiran bulan yang dinantinya pun terang terangan menunjukan dirinya. Seolah bulan itu tau betul bahwa gadis ini sedang mengharapkan kehadirannya.Kini rintikan air itu turun bukan hanya setetes demi tetes, melainkan air itu turun dengan derasnya yang distai dengan angin yang masih setia mendampinginya sedari tadi.
Bersamaan dengan tetesan air itu,
Turun juga setetes air bening dari kelopak mata gadis itu.
Ya.
Gadis itu taklain dan takbukan adalah fanya aurelia fasya.Gadis itu sekarang sedang berada diatas roftoof rumahnya.
Tempat itu sengaja dibuat oleh ibunya atas pintaan darinya.
Fanya tergolong orang yang pendiam ketika ia sedang dihadapi oleh masalah.Ibunya mengerti betul bahwa, jikala seperti ini, ia pasti akan membutuhkan waktu sendirian untuk menenangi diri.
Maka dari itu ibunya sengaja membuatkan tempat ini terkhusus untuk fanya.Bulu halus yang terdapat di sekujur tubuh dibagian tangan dan kaki pun ikut berdiri merasakan gebrakan angin dan toresan air yang seolah olah menyuruhnya untuk masuk.
Namun fanya tak peduli, ia tetap setia berada ditempat itu.
Tangisnya kini tertahan dalam diam...
Sesak dibagian dadanya membuatnya semakin terisak...
Kini ia membiarkan tangisnya pecah.
Ia menangis sejadinya jadinya.
Yang ia yakini akan memplongkan perasaannya besok.Dingin.
Itu yang ia rasakan sekarang.
Ia memeluk kedua kakinya.
Saat ini ia hanya menggunakan celana yang panjangnya hanya diatas lutut dan menggunakan kaos tipis berwarna abu abu..
Ia membiarkan rambut hitamnya tergerai.Meskipun ia menangis sejadinya sajadinya...
Namun tubuhnya masih tetap tak menggubris.
Ia tetap setia memeluk kedua kakinya...
Bahkan membiarkan rambutnya menghalangi pandangannya karna basah terguyur tetesan air hujan.Sejenak tempat itu hanya sunyi.
Tak ada suara apapun...
Hanya terdapat suara rentetan hujan, yang masih egois tak ingin berhenti...Pikirannya kembali megingat kejadian tadi..
Bukan sesekali ayahnya menyakiti ibunya..
Melainkan berulang" kali...Dari zaman keluarga itu masih utuh..
Bahkan sampai kakak tertua fanya "tama" menikah, ayahnya tak kunjung berubah.Beberapa kali fanya dan kakak"nya membujuk ibu mereka untuk menceraikan ayahnya, tetapi ibunya masih ingin bertahan...
Fanya bukan keluarga yang kurang mampu..
Ia hidup lebih dari kata berkecukupan..
Keluarga fanya semua dari kalangan orang berada...
Akan tetapi keluarga fanya tidak seindah orang orang berada yang di flm"..."Kenapa tuhan? Kenapa keluarga fanya kayak gini?? Fanya gapernah mengharapkan hidup bergelimangan harta... fanya hanya menginginkan keluarganya rukun,tentram,harmonis seperti keluarga" bahagia diluar sana.. itu aja udah cukup untuk fanya. Apakah salah tuhan? Apakah salah??."
Teriak fanya ditengah derasnya hujan, sambil menangis terisak isak.Fanya terus saja menangis menggebu gebu.. tanggannya kini tidak tinggal diam.
Dia memukul mukul lantai dengan keras..
Sesekali dia teriak.
Dia tidak peduli...
Karna dia yakini, tidak akan ada yang bisa mendengarnya karna sekarang hujan deras sekali..."Arghhhhh!!!!!!!!!!!! Fanya capek, capek!!!
Teriak fanya sekencang kencangnya..Tiba" setapak dua tapak kaki terdengar melangkah kearah fanya.
Namun fanya tetap tidak sadar.Sampai fanya merasa, mengapa sekarang tetesan air hujan itu tidak mengenai tubuh mungilnya lagi..
Sudah berhentikan hujan itu?.Fanya penasaran, akhirnya ia mendongakan kepalanya untuk melihat kearah atas..
Sudah tertengger sebuah payung yang memayunginya, yang dirangkung oleh si empu payung tersebut..Fanya segera melihat, siapa empu pempunya payung tersebut.
Ternyata yang merangkuh payung tersebut adalah astri.
Kakak perempuan / anak ketiga dari ibunya fanya.
Orang yang tadi memandang fanya dengan tatapan benci karna fanya yang menyebabkan ayahnya marah tadi, namun bersamaan pula tatapan kasihan karna melihat betapa hancurnya fanya tadi.Kali ini astri tidak lagi memandang fanya dengan kasihan.
Melainkan dengan tatapan iba, bahkan astri pun ikut menangis melihat keadaan adik bungsunya sekarang ini..Melihat astri yang memegang payung tersebut.
Fanya langsung sigap berdiri.
Astri menatap wajah fanya lekat.
Fanya hanya tertunduk takut.
Astri semakin prustasi melihat adiknya hancur.
Wajah fanya sudah pucat karna kedinginan.
Ditambah pucat karna melihat kedatangan astri disini.Tangan kiri astru tetap setia memegang payung.
Sedangkan tangan kanannya, kini ia gunakan untuk mengangkat wajah fanya yang tertunduk takut.Fanya ragu ragu melihat mata astri.
Astri tersenyum getir."Gapapa kok"
Ujar astri membuka pembicaraan.Fanya hanya bisa tersenyum getir menanggapinya.
Astri langsung menarik tubuh kecil fanya, ia langsung memeluknya erat..
Ia ikut merasakan apa yang fanya rasakan.
Fanya tambah menangis sejadi jadinya..
Astri membiarkannya.Astri melepaskan pelukannya..
Melihat mata fanya yang sudah membengkak akibat menangis dari tadi..
Bahkan seuaranya pun sudah serak nyaris tak terdengar.
Astri ikut menangis..Astri menarik dan memeluk tubuh fanya lagi..
kini mereka berdua menangis..
Sma sama menangis ditengah derasnya hujan..Sesekali astri menepuk nepuk bahu fanya menguatkan...
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR
Fiksi RemajaSepucuk takdir tidak dapat kita petik,layaknya daun yang berada pada pucuk tangkainya. Seandainya takdir dapat diubah maka akulah orang pertama yang akan mengubahnya. Seandainya takdir bisa direncanakan maka akulah orang pertama yang akan merencanak...