keluarga fanya.

12 5 0
                                    

"Menangislah jika memang hatimu bersedih.
Tertawalah jika memang hatimu berbahagia.
Tunjukanlah aslinya.
Bukan topengnya.
Jangan pernah sesekali memasang topeng kebahagian jika memang sedang bersedih.
Sebab.
Disini ada orang yang jauh lebih bersedih melihatmu bersandiwara"
By: fandi al-hafidzh.

Cittttttttttttttttt
Suara injakan rem kaki mobil pak dudung terdengan merdu dan berdecit ditelinga fanya.

Mobil pak dudung (supir pribadi cerry)
berhentu tepat  didepan pagar rumah fanya nan tinggi.

"Disini aja non? Apa gak sekalian masuk gerbangnya?
Ujar pak dudung pada fanya.

"Eh iya pak disini aja, lagian fanya tinggal    turun terus masuk hehehe, lagian inikan udah maghrib, kasihan istri dan anak anak pak dudung pasti sudah nunggu dirumah.
Tutur kata fanya lembut dan sopan.

"Eh iya nong pengertian pisan si enong ma.
Jawab pak dudung sambil cengengesan.

Fanya hanya tersenyum menanggapinya.

"Yaudah fanya turun dulu ya..
Ujar fanya.

"Makasih ya pak dudung udah anterin fanya
Sambung fanya dengan sopan sambil bergegas membuka pintu mobil dan turun dari mobil.

"Iya non sama sama.
Jawab pak dudung seraya tersenyum.

"Non fanya teh udah baik geulis pisan.
Idaman bangetlah pokoknya."
Gumam pak dudung dalam mobil.

Setelah keluar dari mobil, fanya berdiri memantau mobil pak dudung dan memastikan bahwa mobil pak dudung sudah tidak terlihat lagi..
Mobil pak dudung melesat dengan kecepatan sedang, tidak seperti tadi...
Tadi fanya meminta pak dudung menyetir di kecepatan diatas rata rata, karna takut ayahnya akan marah.

Melihat fanya ada didepan gerbang, pak bram (satpam rumah fanya) pun segera bergegas membukakan pintu gerbang untuk nyonya ciliknya itu...

"Mangga neng"
Sapa pak bram pada fanya.

"Matur nuhun pak"
Jawab fanya sopan.

"Sami sami"
Respon pak bram seraya tersenyum.

Mendengar respon pak bram tersebut,
Fanya segera bergegas memasuki pintu gerbang dan segera bergegas ke pintu utama

fanya memegang gagang pintu dan segera mendoronya.

Assallamual.....
Salam fanya terputus.

Plakkkkkk
Serentak tanpa aba aba fanya menjatuhkan tas rensel yang tadi sengaja hanya dipakai sebelah tangan olehnya.

"INI? INI HAH DIDIKAN KAMU? INI YANG KAMU SEBUT ANAK YANG BAIK? KAMU MENDIDIK ANAK ATAU MENDIDIK JALANG HAH?"
ayah fanya mendekati fanya sambil memaki makinya dengan perkataan kasar yang sama sekali enggan untuk didengan olehnya.

"JAM BERAPA SEKARANG? KAMU HIDUP PUNYA ATURAN YA! ORANG TUA KERJA MATI MATIAN MALAH GATAU DIRI!!!! MAU JADI APA KAMU?
Maki ayahnya fanya sambil menjambak rambutnya fanya yang membuat kepala fanya mendongak kebelakang.

"Agh... sa....kitt pah"
ujar fanya merintih kesakitan.
Tampa kompromi cairan bening keluar dari kelopak mata fanya.
Ayahnya fanya memang terkenal dengan orang yang gila hormat.

"SAKIT KAMU BILANG? DASAR PEMBAWA SIAL!!!!!!
ujar ayahnya fanya yang sontak membuat hati fanya tersentil sedih.

Hati fanya bagaikan teriris oleh pisau yang 10× lebih tajam dari pisau yang dipakai untuk mengiris sayuran biasanya.

Setelah puas menjambak rambut fanya, ayahnya langsung melempar fanya begitu saja, sehingga membuat fanya jatuh tersungkur ke lantai..

"Awh...."
Rintih fanya menahan sakit tubuhnya yang tersungkur ke lantai.
Air matanya makin menjadi jadi.
Apalagi setelah ia melihat ibunya duduk lemas tak berdaya, tersorot tanda kesedihan dimatanya yang membuat fanya makin menjadi jadi.

Ayahnya sempat melirik keara fanya sambil berlagak membuang ludahnya kesembarang tempat.
Seolah olah meludahi fanya.

Hancur.
Sedih.
Kecewa.
Rapuh.
Merasa bersalah.
Semua perasaan itu sedang bergeming menjadi satu difikiran fanya.

Ayahnya langsung keluar ntah kemana sembari membanting pintu sekuat tenaganya.
Sontak membuat fanya tergelonjak kaget.

Fanya menangis sejadi jadinya.
Itu tidak berlangsung lama.
Ia segera menghampiri mamahnya yang teruduk lemas dia atas sofa.

Fanya berlari menyampar mamahnya.

Sambil menangis fanya memegang kaki mamahnya.
Hanya mamahnya lah yang slalu mendukung segala kegiatannya selama ini.

"Mah,maaf...in...inn... fanya.. m...ahh"
Ucap fanya sesenggukan sambil memegang kaki mamahnya.

Mamahnya memegang kedua bahu fanya sekarang,mengangkat fanya dari bawah.
Dan mengajak fanya berdiri bersamanya.

Fanya masih tertunduk takut.
Ialah penyebab ayahnya menjadi marah sekarang, alhasil mamahnya juga harus merasakan hal yang seharusnya hanya diterima oleh fanya.

Melihat fanya tertunduk lemas.
Mamahnya langsung memegang dagu fanya.
Mengangkatnya.
Menatapnya lekat.
Melihat putri bungsunyan yang sudah kacau ini baik dari penampilah sampai pikirannya..
Membuat pergerakan hati seorang ibu itu luluh dan ikut rapuh..
langsung dipeluknya putri bungsunya itu.
Diberinya pelukan kehangatan.
Bak seorang ibu dan anaknya.
Lalu melepaskan fanya dari pelukannya.
Menatapnya lekat penuh arti...
Seolah berkata "tidak apa apa".

"Maahh... maaf."
Ujar fanya lemas.

"Gapapa sayang"
Jawab mamah menegarkan.

"Mah.. gargara fanya.. mamah.."
Ucap fanya terpotong.

Mamahnya kembali menarik fanya dalam pelukannya.
Sambil membisikan sesuatu pada telinga putrinya itu..
"Mamah gapapa sayang, kamu jangan sedih lagi ya..".

Fanya menatap matanya lekat.

"Gapapa, sekarang kamu mandi ya..
Bersihin diri kamu... asem baunya.."
Ujar mamah fanya mencoba mencairkan suasana.

Fanya hanya tersenyum getir.
Ia segera bergegas mengambil tasnya yang jatuh tadi..
Lalu segera menaiki anak tangga dan menuju kamar mandi..
sebelum sampai dikamar, fanya bertemu dengan kakak perempuannya yang ketiga.
"astri".
Astri melihat fanya dengan sorotan mata yang sulit untuk diartikan.
Antara marah.
kecewa.
Sedih.
Dan kasian.
Tapi fanya tak menghiraukan.
Melihat tatapan mata asri membuat air matanya kembali keluar deras lagi dari kelopak matanya, ia berfikir apakah benar dia pembawa sia..
Ia segera menghapus air matanya dan segera berlari menuju kamarnya.

Sampai kamar ia menutup pelan pintu kamarmya.
Menguncinya.
Melempar tasnya sembarang asal.
Dan melemparkan diri keatas kasurnya.

Apa yang ia lakukan?
Menangis sejadi jadinya.

*******

Dilain sisi mara (mamahnya fanya)
Melakukan hal yang sama pada fanya.
Ia membayangkan apa yang sekarang sedang difikirkan oleh putrinya itu?.
Ia ingin menemuinya.
Tapi tidak mungkin ia menemuinnya dengan keadaan kacau seperti ini.
Perasaan seorang ibu dan anaknya sunggulah besar.

And.........
Blablablabla...

Hallo assallamuallaikum,
Banyak syekaleh...
Author capek banget...
Author letih...
Author lelah..
Author gk kuat lagi...
Cukup zainab cukup...
Hayati lelah.....
Lebay!!!!!!
Ok happy reading gaes....
Enjoy and happy.
And see you next pary. :v

TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang