Wrong Feel in The Last Day

8K 361 23
                                    

Hinata terbangun pada pagi hari ini dengan pikiran yang rileks karena hari ini tidak ada jadwal syuting, jadi Hinata tidak perlu buru-buru bangun dari ranjang untuk segera ke lokasi. Jadi, Hinata memilih untuk kembali bergelung di dalam selimutnya.

'Suki desu.'

Kalimat yang diucapkan dengan sangat lembut dan tenang itu kembali menghantui pikiran Hinata dan membuat pipinya bersemu.

Semalam, setelah mengucapkan itu, Sasuke bilang dia mendadak merasa pusing dan langsung mengegas mobilnya. Jadi kesimpulannya, sesi latihan semalam benar-benar tidak jadi dilakukan dan berubah menjadi kacau.

Drrrt!!

Ponsel Hinata yang tersimpan dengan aman di atas meja kayu kecil di samping ranjang bergetar menandakan ada panggilan masuk. Dengan malas, Hinata mengulurkan tangan dan mengecek identitas penelepon yang tercetak di atas layar.

Jiraya-sama.

Membaca nama itu, Hinata dengan cepat duduk dengan tegak di ranjang dan mengeser menu ke pilihan 'angkat'.

"Ohayou, Nata-chan!" Sapa Jiraya riang, yang dibalas dengan deheman yang singkat. "Apa yang aku katakan kemarin soal syuting? Aku sangat minta maaf, tapi aku sudah merevisi naskahnya dan kuganti dengan yang baru.

"Kau tahu, kemarin Sakura datang ke tempatku sambil menumpahkan berember-ember air mata dan mengatakan kalau kau sangat amatir dalam hal 'itu' dan bilang kalau dengan adanya adegan itu, kau akan menghancurkan filmnya secara keseluruhan. Jadi kupikir mungkin itu adalah saran yang bagus untuk tidak menggunakan naskah itu."

Mereka tidak jadi menggunakan naskah mesum luar biasa itu? Hinata nyaris bersorak dan melompat-lompat seperti monyet di atas ranjangnya, tapi entah bagaimana ia berhasil mengontrol emosinya dan berucap dengan tenang, "Terima kasih padamu dan Sakura-chan karena mengerti diriku."

"Tapi adegan ciuman di naskah itu tetap akan dilakukan," kata Jiraya dengan pelan, nyaris terdengar seperti meminta maaf.

"Tak apa," sahut Hinata dengan tenang sambil menyibak selimut yang menutupi tubuhnya dan mengayunkan kakinya ke lantai keramik di bawah tempat tidurnya, lalu mencari-cari sandal rumah satinnya yang lembut, tapi Hinata hanya menemukan sebelah dan langsung memutuskan untuk bertelanjang kaki saja ke jendela untuk membuka tirai putih bersih yang dikanji.

Ini sudah pukul delapan pagi, dan karena kamar Hinata dengan tepat mengarah ke matahari, saat membuka tirai, hal pertama yang menyapa Hinata adalah cahaya matahari yang sedikit terlalu silau.

Karena tidak ada tanggapan apa pun selamat nyaris satu menit, Hinata mendengus pelan dan bertanya, "Jadi sekarang bagaimana?"

"Notifikasi yang tiba-tiba ini tidak mengganggumu untuk melaksanakan aktivitas yang penting, kan?"

Ini mengganggu rencanaku untuk bermalas-malasan untuk tidur seharian! Pekik Hinata di dalam hati. "Tak apa."

"Jadi, tidak masalah kan, kalau aku memintamu untuk datang ke lokasi syuting yang kemarin dengan cepat, katakanlah paling lambat tiga puluh menit lagi? Kru dan pemeran lain sudah datang."

Tiga puluh menit untuk ke lokasi syuting yang terletak di Kanagawa? Apa sutradara ini gila?! Salah sendiri mengapa dia harus mengubah naskahnya segala, tapi itu sebenarnya menyenangkan Hinata karena Jiraya yang sudah seperti ayah kedua bagi Hinata melakukan ini demi dirinya. Jadi mengingat alasan itu, Hinata tidak bisa tidak membiarkan hatinya merasa hangat, kemudian dia menyahut dengan ringan, "Aku akan berusaha."

Mendengar itu, dari seberang telepon, wajah Jiraya yang khawatir langsung terang dalam senyuman cerah, "Aku sangat menyayangimu, Nata-chan!"

"Aku juga menyayangimu, Jiraya-sama."

Kiss and Hug's Drama {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang