Okeh, karena hari ini Minggu, Gao ngebut nulisnya, langsung nulis 3 chap, tapi yang dua-nya masih tahap revisi. Tunggu yah.
Oh ya, Gao mau menyampaikan thanks buat readers tercintaaahhh yang masih baca ini story, dan special thanks buat country_ina21 atas komentarnya yang bikin Gao semangat. Gao pikir story-nya Gao itu "Ya udah, asal baca aja." Eh tahunya ada yang perhatiin. Gao seneng banget deh.
Tapi ini juga Gao nggak tahu udah memuaskan atau belum..., tapi jangan cabut yah. Gao kan jadi sedih...
Oke, happy reading deh, readers tercinta, jangan lupa komentarnya yah.
****
"Bagaimana?"
"Yah, seperti itulah."
"Dia sudah mulai menyukaimu atau belum? Pernyataan cintanya sangat penting untuk menentukan langkah kita selanjutnya, yah maksudku langkahku."
"Sudah pernah, tapi aku tidak tahu dia serius atau tidak."
"Dekati dia terus, jangan sampai apa pun yang dia lakukan luput dari pengawasanmu. Aku ingin dia benar-benar mencintaimu."
"Ta--tapi..."
"Lakukan apa pun sampai dia benar-benar jatuh cinta. Aku ingin dia hancur... sampai ke tulang-tulangnya..."
Lalu, terdengar suara tawa yang membahana.
****
Hinata meletakkan ponselnya di atas meja yang menempel dengan ranjang dan melangkah dengan kesal ke jendela dan membuka tirainya dengan satu sentakan.
"Kau bagaimana, sih?" Seru Hinata sambil menatap nyalang Sasuke yang tengah berbaring di atas ranjang bangsal dengan mata tertutup. "Kalau kau terus dalam kegelapan, kau bisa tambah sakit."
"Sakit apanya?" Sahut Sasuke, masih memejamkan matanya, pura-pura tidak peduli. "Aku sangat sehat, kok."
Err, sangat sehat sampai tidak bisa bangun dari tempat tidur!
Yah, setelah melakukan operasi untuk mengeluarkan peluru dari kaki kanan Sasuke, pria itu tidak bisa berdiri dan sudah menginap di rumah sakit selama semalam. Selama itu, hanya Hinata yang datang menjenguknya. Tidak ada kru atau siapa pun yang datang, kecuali Suigetsu, dan dia juga datang hanya saat pagi. Untungnya, syuting akan dilaksanakan satu hari setelah perpisahan terakhir para pemain True Love Rabu minggu ini, jadi Sasuke bisa sedikit lebih santai. Sasuke juga melarang Hinata untuk memberitahu keluarganya yang saat ini tinggal di Alaska. Dia bilang, kalaupun diberitahu, paling cepat mereka akan tiba dua hari lagi. Sudah tentu Sasuke merasa sudah sehat saat mereka datang. Akhirnya, karena Hinata memang tidak melakukan apa-apa lagi pasca syuting, dia terus menempel dengan khawatir di samping Sasuke dan menyuapinya makan dengan sendok.
Hari ini, setelah pulang untuk berganti pakaian, Hinata kembali ke rumah sakit untuk menemani Sasuke. Dia begitu kesal karena Sasuke sendirian dan memilih diam dalam kegelapan. Kata orang, jika seseorang sakit, dia harus banyak mendapatkan cahaya.
Jadi begitu masuk ke kamar Sasuke, dia langsung menarik gorden dan melangkah mendekati Sasuke di ranjang, wajahnya dipenuhi kekesalan, tapi matanya menyiratkan kekhawatiran. Yah, Sasuke sendiri tahu Hinata khawatir padanya. Dia begitu senang sampai ingin bersorak. Jangan-jangan, Hinata juga menyukainya? Ehe, memikirkan itu, Sasuke langsung menyeringai.
"Kenapa kau tersenyum aneh begitu? Jangan berpikiran mesum!" Tegur Hinata sambil mencubit ringan perut Sasuke.
Pria itu menggeliat dan sedikit membelalak karena geli. Dia terkekeh. "Aku 'kan, selalu berpikiran mesum jika dekat-dekat denganmu..." sahut Sasuke sambil mengedipkan sebelah mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss and Hug's Drama {END}
Fiksi Penggemar|FANFICTION STORY| Judul : Kiss And Hug's Drama Genre : Romance, Drama, Slice of Life, Fanfiction Length : 18 chapters + Epilog Aired : December, 2018 Status : Completed •Spoiler• "All words of love, all kisses and hugs, ... are just a drama." -Hin...