Akhirnya

508 19 15
                                    


Setelah semua itu, saya jadi benar-benar hopeless. Saya sempat mencoba 'alternatif' terakhir, tapi tetap tidak bisa karena prodi yang saya ambil itu harus menyertakan surat wiyata bakti sebagai tanda sudah mengajar.

Dan akhirnya saya memilih untuk gapyear. Ah, bukan memilih. Lebih tepatnya, dengan berat hati saya terpaksa gapyear.

Awalnya berat sekali, bahkan sampai sekarangpun masih kerasa sedihnya.
Mm, sebenarnya saya malas sekali membahas ini. Karna ya, saya harus nge'gap' seluruh ambisi saya dengan berat hati.

Banyak sekali dampak yang ditimbulkan dari hal itu. Khususnya untuk mental saya, saya stress dan masih ada beberapa hal yang nggak bisa saya jelasin disini.

Di 2018 saya memutuskan untuk mencoba mencari kerja, sekitar bulan Agustus-September. Mulai dari searching syarat-syarat melamar kerja, SKCK, surat kuning yang awalnya saya tidak tahu apa itu. Sampai surat lamaran kerjapun saya harus browsing contoh dulu.

Ketika menyiapkan itupun orang tua saya nggak mengetahuinya.
Bolak balik ke Polsek, Disnaker, Puskesmas, itu saya lakukan sendiri. Bahkan saya juga mengalami berjalan menyusuri jalan mencari-cari tulisan lowongan kerja, sendirian. Lucu, hal-hal yang saya liat di tv itu benar-benar saya alami.

Singkat cerita, saya menemukan lowongan kerja restoran dari Facebook. Saya tertarik untuk mendaftar, bagiannya barista. Tapi barista disini bukan artian barista yang sebenarnya. Karna jobdesknya sendiri membuat minuman, semua jenis yang ada di resto, bukan hanya kopi.

Saya mencoba melamar pekerjaan di resto tersebut. Tunggu, sebenarnya saya melamar disini dua kali, sebelumnya pernah, tapi karena alasan nggak boleh libur Sabtu Minggu jadi saya mengurungkam niat saya. Sudah sempat interview kok tapi. Kapan itu, saya lupa. Yang pasti pada saat saya masih memperjuangkan 'alternatif' saya itu.

Lalu, sekitar bulan September saya mencoba mendaftar lagi, karna memang lowongannya masih ada. Saya terang-terangan tanya melalui Facebook, kalau saya sudah pernah melamar sebelumnya, dan interview juga. Beruntungnya masih boleh mencoba.

Akhirnya saya apply lamaran pekerjaan, dan nggak lama saya mendapat panggilan (lagi).
Ya intinya, saya diterima kerja disitu.

Setelah berjalan sebulan, rasanya nggak nyaman. Bukan karna partner kerjanya, teman-teman disana baik sekali. Tapi entah kenapa saya nggak nyaman.

Dan pas ketika menerima gaji pertama, saya mengajukan resign. Saat itu saya benar-benar merasa nggak enak, bingung, dll. Apa etika saya ini sudah benar? Kiranya seperti yang ada dipikiran saya.

Maksudnya begini, saya belum pernah punya pengalaman kerja. Jadi saya nggak tahu bagaimana baiknya, seperti apa baiknya.

Setelah dua setengah bulan bekerja disitu, saya keluar.
Hal yang selanjutnya saya lakukan adalah, mencoba membuka online shop. Simpel, tapi alhamdulillah untungnya lumayan buat tabungan saya.

Dan sampai saat ini, kegiatan saya hanya mengurus online shop haha.

Untuk SBMPTN tahun ini, saya akan mencoba lagi, hanya saja, fokus saya tahun ini PTS terjangkau dengan kelas karyawan.

Tapi jujur, ada rasa-rasa takut untuk mengikuti seleksi lagi, yang entah kenapa itu.


Sudah ya, sampai sini saja.
Saya nggak tau apalagi yang harus disampaikan, hehe.
Intinya, semangat menggapai mimpimu.

Dan untukmu yang belum berhasil, anggap saja jalanmu sedikit berbeda dari yang lain. Winner never quit!

Coba saja terus, apa yang kamu suka, apa yang kamu ingin lakukan selama itu positif.

Do'akan ya, tahun ini saya bisa jadi mahasiswi.
Dan semoga kamu mendapatkan universitas impianmu juga prodi yang sesuai passionmu.





Terima kasih sudah membaca.
Terima kasih yang sudah vote.
Keep spirit!

~hansaram

[COMPLETED] Habiskan Jatah GagalmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang