07

47 11 0
                                    

Please vote and comment
Klik bintang = pahala yang memberi
^_^

"Bagaimana keadaanya, dok?" tanya salah seorang wanita didepan ruang UGD tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana keadaanya, dok?" tanya salah seorang wanita didepan ruang UGD tersebut.
"Keadaannya cukup parah, tulang rusuknya ada yang retak dan kepalanya terbentur keras sehingga dia kehilangan banyak darah. Dan saat ini dia masih belum sadar dan harus dirawat disini." kata dokter yang menangani pasien tersebut.

"Baiklah, terimakasih untuk infonya, dokter" kata wanita itu. Dokter itu mengangguk dan meninggalkan kedua wanita tersebut didepan ruang UGD.

Sohye yang mendengar penjelasan dari dokter langsung jatuh terduduk, kakinya lemas dan matanya terasa panas hingga mengeluarkan air mata.
Somi mencoba menenangkan sahabatnya tersebut. Somi juga ikut merasakan kesedihan yang dirasakan sahabatnya itu.

Flashback on

Aaaaarghh...

Mendengar teriakan itu, Sohye langsung mengetahui suara siapa itu. Sohye mencoba mendekati gerombolan itu dan bersembunyi dibalik salah satu mobil yang ada disana untuk memastikan suara itu memang irang yang dikenalnya.

Somi yang melihat tingkah Sohye mengikuti dari belakang. Dan benar saja, suara itu dari orang yang selama ini Sohye rindukan. Ayah Sohye yang sedang dipukuli.

Sohye hampir berdiri untuk menolong ayahnya, tapi Somi sudah menahan tangannya. Somi mengetahui langsung dari raut muka Sohye, kalau yang ada disana itu pasti orang yang sangat dekat dengan Sohye, meskipun tidak tahu lebih tepatnya itu siapanya Sohye.

"Lebih baik kita memanggil petugas keamanan saja, jangan nekat ke sana itu berbahaya. Biar aku yang memanggil, kau disini saja dan rekam setiap kejadian yang terjadi. Sebagai bukti supaya kita bisa melaporkannya ke polisi." bujuk Somi agar Sohye bersabar dan menuruti permintaannya. Sohye mengangguk dan melakukan apa yang diminta.

Somi berlalu pergi dengan hati-hati agar tidak ketahuan dan Sohye sudah mulai merekam semua kejadian yang ada di sana. Sohye tidak bisa merekam wajah orang yang menghajar ayahnya itu, karena wajah mereka semua membelakangi kamera.

"Bagaimana ini, wajah mereka tidak bisa kurekam, kenapa salah satu dari mereka tidak mau berbalik badan." ucap Sohye.

Tidak lama kemudian, sesorang dari belakang mendekati Sohye dan merampas ponselnya. Sohye berbalik badan dan betapa terkejutnya bahwa salah seorang yang tadinya menghajar ayahnya, sekarang sudah ada di belakangnya.

"Anak manis ngapain kamu menonton urusan orang dewasa? Hpmu aku ambil dan bakal kuhapus videonya, ya." orang itu senyum dan mendekatkan wajahnya didepan Sohye. Sohye hanya bisa diam ketakutan, tubuhnya bergetar dan jantungnya berdetak kencang.

"Daripada kamu lihat hal yang seperti ini, lebih baik ikut paman yuk. Kita jalan-jalan di Mall. Akan paman belikan apapun yang kamu mau asalkan kamu tidak membocorkan semua kejadian yang ada di sini." Kata orang itu. Sohye menggelengkan kepalanya dengan cepat, yang dia harapkan saat ini Somi datang dengan petugas keamanan.

Sadness in a Smile [Sohye] (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang