01

208 26 2
                                    

Happy reading :D
Please vote and comment

Happy reading :DPlease vote and comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 06.00 Sohye sudah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah barunya. Dia takut akan terlambat ke sekolah, makanya dia sudah bangun pagi-pagi sekali.

"Sohye...ayo sarapan dulu, sudah kusiapkan makanan kesukaanmu."

"Iya okaasan (ibu), aku akan turun."

Sohye memakan sarapannya dengan cepat.
"Pelan-pelan makannya!"

"Aku tidak ingin terlambat kesekolah" ucap Sohye dengan mulut penuh makanan.

"Okaasan aku berangkat dulu"

"Hati-hati di jalan, Sohye"

"Iya!" Sohye berangkat dengan jalan kaki karena menurutnya jalan kaki lebih sehat daripada naik kendaraan dan jarak rumah dengan sekolah tidak jauh.

Dia tidak bisa berangkat dengan sepeda karena disana katanya tidak ada parkiran untuk pengguna sepeda, yang ada parkiran untuk pengguna kendaraan bermotor.

🌟🌟🌟

Sesampainya di sekolah, Sohye terkagum dengan sekolah barinya karena sekolah itu besar sekali dari dugaannya.
Setelah masuk ke sekolah, dia sudah disambut oleh Bapak Kepala Sekolah.
"Selamat datang di SMA Sevit. Apakah kamu murid baru itu?"

"Iya, saya murid baru. Nama saya Kim Sohye. Salam kenal. Mohon bantuannya"

"Tentu saja saya akan membantu kamu, sekarang mari kita pregi ke ruangan saya dulu untuk mengatur kelas yang akan kamu tempati nanti"

Akhirnya, Sohye dan kepala sekolah sudah memutuskan akan di kelas mana. Sohye akan ditempatkan di kelas 11 IPA 2. Lalu seseorang datang dari arah pintu.

"Pak kepala sekolah memanggil saya?" ucap orang yang dibelakang Sohye

"Iya, ini ada murid baru yang akan belajar di kelasmu nanti. Kamu antar dia ke kelasmu"

"Baik, pak"

Ketika Sohye menoleh ke belakang, dia melihat seorang anak laki-laki yang sangat imut dan tampan. Anak itu tersenyum kepada Sohye, Sohyepun membalas senyum tersebut dengan sedikit malu.

Sohye dan anak laki-laki itu pergi ke kelas. Sohye sangat kagum kalau ada anak laki-laki seperti dia.

"Hai, namaku Park Jihoon. Aku seorang ketua kelas. Namamu siapa?" ucap anak itu.

"Namaku Kim Sohye. Salam kenal"

"Wah, namanya cantik. Seperti yang punya ya!"

Sohye tersipu malu setelah mendengar pujian itu.

"Ah, benarkah? Terima kasih"

"Kalau kau membutuhkan bantuan atau ingin tanya sesuatu bisa padaku. Oke"

"Oke, terima kasih. Mohon bantuannya!"

Sohye dan Jihoon terus mengobrol tentang banyak hal. Hingga akhirnya, sampailah mereka di depan kelas.

🌟🌟🌟

Kelaspun dimulai, pelajaran pertama adalah pelajaran bahasa Jepang. Guru yang mengajar adalah Ibu Yuuki sekaligus wali kelasnya.
"Ohayou Gozaimasu (Selamat pagi)"

"Ohayou sensei Yuuki" jawab semua murid.

"Kata bapak kepala sekolah, ada murid baru di kelas ini. Mohon murid baru maju ke depan dan perkenalkan diri"

Sohye maju ke depan kelas dengan rasa gugup karena ini pertama kalinya dia memperkenalkan diri di depan semua anak.

"Psst.... Sohye. Jangan khawatir, beranilah dan jadilah dirimu sendiri!" ucap Jihoon dengan nada pelan dan isyarat tangannya.

Berkat bantuan Jihoon, Sohye akhirnya berani untuk memperkenalkan diri.

"Konichiwa, watashi wa Kim Sohye desu. Watashi wa Nihon kara kita. Douzo yoroshiku"
(Halo, namaku Kim Sohye. Aku berasal dari Jepang. Mohon bimbingannya)

Kelas menjadi hening sejenak, lalu ada suara tepuk tangan dari meja belakang, yaitu Jihoon yang duduk di belakang. Lalu diikuti dengan tepuk tangan yang lainnya.

"Wah! Ternyata kamu pintar bahasa Jepang. Apakah ortumu ada yang berasal dari Jepang?"

"Iya, ibu saya berasal dari Tokyo, Jepang" jawabnya dengan rasa malu yang masih ada diwajahku.

Sohye duduk dibangku dan Jihoon di sampingnya memberikan jempol kepada Sohye. Sohye jadi semakin senang di kelas itu.

🌟🌟🌟

Kelaspun berakhir, waktunya untuk pulang dan beristirahat di rumah.
Hari pertama masuk sekolah memang melelahkan bagi Sohye.

Sesampainya di rumah, Sohye dikejutkan dengan ke hadiran ayahnya yang jarang pulang.

Ketika Sohye ingin menyapa ayahnya, dia melihat ibunya dipukuli oleh ayahnya sendiri dan disiksa hingga tubuh ibunya memar semua. Sohye tidak tahu masalah apa yang sedang dialami kedua ortunya. Ketika ayahnya akan keluar, Sohye cepat-cepat cari tempat untuk sembunyi. Saat ini Sohye sangat takut dengan ayahnya sendiri.

Sesudah ayahnya keluar, Sohye langsung masuk ke rumah dan melihat ibunya sudah pingsan dan banyak luka ditubuhnya. Sohye membawa ibunya ke kamar dan memanggil dokter.

Ibu Sohye cukup lama untuk sadar dari pingsan, dan ibu Sohye terkejut melihat Sohye yang tidur di sampingnya dengan posisi duduk dibawah.
Ketika Sohye bangun, Sohye langsung menanyakan ke ibunya.

"Okaasan, kau sudah bangun. Apa masih sakit lukanya?" Tanya Sohye dengan nada khawatir.

"Sudah tidak apa-apa. Oh iya, bagaimana sekolahmu apakah kau suka?"ucap ibunya dengan nada pelan.

"Iya, aku suka. Okaasan, kenapa otousan seperti itu? Kenapa otousan menyiksa okaasan seperti ini?" ucap Sohye sambil menangis.

"Otousan marah kepada okaasan. Jadi wajar saja kalau dia seperti itu" jawab ibunya dengan senyuman.

Sohye masih saja menangis dengan apa yang dilakukan ayahnya kepada ibunya. Sohye tidak bisa berhenti menangis, sementara ibunya terus menenangkan Sohye dengan tersenyum.






























Mian kalo ada yang typo, untuk chapter selanjutnya mungkin akan lama untuk update.
Please vote, comment, and share.
Tbc.

Sadness in a Smile [Sohye] (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang