0 1 8

1.5K 195 25
                                    

"Oppa, aku hamil!" Seru Seungwan dengan senyumannya yang lebar.

Chanyeol menatap tidak percaya testpack yang digenggamnya, lalu Seungwan yang tampak berbinar.

"Kenapa, kenapa bisa?" Ujar Chanyeol tercekat. Seungwan mengisyaratkan Chanyeol untuk duduk diatas ranjang. Chanyeol meremas sprei dengan tangannya. Ia memandang lekat gadis yang kini sedang mengambilkan air putih untuknya itu.

"Seungwan, bu-bukankah kau rutin mengkonsumsi birth control? Kenapa ini bisa terjadi?"

Chanyeol memperhatikan gadis yang wajahnya berubah biru itu. Chanyeol mencari-cari matanya tetapi Seungwan menghindari tatapan intimidasinya, Chanyeol lalu terburu-buru menarik tangan gadis itu.

"Katakan, sudah berapa lama kau tidak mengkonsumsinya lagi?" Bisik Chanyeol pelan, namun tajam. Seungwan menatap mata Chanyeol dengan matanya yang berair.

"Kau tahu, ini bukanlah hal yang mudah bagi kita berdua. Kau dengan karir modelmu, dan aku dengan karirku saat ini." Kata Chanyeol tegas.

"Oppa, bukankah kau sendiri yang dulu semangat membicarakan tentang anak perempuan? Kemana Chanyeol Oppa yang bercerita dengan semangat tentang mimpinya menggendong anak perempuan itu?" Bisik Seungwan dengan airmata yang membasahi kedua pipinya.

Chanyeol menepuk kepalanya frustasi. Itu hanya mimpi, demi Tuhan. Pria dewasa mana yang tidak menginginkan anak. Chanyeol jelas sangat menginginkan anak perempuan, tetapi nanti saat waktunya tiba. Gadis ini benar-benar sengaja melakukan itu demi mengandung anaknya? Apa yang ada didalam kepala Seungwan?!

"Kau salah paham. Aku jelas ingin memiliki anak perempuan, tetapi nanti saat aku sudah menikah. Kau tahu, aku mungkin sudah berada di umur yang pas untuk memiliki anak, tetapi aku masih tidak cukup dewasa secara mental." Kata Chanyeol sambil mengacak-acak rambutnya.

"Oppa, tetapi dia membutuhkanmu. Dia tidak tahu apa-apa." Kata Seungwan sambil mengelus perutnya yang rata.

Seungwan tidak menyangka kalau kata-kata itu membuat Chanyeol menunjukkan jati diri aslinya.

"Jangan mencari dan menelponku. Aku ingin menenangkan diri."

Brak!
Seungwan menatap pintu yang baru saja dibanting itu dengan matanya yang berkaca-kaca. Jelas reaksi Chanyeol yang seperti ini tidak pernah berada didalam ekspektasinya. Kemana perginya Chanyeolnya yang lembut itu?

*

Chanyeol jelas tidak tahu sudah berapa banyak gelas yang sudah diteguknya dan sudah berapa banyak won yang dikeluarkannya. Ia tidak ingin tahu. Jika hal itu bisa membuat kejadian hari ini sebagai satu dari banyaknya mimpi buruk yang pernah dirasakannya, ia rela menghabiskan waktunya hanya duduk di pojok bar murahan itu.

"Tuan, berhentilah minum."

Sang bartender menatap iba pria yang kini sedang tertawa itu. Ia jelas sudah melihat banyak orang di posisi yang sama, tapi orang didepannya ini terlihat paling menyedihkan.

Chanyeol mengeluarkan handphonenya sambil terkekeh. Alkohol jelas sudah mendominasi otaknya, membuat ia tidak bisa berpikir rasional saat itu. Chanyeol menekan asal nomor yang berada di list.

"Yeoboseyo?"

"Yeo— hik, Yeoboseyo," Jawab Chanyeol sambil terkekeh.

"Ahjussi, apa yang terjadi? Sedang dimana kau sekarang?" Suara diseberang sana terdengar panik.

"Don't f-fucking call me Ahjussi, I'm not that old, hik," Ujar Chanyeol, mendongak, papan iklan bergambar seorang pria dengan senyuman lebar diatasnya menarik perhatiannya, "Se-Seoul High Club, hik,"

You Know We Can't Go Back (A Chanhun Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang