0 2 8

1.6K 195 19
                                    

Bogor, Indonesia

"Sejauh ini sudah dua puluh negara, termasuk Indonesia. Tetapi tenang saja, Sehun. Tim kita pasti bisa menyembunyikanmu. Mereka pasti tidak bisa menemukanmu."

Sehun meletakkan handphonenya disamping bantal.

"Bagaimana keadaan Chanyeol Hyung?"

Terdengar suara hembusan nafas dari seberang sana.

"Buruk, seperti biasa. Walaupun begitu, ia tetap menjalankan tugasnya dengan baik. Tetapi semakin hari ia semakin terlihat seperti mayat hidup."

Sehun mengerutkan dahinya.

"Aku meninggalkannya supaya ia bisa fokus dengan kelahiran anaknya, apakah istrinya itu tidak mengurusinya?"

"Sehun, apakah kau lupa kalau istrinya itu pulang ke rumah orang tuanya? Chanyeol akhir-akhir ini juga sedang mengurus surat-surat perceraian."

Sehun tersentak, lalu ia mengambil handphonenya.

"Dasar bodoh. Apa gunanya aku kabur seperti ini jika pada akhirnya dia akan menceraikan Seungwan?"

"Sehun-"

"Jongin, tolong lakukan berbagai cara, apapun itu, untuk mencegahnya melakukan perceraian itu!"

"Sehun, aku sudah berkali-kali mengatakan kepadamu kalau kabur bukanlah jalan keluar permasalahan ini. Dengan kau yang tiba-tiba menghilang, semuanya menjadi kacau disini." Desak Jongin.

"Kukira kau berada di pihakku." Sehun mendudukkan dirinya diatas frame jendela yang besar. Sudah beberapa minggu ini, titik ini menjadi tempat kesukaannya di villa sederhana yang terletak di Bogor ini.

"Aku memang berada dipihakmu, bukankah terbukti dari segala macam bantuanku kepadamu? Tetapi, aku hanya ingin kau pertimbangkan lagi. Apakah hal ini akan menjamin Chanyeol akan melupakanmu begitu saja? Mau sampai kapan kau berada disana? Juga, jangan lupakan tanggung jawabmu kepada perusahaan, Sehun." Jelas Jongin.

Sehun mematikan teleponnya. Kemudian ia termenung, matanya meneliti langit malam yang bersih. Apakah Chanyeol sedang melihat langit yang sama disana?

Krieet.
Sehun mendongakkan kepalanya, lalu ia tersenyum kepada sosok wanita separuh baya yang datang sambil membawa nampan berisi mangkuk dan cangkir.

"You haven't have dinner yet." Katanya lembut. Wanita yang dipanggil Sehun sebagai Ibu itu meletakkan nampan yang dibawanya keatas nakas.

"Thank you, Ibu." Jawab Sehun sambil tersenyum.

Kemudian wanita itu menutup pintu pelan-pelan. Sehun berjalan menghampiri kasur, lalu ia mulai memakan cream sup yang sudah dibawakan Ibu tadi.

Selama pelariannya ke Indonesia, Sehun bersyukur ia bertemu banyak orang-yang sangat baik kepadanya. Salah satunya adalah Ibu dan Ayah, pemilik villa sederhana yang sementara ini ditempatinya.

Selesai makan, Sehun menghempaskan tubuhnya keatas ranjang, lalu ia memejamkan matanya.

"Bahkan ketika aku memejamkan mataku, kau lah orang pertama yang akan kulihat, Hyung."

Sehun menghapus airmatanya. Sudah hampir satu bulan, dan ia sangat merindukan Chanyeol.

"Hyung, aku merindukanmu. Tetapi aku tidak bisa kembali. Tidak sampai aku siap untuk bertemu denganmu kembali."

*
*
*

Sudah hampir satu bulan, dan pencarian Sehun benar-benar tidak membuahkan satupun hasil. Lelaki manis itu menghilang seperti dimakan bumi. Beberapa negara bahkan melakukan pencarian besar-besaran, tetapi tidak ada satu negara pun yang menemukannya.

You Know We Can't Go Back (A Chanhun Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang