4. Laugh

6.4K 1.1K 239
                                    

Ah, hari yang lain untuk jatuh cinta pada Park Jimin.

Kupikir hanya suaranya saja yang mengusik telinga dan hatiku, tapi ternyata tidak begitu. Tunggu sampai dia tertawa.

Tidak ada yang lebih menyenangkan selain melihat dia tertawa, terlebih lagi dia adalah orang yang mudah terhibur.

Apa saja bisa dia tertawakan, termasuk wajahku. Aku serius.

Tidak akan lupa bagaimana seriusnya aku membicarakan rencana outing bersama tim studioku. Meski timku masih terbilang kecil, aku ingin kami menjadi lebih dekat demi meningkatkan kinerja kami.

Walau Jimin hanyalah orang cabutan yang khusus mengerjakan satu project, tentu aku masih menginginkan dia untuk ikut serta. Maka dari itu aku begitu serius menjelaskan rencana outing ini, tapi tiba-tiba saja Jimin tertawa disaat yang lain menyimak.

"Wae?" tanyaku dengan wajah malasku. "Apa yang lucu?"

Meski kusuka dirimu, tapi aku lagi serius loh, Park Jimin. Demi outing karyawan, demi waktu bersenang-senang bersamamu.

"Ah, mian-mian. Entah gimana wajahmu lucu sekali, hyung. Hehehe."

Aku mengerjapkan kedua mataku bersamaan dengan para karyawanku yang melempar sahutan-sahutan menggoda.

"Aigoo, ini seperti 'melihat wajahmu saja sudah bikin aku senang' begitu" sahut salah satu karyawanku.

Jimin tertawa malu menutup sebagian wajahnya sambil mengelak sahutan godaan teman-teman yang lain. Dia yang digoda, aku yang memanas.

Bagaimana tidak? Bukankah itu artinya kesempatanku untuk memiliki Jimin cukup terbuka? Melihat wajahku saja dia bisa tertawa.

Aku hanya bisa tersenyum sesekali berdeham untuk mengendalikan ekspresiku agar tidak terlihat terlalu senang.

Sejak hari itu, entah bagaimana telingaku mencari suara tawa Jimin dimana pun aku berada. Jarak sejauh apa sampai aku tidak tahu Jimin sedang berada di ruang mana, telingaku bak radar yang langsung menangkap suara tawanya yang menggelitik itu.

Akan tetapi hal yang paling kusuka dari tawa Jimin sebenarnya bukan suara tawanya, melainkan reaksi bagaimana dia tertawa.

Aku selalu ingin duduk di sebelah Jimin saat dia tertawa. Karena ketika dia tertawa, dia akan limbung dan menumpu pada tubuh orang lain. Dan saat itulah aku akan siap siaga menopangnya.

 Dan saat itulah aku akan siap siaga menopangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iya, tubuhku siap menopangnya, ketika dia menjatuhkan dirinya saat tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Iya, tubuhku siap menopangnya, ketika dia menjatuhkan dirinya saat tertawa.

Tak hanya duduk di sebelahnya, tapi sekarang aku berusaha membuatnya tertawa. Apa pun akan kulakukan meski itu memalukan.

Menangkan hatinya lewat tawa.

Incaranku, Park Jimin.
Persiapkan drimu untuk jatuh hati padaku.

.

.

.

.

.

-Bagian keempat yang aku sukai darimu-

.

.

.

-page 4 closed-

.

.

.

.

.

.

"Hihihi.... Kukira Yoongi hyung bos kaku yang nyeremin, taunya lucu juga. Mukanya kayak kucing hihihi."

INCARAN | YoonMin vers. ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang