Aku lupa sudah berapa hari Jimin membantu production house-ku atas permintaan Hoseok untuk proyek barunya.
Yang jelas, hubunganku dan Jimin tidak terlalu ada perkembangan. Kami bicara ala kadarnya selayaknya bos dan anak buah.
Hari ini kami ada pemotretan untuk produk kantornya Hoseok. Beberapa elemen yang dibutuhkan dalam pemotretan salah satunya adalah balon dan Jimin bertugas untuk menangani balon-balon itu.
Sedikit senggang, aku pun berinisiatif untuk pergi menemui Jimin dan melihat bagaimana pekerjaannya.
Dari sela-sela pintu, aku mengintip bagaimana bibir Jimin menggerutu. Aku terkekeh melihat betapa gemasnya dia ketika menggerutu.
"Kenapa sulit sekali sih?!" keluhnya.
Aku membuka sedikit lebih lebar pintu untuk melihat kesulitan apa yang Jimin maksud. Ternyata dia kesulitan untuk mengikat balon-balon yang telah dia isi anginnya.
Beberapa kali, balon itu terlepas dari tangannya lalu terbang menimbulkan suara yang lucu diiringi dengan teriakan Jimin yang panik dan berusaha menggapainya.
Tanpa kusadari, aku tertawa melihatnya.
"Siapa itu?!" teriaknya yang langsung membalikkan tubuh dan terkejut memergoki aku yang masih senantiasa berdiri di ambang pintu, mengintip apa yang dia kerjakan.
"Bos Yoongi?" katanya lagi.
Aku berdeham sambil sesekali menyentuh tengkuk kepalaku sembari membuka pintu lebih lebar lagi untuk memperlihatkan keberadaanku.
"Sudah berapa kali aku bilang, jangan panggil aku bos," kataku padanya dengan nada selembut mungkin.
"Maaf, bos. Ah-maksudku, hyung."
Kami saling menatap dalam diam sepersekian detik hingga Jimin lebih dulu memutus kontak matanya dan beralih mengambil balon lain yang mulai dia tarik sebelum ditiup.
Oh, astaga.
Apa itu?
Apa itu benar tangan manusia?
Aku terkekeh menahan tawaku. Jemari Jimin begitu pendek dan bantet.
Begitu mungil dan tentu saja-----ehem----imut.
Tidak heran dia begitu kesusahan untuk mengikat balon-balon itu.
Ah, aku jadi ingat. Dia juga sulit sekali meminum menggunakan cangkir. Dia bilang, dia takut minumannya tumpah. Mungkin itu semua karena tangannya terlalu kecil untuk menggenggam.
Tanpa kusadari, aku kini telah duduk di sebelahnya sambil terus menerus memperhatikan bagaimana bentuk jemarinya lalu membandingkannya dengan jemariku.
"Ehem, bos. Kalo tidak ada perlu di sini, sebaiknya kerjakan yang lain." kata Jimin membuyarkan lamunanku yang begitu mendambanya.
"Kau bilang apa, Jimin?" tanyaku yang tanpa kusadari wajah kami begitu dekat hingga Jimin perlahan-lahan menjauhkan tubuhnya dariku.
"H--hyung maksudku" katanya.
Aku tersenyum tipis melihat bagaimana Jimin selalu terlihat gugup dekatku. "Aku bantu. Tanganmu ini kekecilan buat ikat balon saja susah."
"Ish, aku bisa kok! Liat tuh balon-balon itu!" seru Jimin menunjuk balon-balon di sudut ruangan yang telah berhasil dia ikat.
Aku ikut menunjuk ke arah yang sama hingga telunjuk kami saling bersejajar. Jimin yang sadar akan perlakuanku pun berinisiatif mendekatkan jari telunjuknya pada jari telunjukku lalu membandingkan panjang jemari kami yang sudah jelas dia kalah.
Aku tertawa sementara dia dengan cepat menarik jemarinya dan hendak menyembunyikannya, tapi sebelum itu terjadi aku menangkap tangannya lebih dulu. Memainkan jemarinya perlahan untuk masuk di sela-sela jemariku.
"Hhyung?"
Aku tetap diam, fokus mengaitkan jemarinya dengan jemariku. Pelan-pelan, aku menggenggam tangannya untuk memastikan bagaimana bentuknya ketika tangannya yang kecil itu terbungkus dalam genggamanku.
Cocok. Hanya satu kata itu yang muncul di kepalaku.
"Yoongi hyung?" Jimin berusaha melepas tangannya dari genggamanku.
Aku yang tersadar dari lamunan bahagiaku yang sesaat itu pun langsung melepaskan genggaman kami. Sedikit malu, aku pun langsung mengambil beberapa balon untuk diisi anginnya.
Tanpa banyak kata lagi, aku memerintahkan Jimin untuk segera mengisi balon menggunakan pompa balon lalu membiarkan aku yang mengikat semua balonnya.
Hai, Park Jimin.
Tahukah kamu, Min Yoongi yang mengincarmu ini begitu mendambamu?.
.
.
.
.
-Bagian kedua yang aku sukai darimu-
.
.
.
-page 2 closed-
.
.
.
.
.
.
"Apa-apaan senyumnya itu? Aku tahu tanganku kecil, tapi tidak perlu menggenggam tanganku dengan senyum meremehkan begitu. Mentang-mentang jarinya panjang, huh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
INCARAN | YoonMin vers. ✔️
Fanfiction[END] Diary 'bucin' Yoongi yang isinya sungguh mengapresiasi setiap hal yang ada pada Jimin, incarannya. Check the whole series! - TaeKook vers. - NamJin vers. - Hoseok vers (special version)