AUTHOR’S POV
Cinta. Cinta adalah kata yang kuat. Cinta bukan hanya sekedar suka atau sekedar peduli. Cinta memerlukan suatu perasaan yang sangat kuat, sebuah perasaan yang tidak bisa begitu saja didapat.
Cinta adalah sebuah emosi yang berasal dari rasa kasih sayang yang sangat kuat dan rasa tertarik pada suatu objek dengan cenderung ingin berkorban, memiliki rasa empati, perhatian, kasih sayang, dan mau melakukan apapun yang diinginkan oleh objek yang cintainya.
Mereka bilang cinta itu gila. Karena terkadang, kau akan dibutakan oleh emosimu sendiri sampai-sampai kau tidak sadar bahwa kau melakukan hal yang bodoh.
Jimin mengerang, ia kacau. Ia mengacaukan semuanya. Jimin yakin bahwa saat itu ia terlihat sangat bodoh, mengucapkan tiga kata itu kepada Harin tanpa memikirkan konsekuensinya.
Memang benar, Jimin bisa merasakan hal yang aneh saat ia di dekat Harin. Ia juga selalu memiliki keinginan untuk dekat-dekat dengan gadis itu, menyentuhnya, mengecup setiap inci kulitnya, dan mengucapkan kata-kata manis di telinganya. Tetapi, Jimin sadar. Lelaki itu sadar bahwa jika ia melakukan semua itu, yang ada malah Harin yang menghindar. Gadis itu akan merasa tidak nyaman dengan Jimin, dan hal itu malah membuat hubungan mereka semakin renggang.
Setelah Jimin mengatakan tiga kata itu semalam, Harin langsung berdiri dari duduknya. Dia bilang dia ingin ke toilet, dan setelah itu ia tidak pernah kembali. Saat Jimin menanyakannya pada Jungkook dan Taehyung, mereka bilang bahwa Harin sudah turun ke lantai bawah. Dan hal itu membuat Jimin menyesal. Ia menyesal karena ia mengatakannya dengan terburu-buru.
Jimin sadar, bahwa dirinya terlalu egois. Ia mengklaim Harin seenaknya. Ia memperlakukan gadis itu dengan seenaknya. Karena memang seperti itulah sifat Jimin. Lelaki itu membawa sifat buruk itu sejak kecil.
Berasal dari keluarga bersendok emas, Jimin harus mendapatkan apapun yang ia mau tanpa terkecuali. Jika ia tidak mendapatkannya, lelaki itu akan mengacaukan rumah, memarahi semua pelayannya, dan menghancurkan barang-barang yang dilihatnya. Lelaki itu terlalu dimanja oleh kedua orang tuanya, mengingat ia hanyalah satu-satunya anak lelaki mereka.
Maka dari itu, Jimin merasa bahwa ia perlu mengklaim Harin dari awal. Mengklaim gadis itu miliknya agar tidak ada orang yang berani mendekatinya.
💘💘💘
Jimin mengetuk-ngetukkan jarinya di motor sport miliknya. Kakinya juga tidak bisa berhenti bergerak karena gelisah. Ini sudah menit ke sepuluh lelaki itu menunggu, tapi orang yang dicarinya juga belum keluar. Kelas akan dimulai lima belas menit lagi, dan lelaki itu sudah mulai tidak sabar.
Tidak lama kemudian, terdengar suara pintu terbuka, membuat Jimin segera menolehkan kepalanya ke arah suara. Di sana ia bisa melihat Harin yang sedang tergesa-gesa. Tali sepatunya belum terikat dengan benar dan sebuah roti terjepit di mulutnya.
Harin membanting pintunya, membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya beberapa langkah sebelum terhenti saat melihat Jimin yang sedang bersandar di motornya. Tubuh gadis itu rasanya membeku. Ia tidak bisa menggerakkanya sedikit pun. Matanya terbelalak lebar karena terkejut.
Dengan wajah datarnya, Jimin segera menegakkan badannya sebelum berjalan mendekat ke arah gadis itu. Harin masih membeku di tempatnya, tidak bergerak se-inci pun.
“Habiskan rotimu dulu,” ujar Jimin kemudian membungkuk, membenahi tali sepatu Harin dan memastikan tidak akan terlepas.
Mengikuti perintah Jimin, gadis itu dengan cepat menelan rotinya, matanya melirik ke arah Jimin yang dengan lihai mengikat tali sepatunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somersault; pjm
FanfictionJimin adalah tipikal anak kaya yang selalu mendapatkan apapun yang ia inginkan. Ia akan menghalalkan segara cara agar keinginannya terkabul. Sejak kecil ia selalu dimanja, dan jika keinginannya tidak terkabulkan, maka seluruh isi rumah akan berantak...