“Baiklah! Semuanya tenang!”
Aku tidak mengerti kenapa, tapi semua orang di kelas mendadak lebih ribut dari biasanya. Di satu sudut, aku bisa mendengar kumpulan gadis terkikik tidak jelas, di sudut lain aku bisa mendengar kumpulan lelaki mengobrol entah apa. Aku juga bisa melihat Jungkook dan Taehyung tampak mengeluarkan lelucon dengan teman kelas yang lain. Jimin yang ada di sebelahku ikut mendengarkan percakapan mereka, dan terkadang lelaki itu ikut menyahut. Pokoknya, hari ini, seakan-akan mulut mereka sobek, suara pembicaraan tidak pernah berhenti keluar.
TOK TOK TOK TOK!
Kang Saem yang sedang mengajar di depan memukul pembersih papan ke atas meja hingga mengeluarkan suara yang keras dan nyaring. Seketika kelas menjadi hening dan semuanya fokus ke arah lelaki yang kira-kira berumur di pertengahan tiga puluhnya itu. Aku bisa melihat lelaki itu mendengus, karena akhirnya kelas menjadi hening.
“Baiklah, sebelum kalian mengikuti ujian akhir semester, aku akan memberikan kalian tugas akhir,” ujarnya. Mendengar kata ‘tugas’ yang keluar dari bibir lelaki itu membuat semua orang di dalam kelas mengerang malas, termasuk aku. Lagi pula siapa yang suka tugas?
“Kalian sebaiknya mengerjakan tugas ini dengan baik karena nilai tugas ini akan membantu kalian untuk memperbaiki nilai ujian kalian nantinya.” Kelas tiba-tiba hening, mengantisipasi apa yang akan diucapkan oleh Kang Saem lagi. “Dan, tugas ini akan dilakukan berpasangan.”
Tiba-tiba kelas menjadi ribut kembali. Aku bisa mendengar orang-orang mulai membicarakan siapa pasangan mereka. Tidak perlu ditanya lagi siapa yang akan menjadi pasanganku. Memiliki seorang pacar yang posesif membuatku tidak bisa memilih orang lain untuk menjadi pasanganku, dan mereka juga enggan untuk mengajakku menjadi pasangan mereka karena jawabannya sudah jelas. Aku bahkan bisa melihat Jimin tengah tersenyum dengan sangat lebar dari sudut mataku. Untung saja lelaki ini pintar. Jika tidak, mati sajalah aku.
Suara pembersih papan kembali berbunyi, membuat seluruh atensi kembali ke arah Kang Saem. “Kalian semua jangan terlalu senang terlebih dahulu, karena aku yang akan memilih pasangannya.”
Kelas kembali menjadi ribut dengan erangan tidak terima. Begitu pula dengan Jimin yang mengerang tidak terima. Aku yang melihat sikapnya hanya memutar bola mataku malas, dan dalam hati aku sebenarnya berterima kasih karena setidaknya aku bisa dekat dengan anak lain di kelas ini. Berada di dalam pengawasan Jimin 24/7 sudah cukup melelahkan bagiku.
“Aku sudah mengatur pasangannya. Sekarang dengarkan baik-baik.”
Kang Saem mulai membacakan pasangannya satu persatu dan aku bisa mendengar teman-teman sekelasku mengumpat karena tidak suka dengan pasangannya, dan sebagian memekik senang karena pasangannya sesuai dengan apa yang diharapkan.
“Park Jimin …” ujar Kang Saem akhirnya. Aku bisa melihat Jimin sedang berharap bahwa ia bisa berpasangan denganku. “dengan Park Jihoon.” Mendengar hal itu, aku bisa melihat Jimin membenturkan kepalanya di atas meja, dan aku hanya terkekeh geli melihat tingkahnya.
“Lee Harin …” Kang Saem kembali membacakan pasangan selanjutnya. Aku mengantisipasi siapa yang akan menjadi pasanganku. Aku hanya berharap tidak dipasangkan dengan seorang lelaki berandal yang sama sekali tidak mau diajak kompromi. “dengan Kim Taehyung.”Mendengar nama Taehyung, aku bisa menghela napasku lega. Aku bisa melihat Taehyung memutar tubuhnya, menatap ke arahku dengan senyuman kotak khasnya, dan aku memberikan senyumanku balik. Setidaknya Taehyung tidak cukup buruk untuk diajak bekerja sama. Dan harus kuakui, Taehyung adalah salah satu anak terpintar dalam kelas ini. Aku merasa sangat beruntung karena dipasangkan oleh lelaki ini.
Aku bisa melihat Jimin merajuk dan melipat kedua tangannya di depan dada. “Aku peringatkan padamu untuk tidak macam-macam pada gadisku saat kalian mengerjakan tugas bersama,” ujar Jimin dengan nada posesifnya. Aku yang mendengarnya hanya memutar bola mataku malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somersault; pjm
FanfictionJimin adalah tipikal anak kaya yang selalu mendapatkan apapun yang ia inginkan. Ia akan menghalalkan segara cara agar keinginannya terkabul. Sejak kecil ia selalu dimanja, dan jika keinginannya tidak terkabulkan, maka seluruh isi rumah akan berantak...