Aku tidak tahu apakah aku harus mengumpat atau berterima kasih kepada Hana. Aku ingin mengumpat karena Hana memilihkan baju yang cukup terbuka untukku. Jimin bahkan bersikeras untuk tidak mengajakku ke pesta jika aku tidak mengganti baju, tapi Hana tidak menghiraukan protes lelaki itu dan lebih dulu menarikku untuk masuk ke dalam mobil.
Bagaimana bisa aku memakai baju ini? Itu karena saat berbelanja kemarin, wanita itu membawaku kabur bersamanya, meninggalkan tiga sahabat itu yang terdistraksi dengan kios es krim turki yang sedang melancarkan atraksinya. Jika saja Jimin ikut berbelanja bersamaku kemarin, pasti lelaki itu sudah lebih dulu marah-marah dan memilihkan baju untukku.
Namun, hal yang membuatku berterima kasih adalah, setidaknya aku tidak salah kostum. Orang-orang di sini bahkan menggunakan pakaian yang lebih minim dariku, termasuk Hana. Gadis-gadis di sini hanya menggunakan bikini yang menutupi secuil kulitnya. Sedangkan diriku masih dikategorikan 'sedikit' alim.
Hana memilihkanku sebuah bikini berwarna merah dengan rok merah panjang yang menutupi kakiku. Dan jujur saja, warna merah ini terlihat cocok denganku dan aku menyukainya.
Hanya saja Jimin yang ada di sebelahku saat ini tidak pernah berhenti menempel padaku, dan matanya menatap tajam setiap lelaki yang sedang mencoba untuk melihat ke arahku. Tatapan mata Jimin rasanya bisa membunuh mereka semua dan sebenarnya aku agak risih karena semua orang terkesan menghindariku.
"Park Jimin?" Tiba-tiba seseorang memanggil nama Jimin dan kami berdua menolehkan kepala kami ke arah suara.
Seorang lelaki dengan rambut dirty blonde yang terpotong dengan rapi menghampiri kami. Lelaki itu memiliki tinggi badan yang tidak jauh dengan Jimin dan yang membuatku terkejut adalah fitur wajahnya yang terlihat sangat mirip dengan Jimin.
"Ha Sungwoon?" Aku bisa melihat binar di kedua mata Jimin dan wajah lelaki itu mengembang dengan senyuman.
"Hey, sudah lama kita tidak bertemu," ujar lelaki yang bernama Ha Sungwoon itu kemudian memeluk erat Jimin.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Jimin setelah mereka melepas pelukan mereka.
"Baik, tentu saja. Aku tidak menyangka kita akan bertemu di sini setelah sekian lama tidak bertemu," ujar Sungwoon. Lelaki itu kemudian mengalihkan pandangan matanya ke arahku. "Siapa gadis cantik ini, Jim?"
"Kenalkan, dia pacarku, Lee Harin." Aku tersenyum mendengar ucapan Jimin. Untuk pertama kalinya Jimin memperkenalkan diriku sebagai pacarnya kepada orang lain. Katakan saja bahwa aku berlebihan, tetapi mendengar Jimin mengakuiku sebagai pacarnya membuat seluruh tubuhku meremang dan darah mengalir deras di pipiku, menampakkan semburat merah pucat yang untungnya tidak terlalu terlihat karena pencahayaan yang remang-remang.
"Ngomong-ngomong, ayo kita bersenang-senang. Sudah lama sejak kita main berdua. Di sana ada beberapa minuman, let's have some fun!" pekik Sungwoon lalu menarik pergelangan Jimin tiba-tiba, membuatku terlepas dari Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somersault; pjm
أدب الهواةJimin adalah tipikal anak kaya yang selalu mendapatkan apapun yang ia inginkan. Ia akan menghalalkan segara cara agar keinginannya terkabul. Sejak kecil ia selalu dimanja, dan jika keinginannya tidak terkabulkan, maka seluruh isi rumah akan berantak...