Guys, sebelum kalian baca aku mau kasih tau kalo mulai part ini dan selanjutnya nama panggilan Revaldo di ubah jadi ALDO. Itu buat orang terdekatnya. Tapi, buat orang lain tetep manggilnya REVALD. Karena menurut aku Revaldo itu kepanjangan kalo buat dijadiin nama panggilan. Harap maklumin author ya:(
Happy Reading!❤***
Dengan langkah terburu-buru juga emosi yang menggebu, Aldo juga ketiga temannya menuju gerbang sekolah yang sepi. Hanya ada seorang gadis yang berteriak dan tiga preman yang mengepungnya. Dan salah satu dari preman-preman itu menarik narik tangannya.
"Ish lepasin! Aku gak mau ikut kalian!"
"Lepasin lho!! TOLONG!" teriak Marisha yang ketakutan.
"Woy banci! Lepasin anjing!" bentak Aldo. Membuat ketiga preman itu menghentikan kegiatannya dan menatap Revaldo sinis.
"Heh bocah! Gak usah ikut campur deh"
"Diem aja kalo gak mau bonyok!"
"Ikut campur aja nih bocah"
Komentar ketiga preman itu membuat Aldo dkk semakin kesal. Langkah Aldo semakin mendekat ke arah preman-preman itu. Dengan emosi yang tak terbendung, ia langsung menghajar seorang preman yang menarik tangan Marisha.
Ketiga temannya tak tingga diam, Raka dan Ariel menghajar dua preman lainnya. Sedangkan Yuda mengamankan Marisha. Memang melenceng dari rencana tapi mau bagaimana lagi, Aldo lah yang membuatnya begini.
Pukulan demi pukulan mereka beradu. Membuat Marisha takut melihatnya, apalagi Aldo yang memukuli preman dengan membabi buta. Seperti orang kerasukan.
Preman yang Aldo pukuli pun tak tinggal diam. Ia membalas pukulan Aldo dan mengenai sudut bibirnya.
"Anjing!" umpat Aldo sambil mengelap sudut bibirnya yang berdarah.Yuda mengambil balok kayu yang ada di dekat pos satpam. Lalu berjalan diam-diam ke arah preman yang beradu dengan Aldo, dan memukulkan balok kayu itu tepat di belakang kepala si preman dan membuat preman itu pingsan.
"Cih! Tampang doang preman, dipukul mah mampus. Dasar banci!" sinis Yuda.
"Thanks Yud, lo bantuin Raka sama Ariel ya. Gue tunggu di parkiran sama Markisa" ucap Aldo.
"SIAP PAK BOS!" teriak Yuda senang karena ia pikir, ia akan diberi buah Markisa oleh Aldo.
Aldo tak menggubrisnya, ia melangkahkan kaki nya menuju pos satpam untuk mencari Marisha. Karena tadi ia melihat Yuda mengamankan Marisha kemari.
Saat sampai didepan pintu pos satpam, ia melihat sosok gadis manis dengan rambut sebahu tengah duduk meringkuk ketakutan. Dengan cepat ia menghampiri dan memeluknya.
"Hey Markisa, lo udah aman. Gak usah takut lagi ya" ucap Aldo lembut yang di balas anggukan oleh Marisha. Dan langsung melepaskan pelukan Revaldo.
"G-gak us-sah m-modus hiks" ucap Marisha dengan isakan tangisnya.
"Gue gak modus Markisa! Huh udah lo gak usah nangis, lo udah aman. Sekarang ayok gue anter pulang" Marisha hanya menggangguk dan segera berdiri.
Aldo menarik tangan Marisha lembut menuju ke parkiran. Ternyata saat sampai diparkiran, ketiga temannya sudah berada disana. Marisha memperhatikan satu persatu wajah teman-teman Aldo. Ada yang pelipisnya luka, ada yang sudut matanya membiru, ada juga yang wajahnya biasa-biasa saja. Dan yang terakhir ia menatap Aldo dengan sudut bibir yang terluka.
"Maaf buat kalian semua luka, dan makasih udah mau nolongin aku" ucap Marisha sedikit takut.
"Iye gapapa" balas Aldo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Boyfriend
Teen FictionSempurna namun menyebalkan. Satu kalimat yang bisa menggambarkan bagaimana sosoknya. Si kapten tim futsal yang tampan, pintar, tinggi, ramah, serta baik pada siapapun, ah pokoknya dia itu perfect. Cewek mana yang tidak suka dengan cowok idaman seper...