Happy reading!
Semoga terkejut hehe:)***
Aldo dkk beserta kedua teman Marisha menunggu dengan resah di depan pintu ruang kepala sekolah. Mereka tidak diperbolehkan masuk meski Aldo anak pemilik sekolah.
Entah apa yang merasuki Aldo saat ini, tapi rasanya sangat menggangu hatinya. Ia tak tahan jika harus menunggu didepan. Akhirnya, ia memutuskan untuk masuk dengan membuka pintu ruangan kepala sekolah dengan kasar.
Bodoamat! Sekolah punya gue ini. -batinnya.
Semua orang yang ada didalam pun terkejut. Pasalnya, sang pemilik sekolah 'akan' ikut campur dalam urusan sepele yang di besar besarkan ini.
"N-nak Revald! Kenapa kamu kesini?" tanya Randy ayah Finda gugup.
"Terserah gue. Sekolah punya gue ini" jawab Aldo asal lalu menggandeng tangan Marisha seolah berkata 'Gue dipihak dia!'
Marisha terkejut dengan tindakan Aldo yang sangat tiba tiba, tetapi ia segera menetralkan lagi degupan jantungnya dan mendatarkan kembali wajah cantiknya.
Finda dkk yang melihat kejadian tersebut langsung memanas tak terima.
"Aku gak mau ya si pelakor ini masih sekolah disini! Pah, keluarin aja si dia!" ucap Finda sinis.
"Baiklah, Pak Hendra bisakah bapak mengeluarkan siswi ini? Saya akan bayar berapa pun" ucap papa Finda.
"Tapi ga mungkin secepat itu pak, secara Marisha adalah siswi berprestasi juga ketua osis disini" jelas pak Hendra si kepala sekolah.
"Nak Marisha bisa kamu hubungi ayah kamu untuk datang kesini dan menyelesaikan semuanya sekarang?" lanjut pak Hendra bertanya pada Marisha dan Marisha hanya mengangguk dan mengeluarkan ponselnya.
"Halo pa, papa ada dirumah kan? Ke sekolah sekarang. Langsung ke ruang kepsek ya"
"Oke, 10menit lagi papa sampai"
Sambungan terputus. Genggaman Aldo pun semakin erat, entah apa maksudnya.
Marisha memandangnya dan menaikan sebelah alisnya. Tapi Aldo hanya menggeleng.Finda yang sedari tadi memperhatikan hanya bisa menghentakan kaki sambil mengomel tak jelas.
Tak butuh waktu lama, Marco sang papa Marisha pun datang dengan gagahnya.
"Permisi, ada apa ya pak sampai saya di panggil kesini?" tanya Marco.
"Pa-pak Marco?" tanya pak Hendra dan pak Randy bersamaan.
"Iya saya, kenapa saya sampai dipanggil kesini pak?" ulang Marco bertanya.
"Pah! Aku mau Marisha dikeluarkan sekarang!" ucap Finda penuh penekanan.
"Sayang, kamu gabisa ngeluarin dia" cicit Randy sang ayah.
"Kamu mau mengeluarkan anak saya?! Kamu pikir kamu siapa hah?!" bentak Marco.
"Kamu tau saya siapa hah?!" tanya Marco pada Finda dengan nada yang sama.
"Gak peduli si om siapa! Yang penting saya adalah anak dari donatur terbesar ketujuh disekolah ini" jawab Finda ketus.
"Eh cabe! Gue yang punya sekolah kok lo yang songong njing?!" celetuk Aldo ketus.
"Aldo biarin dulu" ucap Marisha pelan sambil mengelus punggung tangan Aldo yang menggenggam erat tangannya.
"Pah!!!" rengek Finda pada ayahnya.
"Pak Hendra! Keluarin aja si, ribet amat!" lanjutnya.
"Kamu pikir kamu dan ayah kamu hebat? Ayah kamu takkan jadi apa apa tanpa bantuan saya. Ingat itu!" balas Marco.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Boyfriend
Teen FictionSempurna namun menyebalkan. Satu kalimat yang bisa menggambarkan bagaimana sosoknya. Si kapten tim futsal yang tampan, pintar, tinggi, ramah, serta baik pada siapapun, ah pokoknya dia itu perfect. Cewek mana yang tidak suka dengan cowok idaman seper...