🍂 Tiga puluh Tujuh [double appear]

889 26 0
                                    

masih berada di di ruang Bp.
Hansel, Akbar, Nerdy, Angel dan Hana berserta Viola the geng.

menghelas nafas kesal, pasra dan juga lelah mendengar celotehan Bu Bp yang Author lupa namanya siapa.

"kalian itu bisanya nyari masalah terus, kalian nggak bisa apa nyari penghargaan"kesal Bu Rina selaku guru Bp.

"yaela bu penghargaan mah susah dapatnya,mendingan masalah gampang nyarinya Bu"Hansel tiba tiba menjawab ucapan Bu Rina dengan tampang yang sangat datar membuat semua yang berada di ruangan itu melihat kearahnya.

"kamu udah salah nyolot lagi"bentak Bu Rina.

"sekarang jelaskan masalahnya apa yang telah kalian timbulkan? "bentak Bu Rina lagi diikuti pukulan mistar panjang di mejanya.

semua terdiam, tak ada yang ingin bicara apalagi sama guru killer.

"cepettan"ucap Bu Rina namun hanya di balas wajah datar dari murid yang berada di depannya.

"yaudah kalau nggak ada ya ngasih tau ibu, kalian harus di hukum "ancam Bu Rina membuat siswa di depannya menatapnya.

"hukumman apaan bu? "tanya Hana dengan tampang kaget dan diikuti oleh semua siswa yang berada di ruangan tersebut, mereka berdoa agar hukuman tidak seperti yang mereka bayangkan.

"kalian... harus ngebersihin aula sekolah selama 1 minggu berturut turut"ucap Bu Rina membuat siswa yang berada di depannya menahan nafas.

"yaela bu... ngapain? "Akbar kaget dengan suara sedikit nyaring namun berakhir dengan pertanyaan membuat Bu Rina naik darah.

"kamu itu budek atau tuli sih gitu aja nggak denger"bentak Bu Rina.

"sama aye bu, lagian ibu suaranya kaya semut"elak  Akbar yang masih terus menjawab dan membuat Bu Rina tambah naik darah.

"kira kira siapa yang lapor yah"batin Hana tanpa mendengar celotehan Akbar yang gesrek.

"siapa yah"pikir Nerdy mengingat kejadian di kantin yang membuat rahasiannya terungkap.

"kamu.... "teriak Bu Rina namun segera di potong oleh pertanyaan Hana dan Nerdy.

"emang ada yang lapor bu? "
"siapa yang lapor keibu kalau ada keributtan?"

Akbar, Viola teh geng, Angel dan juga Hansel melihat kearah kedua cewek yang bertanya di depannya.

"iya iyah kok gue nggak kepikiran"ucap Tendri memegangi jidatnya.

"lo nggak bisa diem, dari tadi nyerocos mulu"bentak Viola yang sudah risih dengan perkataan Tendri.

"sibuk amet"ketus Tendri kemudian menatap Bu Rina yang hendak menjawab.

"jadi gini, ibu kagak tau namanya siapa yang jelas dia satu kelas dengan kamu"jawab Bu Rina menunjuk Akbar sambil melihat lambang kelas yang tertera di sebelah kiri baju Akbar.

"satu kelas ama saya"Akbar memikirkan siapa dia.

"spa yah"Itulah dua kata yang terlintas di pikiran mereka selain dengan Nerdy. setelah Bu Rina menjelaskan ciri  ciri sang pelapor langsung saja nama Gion terlontar di kepalanya.

"Gion"batin Nerdy tersenyum.

"spa yah"ulang Angel memegangi idungnya eh salah maksudnya jidat.

"udah.. udah kalian nggak usah mikir di sini, ingat ucapan ibu. kalian akan di panggil setiap jam istirahat dari speaker untuk membersihkan aula"jelas Bu Rina membuat wajah bingung mereka menjadi memelas.

"yaelah bu emang harus gitu! "ketus Angel berlalu diikuti Hana dan Akbar serta Hansel.

"spa dia yah? "Viola masih saja memikirkan siapa nama sang pelapor itu, bru saja dirinya hampir membongkar siapa Nerdy sebenarnya tapi hancur gara gara sang pelapor.

"pasti dia deket sama centil itu Vi, mikir deh pas udah dikit lagi lo ngebongkar semua hancur"ucap Lisa membuat Viola semakin yakin bahwa Nerdy bukanlah seorang Nerd.

"minggir lo"senggol Viola menerobos pertengahan Hana dan Angel diikuti oleh the gengnya.

"apaan sih"ketus Angel melihat Viola dari belakang.

__________:::::::___________

"lo dari mana aja sih"tanya Tendri seraya duduk di samping Gion yang sedang bermain handphone.

"toilet, lo? "jawab Gion dengan pertanyaan tanpa beralih dari handphonenya.

"apes gue, gegara ngikut kutu kumpret"jawab Tendri memukul jidatnya.

"nape lo? "tanya Gion pura pura tidak tahu apa apa.

"gue di hukum ngebersihin aula selama satu minggu man, gile tu guru,lo sih pergi nggak ngajak ngajak"histeris Tendri tak terima hukumannya padahal dirinya hanya menonton.

"hmmm"Gion hanya diam tak menggubris Tendri yang sangat kecewa ples alay lebay atau apalah  terserah khalayak mau ngomong apa.

"udah yah, gue laper mau makan dulu"pamit Tendri dan bangkit dari duduknya dan secara bersamaan.

"siang anak anak, maaf ibu terlambat"seorang guru masuk sambil membawa berapa buku di tangannya.

"anjir... "umpat Tendri dan duduk kembali sambil membuat wajahnya cemberut namun manis di mata author.


😊😊😊😊😊😊😊😊😊😄😄😄😄

hy guys... makasih yah udah ngebaca sampai part ini. thanks banget....

oh iya jangan lupa follow dan comment serta votenya jangan sungkan kalau ada yang ingin komentar tentang kekurangan author...

next part! 😘

"N*E*R*D*Y"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang