(5) Perjalanan Dinas

3 0 0
                                    

((Edrea Point of View))

Aku membunyikan klakson motorku tidak henti-henti meminta pengendara didepanku untuk segera bergerak maju karena kalau tidak buru-buru lampu hijau didepanku akan segera kembali berganti jadi lampu oranye lalu merah lagi. Beruntung bapak-bapak didepanku mengencangkan laju motornya dan membiarkan aku lewat jadi aku bisa bebas dari lampu merah di perempatan sebelum Bundara Hotel Indonesia. Aku dan motorku menyalip dengan lihai diantara kendaraan-kendaraan, tidak perduli berapa banyak kaca spion mobil dan pengendara lain yang sejak tadi berkali-kali tersenggol, aku tidak sengaja.

"Maaf aku buru-buru!"

Aku terlambat bangun pagi ini, jadi aku tidak bisa santai-santai dijalan sepert hari-hari biasanya. Entah bagaimana ceritanya, aku lupa menyalakan alarm di ponselku. Beruntung aku hanya terlambat bangun 30 menit dari biasanya, masih bisa aku atasi. 

"Edlea Edlea!" Seseorang memanggil ku dari pinggir jalan, aku memang sedang menggunakan sisi kiri jalan dan kakiku saat ini masih bertumpu pada trotoar jalanan karena lalu lintas padat merayap. Aku mengedarkan pandangan ke sisi kiri jalan, mencari asal suara. 

"Kak Bayu!" Sambut ku melihat ia menghampiri ku

"Kak, sini naik! Cepet-cepet!" Ajak ku lalu mengambil helmet ekstra yang saat ini menggantung pada space depan motor matic ku ini, memang aku selalu bawa 2 helmet kemana-mana setiap mengendarai motor. 

Bayu menghamburkan kakinya berlari mendekatiku sebelum aku diklakson pengendara yang ada dibelakang karena lalu lintas menjadi sedikit lancar, aku harus segera maju. Bayu langsung duduk dikursi penumpang, dan menggunakan helmet dikepalanya cepat-cepat. Aku bisa melihat pergerakannya dari kaca spion sebelah kanan. Karena aku mengendarai motorku buru-buru, aku menyenggol mobil sedan yang sepertinya umurnya masih belum terlalu tua, aku yakin dengan senggolan dari stang motorku yang agak kencag tadi pasti badan mobil itu baret.

Kak Bayu dan aku sama-sama tau, kita tidak bisa cekcok, kita harus menghindar secepatnya. Karena kita sudah hampir terlambat masuk kantor. Toh, pengendara mobil itu tidak bereaksi apa-apa dari dalam mobilnya, membuka kacanya pun tidak. 

"Apapun yang terjadi, semoga tidak ada karma pada kita berdua. Jauhkan kami dari sang pemilik mobil tadi, Ya Tuhan." Doa ku yang sungguh berasal dari dalam hati 

"Aamiin." Sahut Kak Bayu

Pagi ini, 3 hal yang aku sangat hindari malah terjadi secara berurutan:

1. Bangun terlambat

2. Kak Bayu

3. Kecelakaan Lalu lintas

****

Markas Penerbangan PT. Elang Indonesia

Tangerang, 11.00 AM

Aku berdiri di ruang pertemuan berbentuk asimetris yang sebenarnya tidak begitu luas, ya sewajarnya ruangan rapat skala sedang. Ruangan ini dilengkapi kaca jendela lebar yang langsung mengarah ke pelataran halaman Markas PT. Elang Indonesia yang memiliki sehampar taman luas dengan barisan pohon hias. Lantai ruangan ini berlapis karpet yang tidak bisa aku kira-kira halus nya seperti apa karena kakiku menggunakan sepatu heels 7 sentimeter. Ada lampu bulat besar ditengah-tengah ruangan, sepertinya sudah dilengkapi fitur LED. Lampu besar itu di kelilingi lampu-lampu kecil yang tersebar hingga sudut ruangan. Meski ruangan ini sudah terang benderang karena dapat pencahayaan yang cukup dari matahari, tetap saja bisa kulihat ada beberapa lampu kecil-kecil menyala.

1 Meja besar oval yag tengahnya bolong  bertengger ditengah-tengah ruangan dikelilingi kursi beroda yang kelihatannya empuk itu. Ada satu sisi di sudut lekukan meja ini yang memiliki tinggi lebih daripada meja yang lainnya. Biasanya ketua rapat atau pimpinan yang akan menempati posisi itu dan memimpin jalannya pertemuan. Biar ku tebak, kali ini pasti yang duduk disitu berasal dari pihak PT. Elang Indonesia, biar bagaimanapun perusahaan ini menjadi tuan rumah.  

Gaya glamour namun minimalis di ruang rapat ini sangat terpancar jelas. Kesan itu diperkuat dengan dinding yang dilapisi cat warna kuning kecoklatan dan beberapa sudut diberi warna list warna emas dan coklat tua. Logo perusahaan PT.Elang Indonesia yang didominasi warna biru langit itu kontras terpambang dibagian depan ruangan. Mampu siapapun berdecak bangga pada kegagahan sang logo.

Para pejabat dari dua instansi yang sama-sama besar dan kuat itu saling berjabat tangan dan sesekali menepuk pundak lawan bicara nya. Aku menjaga sikapku baik-baik, tidak pernah aku berada terlalu jauh dari Pak Cahyo dan Mbak Lilis. Aku hanya dapat sedikit masalah jika Mbak Lilis dan Pak Cahyo bergerak ke arah yang berbeda, seperti kehilangan induk aku bingung harus mengikuti yang mana. Tapi, sejauh ini aku lebih banyak mengikuti Pak Cahyo, entah apa alasannya, aku hanya mengikuti insting ku. Aku harap setelah acara ini selesai, Pak Cahyo tidak akan ngomel padaku karena seharian aku mengekorinya. 

Sesekali ada bapak-bapak dan ibu-ibu berpakaian super formal menyalamiku sambil mempertanyakan asalku dari mana. Beberapa dari mereka mengatakan padaku kalau mereka belum pernah melihatku di pertemuan-pertemuan sebelumnya. Kira-kira aku disalami oleh 15 orang dari total keseluruhan tamu yaitu 20 orang. Kebanyakan dari mereka adalah generasi-generasi yang sudah beruban, meski tubuh mereka belum membungkuk. 

"Halo! Siapa namamu?" Sapa seorang pegawai wanita dari PT. Elang Indonesia

"Perkenalkan, Saya Edrea Bu. Kalau Ibu?" Tanyaku sambil membalas uluran jabat tangannya

"Saya Meylani." Jawabnya ramah 

"Edrea ini anak magang, Bu. Saya ajak supaya belajar dan lihat tata cara perjanjian antar instansi." Kata Pak Cahyo yang berada dibelakang ku

"Ini perjanjian besar, Edrea. Bukan begitu Pak? Kamu tidak akan bosan." Ucap Bu Meylani disambut anggukan setuju dari Pak Cahyo

"Sebentar lagi, 5 orang perwakilan aircrew kita akan datang. Yang termuda seumuran sama kamu, Edrea. Jadi nanti kalian bisa ngobrol-ngobrol. Biasanya kalau umurnya tidak beda jauh, ngobrolnya jadi lebih enak. Siapa tau timbul pemikiran baru untuk pengembangan kerjasama antar instansi kita ini." Jelas Bu Meyrani, ia mengingatkanku pada sosok Miranda Priestly di film The Devil wears Prada

"Iya, Bu. Saya harap begitu." Balasku

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 23, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PahamWhere stories live. Discover now