"D-Dia... tahu namaku?" Jungkook bertanya, raut ketakutan dan kekhawatiran tersirat jelas di balik kacamata tebalnya. Sehun menganggukkan kepalaya tak kalah khawatir. Jungkook menelan ludahnya keras. "B-Bagaimana bisa? Apa dia seorang penguntit atau pembunuh atau semacamnya?"
Sehun menghirup rokoknya lagi. Entah sudah berapa batang rokok yang ia habiskan untuk menenangkan pikirannya tentang kejadian semalam. Pria asing itu memang terasa sangat familiar dan entah bagaimana dia bisa mengetahui rahasia yang hanya Sehun dan Tuhan yang tahu. Sehun mulai sedikit mempercayai, bahwa apa yang dikatakan pria tua asing itu bukan sekedar bualan biasa, tapi dia butuh bukti lagi.
"Kita harus melaporkan ke polisi, Sehun-a!" teriak Jungkook histeris, tangannya meremat kemeja Sehun.
"Pria itu meninggalkan pemantik apinya di rumahku kemarin malam. Aku sudah mengeceknya ke polisi dan polisi bilang sidik jari ini milikku semua. Mungkin sudah sidik jarinya sudah terhapus. Argh!" geram Sehun, membuang puntung rokoknya ke tanah lalu memijaknya kasar. "Jika sudah kutemukan dia lagi, akan kuhajar tanpa ampun. Dia seperti berniat melakukan sesuatu pada Irene."
"Kau sudah menghubungi Irene?"
"Dia akan melakukan pertunjukan siang ini di wahana air di Seoul. Aku akan ke sana untuk melihatnya."
Bug!
Tubuh Sehun disenggol cukup kuat oleh seseorang. Jika saja Jungkook tidak menangkapnya mungkin saja wajah tampan bak dewa itu sudah menyatu dengan aspal di bawah. Sehun hendak menghardik, jika perlu menghajar, seseorang yang menabraknya cukup kuat sebelum dia mengurungkan niatnya.
"Yak idiot! Pasang matamu!" Pria bertubuh begitu besar dengan otot yang tak kalah besarnya dan dihiasi banyak tato memelototkan matanya menantang Sehun yang merasa terintimidasi. Tapi ternyata pria itu sendiri, di belakang pria-pria yang sama jenisnya mengikuti dan ternyata mereka dikawal oleh polisi.
"Haish, dasar tak tau diri," umpat Jungkook pelan ketika pria preman itu sudah menjauh.
Sehun menatap pria yang sudah berjalan menjauh itu dengan seksama, lebih tepatnya kedua mata tajamnya mengarah pada lengan berotot yang dipenuhi tato itu. Seketika dia mendapatkan ide.
***
Dokter Oh membasuh wajahnya di toilet setelah memeriksa pasiennya. Batuk itu muncul lagi. Sudah beberapa hari ini dirinya selalu mengalami batuk-batuk yang cukup menyebalkan untuk pria tua sepertinya. Tapi dokter itu hanya memakluminya—lagian kalau tidak batuk-batuk itu artinya dia tidak berpenyakitan.
Lengan jas putih dan kemejanya dinaikkan sampai ke siku agar tidak basah terkena basuhan air. Dokter Oh hendak menurunkan lengan jasnya sebelum sesuatu menangkap matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You Be There?
FanfictionKematian orang yang dicintainya membuat Oh Sehun memutuskan untuk hidup menyendiri sepanjang hidupnya. Tetapi, sebuah keajaiban muncul dan Sehun diberi kesempatan untuk bertemu dengan orang yang dicintainya sekali lagi. *** Jika kau bisa kembali ke...