9. [End]

1.1K 108 40
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



2025

Yerim melangkahkan kakinya dengan hati-hati menyusuri tempat pemakaman sambil membawa sebuket bunga segar di tangannya. Ia berhenti tepat di samping sebuah pemakaman yang belakangan ini sudah jarang dikunjunginya karena terlalu sibuk.

Tubuh Yerim merendah ke bawah untuk meletakkan sebuket bunga itu di atas tanah, tempat dimana sebuah nisan tertancap di atas sana. Tangannya terulur untuk mengusap nisan itu.

OH SEHUN
(1960 – 2017)
Rest In Peace, Ayah
Love, Yerim

"Ayah, maafkan aku. Aku sudah jarang mengunjungi Ayah," Yerim menundukkan kepalanya dengan rasa bersalah. Lalu dia mengangkat kepalanya lagi. Air mata sudah jatuh mengaliri pipinya. "Ayah, sebentar lagi aku akan menikah. Aku minta doa restu dari Ayah."

"Paman Jungkook akan mengantarkanku di altar nanti, jadi Ayah tenang saja. Ayah pasti tidak mau orang lain selain Paman Jungkook, kan? Andai saja Ayah sendiri yang mengantarkanku. Aku akan sangat bahagia sekali. Oh iya, Ibu juga besok akan sampai ke Seoul."

Air mata Yerim semakin mengalir deras. Tapi ia tidak ingin menghapusnya. Dirinya begitu merindukan sosok Ayahnya yang sudah hampir tujuh tahun pergi meninggalkannya. Dan di saat-saat penting seperti ini, Yerim sangat membutuhkan kehadiran Sehun.

"Pemuda yang akan kunikahi adalah pria yang sangat baik. Aku yakin, jika Ayah bertemu dengannya, Ayah pasti tidak akan marah. Dia adalah pria yang sopan dan dia... dia mencintaiku. Sama seperti Ayah. Dia berjanji akan melindungiku, seperti yang selama ini Ayah lakukan. Jadi, Ayah tidak perlu khawatir di sana karena putri Ayah sudah berada di tangan yang tepat dan tidak sendiri lagi."

"Yerim minta doa restu Ayah untuk pernikahan Yerim nanti. Yerim janji tidak akan pernah melupakan Ayah sampai kapanpun."

Yerim mengecup nisan itu sayang, membayangkan bahwa kini ia tengah mengecup wajah Ayahnya.

"Sayang,"

Seorang pria datang menghampiri Yerim—tunangannya yang sebentar lagi akan sah menjadi istrinya. Ia ikut berjongkok lalu merangkul tubuh wanitanya itu.

Yerim menghapus air matanya lalu tersenyum ketika melihat wajah tampan pria yang ia cintai yang selalu bisa menenangkan hatinya. Pria itu mengecup dahi Yerim sekilas lalu mengalihkan pandangannya pada nisan di depan mereka.

"Ayo, minta doa restu pada Ayah," ajak Yerim.

Pria itu tersenyum lalu semakin mendekatkan dirinya pada nisan Ayah mertuanya. Ia menatap foto seorang pria tua yang masih terlihat tampan yang ada di nisan itu.

"Ayah mertua, aku Park Suho, calon suami putrimu. Terima kasih sudah menghadirkan Yerim ke dunia ini. Aku berjanji, aku akan selalu mencintai dan melindungi putrimu sampai aku mati nanti."

***

Dokter Oh

2017



Dokter Oh kini tengah berada di ruang penyimpanan berkas-berkas pasien dari tahun ke tahun di rumah sakit pusat tempatnya bekerja. Ia mengecek dengan panik berkas pasien yang meninggal pada tahun 1996. Sampai dokumen nama Irene benar ia temukan di selipan berkas itu.

Pria tua itu merosot ke lantai ketika memegang map itu. Pikirannya benar-benar sudah tidak mengerti dengan apa yang sudah terjadi. Apakah Tuhan sedang menghukumnya dengan berat karena berani mengubah takdir yang sudah Dia tetapkan?

Dikeluarkannya kertas-kertas yang ada di dalam map itu untuk dibaca. Ada foto Irene di dalam sana.

Nama: Park Irene
Jenis Kelamin: Perempuan
Tanggal Lahir: 29 Maret 1962
Waktu Kematian: 12:04 | 22 Mei 1996
Penyebab Kematian: Hemoragik | Pendarahan berat pasca melahirkan



"Hemoragik... pendarahan berat pasca melahirkan," Ia membaca kalimat yang tertulis di kertas yang mulai menguning itu. Dokter Oh kemudian membuka lembar ketiga, membacanya dengan seksama.

Nama Bayi: Park Suho

Jenis Kelamin: Laki-laki

Tanggal Lahir: 22 Mei 1996

Nama Orang Tua: Park Bogum & Park Irene

***

'Dan aku yakin, di kehidupan selanjutnya, Tuhan akan mempertemukan kita kembali dan menyatukan kita berdua untuk selamanya.'  



[ END ]

[ END ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Will You Be There?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang