Kematian orang yang dicintainya membuat Oh Sehun memutuskan untuk hidup menyendiri sepanjang hidupnya. Tetapi, sebuah keajaiban muncul dan Sehun diberi kesempatan untuk bertemu dengan orang yang dicintainya sekali lagi.
***
Jika kau bisa kembali ke...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sehun berjalan di sepanjang bibir pantai Busan, menikmati hembusan angin pantai yang sedikit tak banyak menenangi hatinya yang belakangan ini terasa kacau. Tapi setidaknya ia lega, karena Sehun tahu dia sudah melakukan hal yang menurutnya benar.
Tak jauh di belakangnya, Dokter Oh juga ikut berjalan mengikuti kemana pun pemuda itu melangkah.
"Terima kasih," ucap Dokter Oh ketika dirinya tepat berada di belakang Sehun. Pria tua itu menyamakan langkahnya agar bisa sejajar dengan dirinya di masa muda.
"Untuk apa?" Sehun balik bertanya, tanpa mengalihkan pandangannya dari depan.
"Sudah melakukan semua ini. Terima kasih, untuk Yerim..."
Sehun menghela napas dengan kepala tertunduk, kemudian memperlambat langkahnya. "Ketika aku melihat Irene, entah kenapa aku teringat pada ucapanmu tentang Yerim. Kau... berhak mendapatkannya. Kau sudah melalui 30 tahun yang buruk, dan aku yakin Yerim adalah satu-satunya kebahagiaanmu saat ini."
"Yerim bukan hanya kebahagiaanku, tapi Yerim juga hidupku," Tanpa sadar Dokter Oh jadi tersenyum sendiri ketika mengingat putri kesayangannya itu.
"Bagaimana keadaan Irene?" tanya Sehun.
Sebelum kembali menemui Sehun lagi, Dokter Oh sudah menebak pertanyaan itu adalah pertanyaan yang akan dilontarkan oleh Sehun. Dari apa yang dia dapat tempo hari yang lalu di rumah sakit, rasanya salah untuk memberitahu Sehun perihal Irene yang mungkin tidak akan sesuai dengan ekspektasi pemuda itu.
Dan Sehun— pemuda itu tidak perlu menjalani sisa hidupnya mengetahui fakta bahwa Irene telah meninggal, lagi. Biarkanlah Sehun hidup di luar sana, menganggap bahwa wanita yang dicintainya masih hidup dengan bahagia. Daripada harus merasakan hidup yang sama dengan yang Dokter Oh jalani;
Sepi, rindu, sakit, dan penuh rasa bersalah.
"Dia baik-baik saja," jawab Dokter Oh, bohong.
"Apa... dia sudah berkeluarga?"
Pertanyaan itu keluar dari mulut Sehun dengan keraguan, membuat Dokter Oh terkekeh kecil lalu menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Reaksi dari Dokter Oh membuat raut wajah Sehun berubah tak nyaman dan terlihat sedikit sakit hati. Pria yang lebih tua itu merangkul yang lebih muda sambil membawa Sehun kembali berjalan.
"Semuanya akan baik-baik saja."
"Aku sudah kehilangan Irene. Bagaimana mungkin semuanya akan baik-baik saja?"
"Tidak semua cerita harus berakhir dengan bahagia. Yang paling penting adalah, jalani sisa hidup kita dengan baik dan benar."
Sehun tersenyum miris. "Tak mungkin semudah itu."
"Ini adalah pertemuan terakhir kita," Dokter Oh menghentikan langkahnya lalu menghadapkan tubuhnya pada Sehun. Ia menyodorkan tangan kanannya pada pemuda itu—sebagai salam perpisahan.