Prolog

37 8 3
                                    

Lewat matamu kutemukan duka

Ibu sedang menyisir rambutku sambil bersenandung, aku selalu suka dengan suaranya yang begitu lembut, membuatku menjadi tenang.

"Gadis cantik ibu sekarang sudah berumur berapa?" ibu melihatku melalui pantulan cermin, aku tersenyum manis.

"8 tahun ibu," ibu berhenti menyisir rambutku, aku menoleh ke belakang.

"ada apa ibu?" aku menggoyangkan sedikit badan ibuku yang tiba-tiba mematung, aku tidak tau jika umurku dapat membuat ibu terdiam.

"tidak ada sayang, sekarang kau boleh main" aku berdiri, berputar depan cermin sambil memainkan rambut yang dikuncir kuda oleh ibu.

"Chaca," saat ini aku sedang menjemput temanku yang tidak jauh rumahnya.

"ohh Ananda, masuk sayang"

"Terimakasih tante" terdengar suara bising dari dalam kamar Chaca dan saat aku masuk ternyata ada Ara juga, mereka sedang bertukar memo.

" waahh ada Ananda, sini nda" Ara menarik tanganku.

"aku gak bawa memo" kataku.

"tak apa kita bisa main yang lainnya"
Ara meembawa kotak yang penuh berisi mainan berbie dari rumah-rumahan, bajunya, dan sepatu.

"ayoo kita maiiinnn" Ara bersorak sambil mengangkat berbie kesayangnnya dan kita tertawa bersama.

Aku pulang sambil menangis, ibu yang sedang didapur berlari kedepan,
"ada apa sayang" ibu mengelap wajahku menggunakan celemek,

"Ibu... Tadi pas aku pulang, aku melihat anak kecil sedang duduk sendiri di jalan, terus aku kasi uang yang ibu kasi, tapi tiba-tiba aku melihat sesuatu di matanya, aku seperti mengalami apa yang anak kecil itu alamai, aku juga merasakan yang aneh ibu, aku takut..." aku menangis di pelukan ibu. Ibu terus mengelus pungungku dengan kaliamat menenangkan. Aku sudah tidak menangis lagi, aku menatap ibu dan terjadi lagi kejadian seperti tadi siang.

Aku melihat seorang gadis dengan orang tua, siapa mereka, apa yang terjadi denganku. Kepalaku sakit sekali aku berteriak, memegangi kepalaku .

" maafin ibu sayang," hanya itu kaliamat terakhir yang aku dengar, setelah itu aku tidak tau.

Berhari-hari aku memikirkan kejadian yang terjadi saat aku menatap mata mereka, aku tidak mengerti kenapa semuanya bisa terjadi.

Transparent VisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang