Semenjak kejadian kedatangan Seokmin ke Jepang untuk melihat sekaligus menjemput mantan kekasihnya berujung sia-sia, sekarang Seokmin menjadi lebih menyibukkan diri dengan pekerjaannya seolah-olah ingin melupakan segala yang dialaminya kemarin. Namun ada satu hal yang selalu mengganggu pikiran pemuda berhidung mancung itu, kejadian dimana dia melakukan hal "itu" pada Jisoo. Mungkin penolakan yang dilakukan Soonyoung saat di Jepang bisa dia lupakan hanya dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan, namun kejadian sebulan yang lalu saat malam bersamanya dengan Jisoo tidak bisa dia hilangkan dari pikirannya dengan segala macam cara yang dia lalukan.
"Kenapa kejadian di malam itu selalu saja aku ingat? Padahal sudah sebulan yang lalu." Seokmin mengacak rambutnya karena tidak bisa menghilangkan kejadian itu di pikirannya.-Tok tok tok-
Suara pintu ruang kerja Seokmin diketuk dan muncul seorang perempuan agak sedikit bule tetapi tidak mempunyai darah orang barat sama sekali. Seokmin mendoangakkan kepalanya dan terlihat perempuan itu membawa sebuah berkas yang mungkin harus di tanda tangangi oleh Lee Seokmin.
"Permisi Tuan. Saya membawa surat perjanjian kontrak kerjasama terbaru." Seokmin hanya mengangguk mendengar suara sekertarisnya.
Wendy meletakkan berkas itu diatas meja Seokmin dan Wendy menunggu didepan meja kerja Seokmin dengan tubuh yang masih berdiri. Seokmin membaca dengan seksama berkas itu, lelaki itu membolak balik berkas itu dengan teliti. Tiba-tiba saja Seokmin terkejut dengan siapa dia akan melakukan kerjasama, seseorang yang selama ini dia pikirkan. Ada sedikit kelegakan dan rasa senang dihati Seokmin saat tahu jika seseorang itu kembali beraktivitas seperti sedia kala.
"Kapan saya akan membahas kontrak kerja ini dengan yang bersangkutan?" Sedikit terpancar raut bahagia pada wajah Seokmin yang pastinya tidak diketahui oleh Wendy.
"Jadi Tuan menyetujui kontrak kerja itu? Tidak biasanya Tuan langsung menyetujui segala macam bentuk kerjasama yang akan dilakukan perusahaan ini."
"Wendy, aku tidak butuh komentarmu itu. Jawab saja kapan." Seokmin tidak mengerti kenapa dia sampai mempunyai sekertaris yang tingkat keingintahuannya tinggi dan jangan lupakan Wendy yang suka sekali berkomentar padahal tidak ada yang menyuruh perempuan itu untuk berkomentar.
"Oh maaf Tuan. Jika anda menyetujuinya, besok lusa kita akan bertemu dengan mereka."
"Kita? Mereka?" Raut wajah Seokmin yang terlihat kebingungan mendengar jawaban Wendy.
"Iya kita dan mereka, Tuan. Aku dan Tuan serta Hong Jisoo dan Manajernya."
"Kenapa kau dan manajernya harus ikut?"
"Tuan, memang selama ini seperti itu kan saat perusahaan ini melakukan kerjasama dengan yang lain? Aku dan tentu salah satu orang kepercayaan dari pihak sana pasti terlibat." Wendy semakin bingung dengan Lee Seokmin saat ini, Tuannya ini kenapa sih..
"Oh tentu. Ya sudah, ini berkasnya. Kau boleh kembali ke meja kerjamu." Seokmin yang menyadari jika pertanyaan bodohnya itu langsung saja mengalihkan pembicaraan dengan menyuruh Wendy kembali ke meja kerjanya.***
Jisoo sudah sampai dirumahnya beberapa menit yang lalu dan sekarang lelaki manis itu sedang membersihkan diri dikamar mandi. Terdengar suara sang Mamah memanggil Jisoo untuk makan malam bersama. Jisoo pun bergegas keluar dari kamar mandi dan memakai pakaian santai.
"Selamat malam Papah.. Mamah.." Jisoo dengan wajah bahagia menyapa orangtuanya.
"Malam nak, bagaimana di Jeju? Sepertinya kamu sangat bahagia setelah pulang dari Jeju, nak.."
"Papah jangan bertanya dulu, biarkan Jisoo makan dulu, Mamah sudah masak makanan kesukaan Jisoo.."
Jisoo hanya memandang makanan yang ada dihadapannya. Melihat makanan tersebut Jisoo jadi tidak berselera untuk makan, padahal itu makanan kesukaan Jisoo.
"Kenapa? Kok cuma dipandang, Soo ?"
"Oh tidak apa-apa, Mah.."
Jisoo akhirnya menyendok makanan dihadapannya karena merasa tidak enak dengan sang Mamah yang sudah memasakkan makanan untuknya. Namun, baru saja akan memasukkan makanan ke mulut, aroma masakan tersebut membuat perut Jisoo tiba-tiba merasa mual. Jisoo langsung meletakkan makanan itu dan lari ke kamar mandi. Mamah Jisoo yang merasa khawatir pun mengikuti anaknya ke kamar mandi.
"Kamu tidak apa-apa, Soo?" Mamah Jisoo mengelus punggung Jisoo untuk meredakan rasa mual Jisoo.
"Aku tidak tau, Mah. Mungkin aku masuk angin." Jisoo merasakan lemas pada tubuhnya.
"Ya sudah, kamu makan dulu dan beristirahat, nak."
"Tetapi aku tidak mau makan masakan itu, Mah."
"Loh? Kenapa? Itu kan makanan kesukaanmu."
"Iya, tetapi aku tidak ingin makan itu, Mah. Aku ingin makan ayam pedas."
Mamah Jisoo mengernyit kebingungan dengan keinginan anak manisnya. Sang Mamah tahu jika Jisoo tidak menyukai makanan pedas. Namun, kenapa sekarang Jisoo menginginkan makanan pedas?
"Bukannya kamu tidak suka pedas?"
"Iya, tetapi sekarang aku ingin makan pedas, Mah."
Akhirnya, Mamah Jisoo menuruti perkataan Jisoo dan membuatkan makanan pedas untuk Jisoo. Jisoo berada didalam kamarnya selagi Mamah Jisoo memasakkan makanan yang dimintanya. Setelah acara mual-mual Jisoo selesai, mendadak kepala Jisoo terasa pusing. Setelah kurang lebih setengah jam, masakan yang di inginkan Jisoo sudah matang. Mamah Jisoo memasuki kamar anaknya dengan membawakan makanan untuk anak semata wayangnya.
"Sayang... Ini makanannya sudah siap. Ayo dimakan." Jisoo yang tadinya memejamkan mata diatas kasur seketika langsung terduduk.
"Terimakasih, Mah. Ini pasti sangat enak." Jisoo mengambil nampan yang dibawa sang Mamah dan ditaruh diatas pangkuannya. Jisoo menatap masakan Mamahnya dengan mata berbinar.
"Apa perlu Mamah suapin, Soo ?" Mamah Jisoo menawarkan diri untuk menyuapi sang anak. Namun tawaran tersebut ditolak oleh Jisoo dengan gelengan kepala dan senyuman manis lelaki itu.
Mamah Jisoo memperhatikan sang anak yang sedang makan. Terlihat Jisoo sangat lahap makan itu, padahal Jisoo tidak menyukai pedas namun kali ini Jisoo terlihat menikmati makanan pedas itu. Sebenarnya, sang Mamah bertanya-tanya dengan keadaan anaknya yang sekarang seperti itu. Semua yang terjadi pada Jisoo malam ini membuat pikiran sang Mamah menjadi tidak-tidak.
"Nak, apa kamu pernah melakukan itu dengan seseorang?" Mamah Jisoo mulai bertanya pada Jisoo yang masih sedang asik makan.
"Melakukan itu apa, Mah?" Jisoo mengernyitkan dahi mendengarkan omongan sang Mamah.
"Ah sudahlah, tidak usah kau pikirkan. Ayo dimakan lagi. Mamah mau menemani Papah dulu. Mamah keluar yaa.."
Setelah kepergian sang Mamah, Jisoo sebenarnya masih saja bertanya-tanya apa maksud dari pertanyaan sang Mamah tadi. Tetapi Jisoo tidak mau ambil pusing, jadi dia melanjutkan makannya lagi.
Sementara di ruang makan terlihat suami istri yang sedang membahas kejadian yang dialami anak semata wayangnya malam ini.
"Bagaimana keadaan Jisoo, Mah? Tadi dia mengeluh sakit kepala jadi Papah menyuruhnya ke kamar saja." Papah Jisoo yang sudah selesai makan malam bertanya pada istrinya.
"Dia sedang makan dengan lahapnya, Pah. Kelakuan dia sepulang dari Jeju menjadi aneh, tiba-tiba saja dia menyukai makanan pedas. Padahal dia sama sekali tidak suka pedas, Pah." Mamah Jisoo baru saja akan menyantap makan malam karena yang sempat tertunda.
"Mungkin dia sedang dalam masa mencoba untuk menyukai makanan pedas, Mah."
"Mencoba menyukai makanan pedas? Papah ini ada-ada saja."
Papah Jisoo hanya tertawa mendengar jawaban sang istri. Sedangkan sang istri sedang melanjutkan makannya tetapi pikirannya masih saja tertuju pada Jisoo yang mengalami kejadian aneh, seperti tadi mual-mual, merasa pusing, tidak mau makan makanan kesukaannya tetapi minta makan masakan pedas seakan-akan Jisoo mengalami masa-masa ngidam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Would You Love Me ? (SEOKSOO)
RomanceTitle : Would You Love Me ? Author : yuncheonsa_ Poster by : yuncheonsa_ Main Cast : • Lee Seokmin • Hong Jisoo Suport Cast : • Yoon Jeonghan • Kwon Soonyoung • Choi Seungcheol • Kim Mingyu Genre : Romance, angst, family, AU. Rating ...