Nyonya Yoon dan Jeonghan berjalan cepat dilorong Rumah Sakit ternama di Seoul dengan keadaan Nyonya Yoon yang menangis dan Jeonghan menenangkannya, sesungguhnya Jeonghan sekarang sedang menahan tangisnya juga. Terlihat Seokmin, Jisoo dan Chan sedang duduk didepan ruang ICU dimana Jisoo sedang menenangkan Chan karena adik Seokmin itu masih saja terus menangis, sedangkan Seokmin hanya terdiam duduk menundukkan kepala.
"Bagaimana keadaan Ayah, Seok? Sebenarnya apa yang terjadi ? Kenapa Ayah seperti ini?" Ibu Seokmin menggoncang bahu anaknya.
"Semua salahku bu, maafkan Seokmin." Seokmin berlutut didepan kaki Ibunya.
Jeonghan melihat sekeliling dan sedikit terkejut dengan adanya Jisoo disini.
"Soo, kenapa kau berada disini?" Suara Jeonghan membuat yang lain menatap ke arah Jisoo.
"Seokmin, jangan bilang Ayah sudah mengetahui semuanya?" Seokmin hanya menganggukkan kepala dengan lemah menjawab pertanyaan sang Ibu.
Jeonghan yang tidak tahu apa-apa hanya mengernyit bingung, sebenarnya apa yang dibicarakan oleh sang Ibu dan Seokmin. Namun Jeonghan menahan rasa ingin tahunya karena keadaan tidak memungkinkan utk dia bertanya-tanya. Jeonghan mendudukkan tubuh sang Ibu yang sudah semakin melemas karena tangisan yang tak kunjung mereda.
Tidak ada satu pun yang memulai pembicaraan untuk saat ini, semua hening. Semua terpaku pada pikiran masing-masing dengan raut wajah kekhawatiran dan kesedihan. Sampai pada akhirnya ruang ICU terbuka dan keluar seorang dokter beserta dua orang perawat. Jisoo yang melihat ruangan tersebut terbuka langsung saja memanggil nama Seokmin dan semua orang yang berada disitu berdiri. Nyonya Yoon langsung menghampiri sang dokter dan menanyakan keadaan sang suami.
Dokter mengatakan jika keadaan Tuan Yoon yang sudah melewati masa kritis dan segera mungkin Tuan Yoon akan dipindah ke ruang rawat inap. Namun untuk saat ini Tuan Yoon masih dalam pengaruh obat bius.
"Sebisa mungkin Nyonya dan yang lain menjaga keadaan yang ada agar Tuan Yoon tidak mengalami serangan jantung lagi." Itu pesan sang dokter sebelum meninggalkan mereka semua.
Seokmin menghela nafas lega mendengar penuturan sang dokter. Jisoo yang masih saja mendampingi Chan tetapi matanya terkadang selalu terarah ke arah Seokmin untuk melihat keadaan lelaki itu karena saat kejadian dimana sang Ayah pingsan, wajah Seokmin tampak sangat khawatir dan sangat berantakan.***
Di dalam ruang rawat inap Tuan Yoon hanya ada Nyonya Yoon yang berjaga dengan memegangi salah satu tangan suaminya. Sedangkan Seokmin dan yang lain berada di luar ruangan karena dokter hanya mengizinkan satu orang saja yang berada didalam ruangan. Jisoo baru datang dari arah cafeterania membawakan minuman dan makanan untuk Jeonghan, Seokmin, Chan dan Nyonya Yoon.
"Seokmin, minum dan makan lah, kau sedari tadi belum mengisi perutmu." Seokmin menerima pemberian Jisoo dengan senyuman yang masih tersirat kesedihan. Lalu Jisoo beranjak dengan membawa sebungkus makanan dan minuman kedalam ruang rawat inap Tuan Yoon untuk memberikan bungkusan itu kepada Nyonya Yoon.
"Sebenarnya apa yang kalian sembunyikan dari ku, Seokmin??" Jeonghan memecah keheningan diantara mereka dengan arah tatapan ke Seokmin.
Seokmin terdiam enggan untuk menjawab pertanyaan Jeonghan karena dia tidak mau ada keributan di rumah sakit karena jawaban yang akan dia berikan pada Jeonghan. Seokmin tahu, sang kakak pasti tidak akan terima jika mendengar keadaan Jisoo yang sekarang.
"Kak Jisoo hamil anaknya kak Seokmin." Chan menjawab pertanyaan Seokmin dengan polosnya. Seokmin mendelik ke arah Chan mendengar penuturan adiknya.
Jisoo keluar dari ruang rawat inap dan langsung saja arah mata Jeonghan tertuju ke arah perut Jisoo. Jisoo yang tidak tahu menahu langsung duduk disebelah Seokmin.
"Berapa bulan?" Jeonghan bertanya entah pada siapa tetapi arah mata tertuju pada Jisoo. Jisoo yang ditatap pun bingung.
"Hamilmu, sudah berapa bulan?" Jeonghan memperjelas pertanyaannya pada Jisoo. Lelaki manis itu hanya meneguk ludah kasar mendengar pertanyaan sang sahabat. Pasti sebentar lagi suara Jeonghan akan menggelegar.
"KAU APAKAN JISOO SAMPAI DIA HAMIL, SEOKMIN?" Jeonghan mulai meninggikan volume suaranya dengan tatapan tajam penuh amarah ke arah Seokmin.
Chan yang berada disebelah Jeonghan pun mencoba menenangkan sang kakak. Chan lupa jika Jeonghan pasti akan marah mendengar berita ini. Semua berawal dari jawaban Chan, seandainya mulut Chan bisa dikondisikan sedikit saja pasti tidak akan ada suara yang memekakan telinga. Seokmin hampir saja menjawab pertanyaan Jeonghan, namun ponsel Jeonghan berdering. Jeonghan melihat si penelpon, ternyata Seungcheol yang menghubunginya. Jeonghan langsung saja mengangkatnya dan tidak lama kemudian Jeonghan membolakan matanya.
"Kalian masih berhutang cerita padaku, Seokmin dan Jisoo !" Setelah mengatakan hal itu, dia langsung pergi keluar Rumah Sakit.
"Seok, kenapa Jeonghan mengetahuinya?" Seokmin langsung saja mengarahkan pandangan ke arah Chan dan Jisoo langsung mengerti siapa jawaban dari pertanyaan itu.
"Lain kali mulutmu harus dikondisikan, Chan."
"Iya kak..." Chan langsung saja menundukkan kepala setelah mendapat teguran dadi sang kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Would You Love Me ? (SEOKSOO)
Roman d'amourTitle : Would You Love Me ? Author : yuncheonsa_ Poster by : yuncheonsa_ Main Cast : • Lee Seokmin • Hong Jisoo Suport Cast : • Yoon Jeonghan • Kwon Soonyoung • Choi Seungcheol • Kim Mingyu Genre : Romance, angst, family, AU. Rating ...