CHAPTER 10

580 52 13
                                    

"Saatnya makan malam, Tuan." Seorang suster datang menghampiri Jisoo yang sudah tersadar beberapa menit yang lalu.
"Suster, apa anda tahu dimana ponselku?" Jisoo menanyakan keberadaan ponselnya saat ini karena dia tahu pasti sekarang Mingyu sedang khawatir mencari keberadaannya. Sang suster yang melihat keberadaan ponsel Jisoo pun memberikan padanya. Langsung saja Jisoo memberikan pesan pada Mingyu untuk menjemputnya di rumah sakit sekarang karena Jisoo tidak mau berlama-lama dirumah sakit. Setelah selesai mengirim pesan, Jisoo mengambil nampan berisikan makanan yang disodorkan suster.
"Tuan harus makan yang banyak, kasihan janin yang ada di kandungan Tuan."
"Ja-janin?? Maksud suster??"
"Apa anda belum tahu jika anda sedang mengandung? Kandungan anda baru menginjak satu bulan."
Jawaban suster membuat sendok yang dipegang Jisoo jatuh diatas makanan yang akan dia makan. Jisoo bagaikan tersambar petir saat mendengar keadaannya sekarang. Sekarang dia sedang mengandung anak Seokmin. Tentu saja itu anak Seokmin karena hanya Seokmin yang melakukan hal itu padanya. Tidak lama kemudian, pintu ruang inap Jisoo terbuka menandakan seseorang memasuki ruangan itu.
"Saya tinggal dulu, Tuan. Suami anda sudah kembali dari ruang dokter."
Terlihat Seokmin yang menghampiri Jisoo dengan raut wajah yang tidak bisa diprediksi. Sedangkan Jisoo masih memikirkan ucapan sang suster padanya. Kenapa hal itu terjadi pada Jisoo? Padahal Jisoo sudah tidak ingin berurusan lagi dengan lelaki yang sekarang sudah duduk disamping ranjang Jisoo.
"Kau sudah merasa baikkan? Sebaiknya kau makan. Ayo, aku suapi." Seokmin hendak mengambil mangkuk yang berada di atas paha Jisoo beralaskan nampan. Namun, Jisoo menampik tangan Seokmin.
"Tidak perlu, kau pulang saja. Sebentar lagi Mingyu akan datang." Jisoo tidak menatap dimana Seokmin berada. Helaan nafas Seokmin terdengar oleh Jisoo.
"Bisa kah kau gugurkan janin itu?" Suara Seokmin kali ini berhasil membuat Jisoo menolehkan kepalanya pada Seokmin.
"Apa?? Kau...." Jisoo tidak percaya dengan permintaan Seokmin yang sangat tidak berperikemanusiaan.
"Demi kebaikkan kita bersama, lebih baik kau gugurkan janin itu."
Kemarahan Jisoo sudah berada di ubun-ubun sekarang. Jisoo tidak tahu apa yang ada dalam pikiran Seokmin. Lelaki itu sungguh luar biasa, Jisoo bahkan tidak menyangka perkataan itu akan keluar dari mulut seorang Lee Seokmin.
"Kau pikir kau siapa menyuruhku menggugurkan janin ini?" Jisoo menggeram menandakan amarah yang tertahan.
"Tentu saja aku ayah dari janin yang kau kandung saat ini, Soo."
"Kau lucu sekali, kau mengakui janin ini adalah anakmu tetapi kau ingin menggugurkan janin ini? Hahahha sungguh sangat lucu !!"
"Dia bukan anakmu !!!" Jisoo menekankan setiap katanya dihadapan Seokmin.
Tiba-tiba saja tubuh Seokmin dibalikkan oleh seseorang yang membuat Jisoo terkejut karena Mingyu sudah datang dengan raut penuh wajah amarah yang tercetak jelas, tentu saja lelaki bertubuh tinggi itu sudah mendengar percakapan Jisoo dan Seokmin tadi.
-Bugh-
"Kurang ajar kau !! Dasar lelaki brengsek !!" Mingyu meninju muka Seokmin yang menghasilkan sudut bibir Seokmim yang mengeluarkan darah.
"Mingyu ! Hentikan !!" Suara Jisoo mengintrupsi aksi kemarahan Mingyu pada Seokmin.
-Bugh-
"Beraninya kau memukulku, memangnya siapa kau !!!" Seokmin membalas pukulan Mingyu dan terjadilah perkelahian diantara mereka di ruang inap Jisoo.
Tidak lama kemudian munculah suster yang ingin memisahkan mereka namun sia-sia, mereka masih saja saling memukul. Akhirnya, satpam pun datang untuk melerai mereka berdua. Setelah mereka berhenti dari acara perkelahian, Mingyu mengingat keberadaan dan keadaan Jisoo pun akhirnya menghampiri Jisoo.
"Kau tidak apa-apa, Soo??" Mingyu memeluk Jisoo karena lelaki manis itu menangis. Mata cantik Jisoo mengeluatkan air mata lagi setelah sebulan yang lalu dengan susah payah Jisoo menjaga air matanya.
"Bawa aku pergi dari sini, Ming. Aku ingin pulang."
"Iya, aku akan membawamu pulang, Soo. Tenang lah, ada aku disini." Mingyu menenangkan Jisoo yang masih saja menangis.
Melihat Mingyu yang memeluk Jisoo membuat Seokmin merasakan hawa panas. Seokmin ingin menghampiri mereka berdua, namun langkahnya tertahan oleh satpam yang masih berada disitu.
"Tuan jangan membuat keributan lagi."
Mendengar ucapan satpam itu membuat Jisoo menatap tajam Seokmin dan meminta agar Seokmin pergi dari kamar inapnya sekarang juga. Seokmin yang ditatap seperti itu oleh Jisoo akhirnya meninggalkan ruang inap Jisoo dengan hati yang sebenarnya tidak rela karena meninggalkan Jisoo yang sedang bersama Mingyu.

Would You Love Me ? (SEOKSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang