Chapter 4 : Stage

647 118 2
                                    

Oh ya, mau ingetin. Settingan ini tahun 2015 ya, dan ada lumayan yang aku rombak dari kehidupan aslinya. Biar ngena aja gitu(?)

• • •

Happy Reading

• • •

6 Month later

Untuk pertama kalinya, ke-sembilan gadis tersebut gugup luar biasa, lebih dari saat menghadapi CEO mereka.

Iya, hari ini merupakan hari penting dimana mereka akan debut stage di MCountdown. Dengan lagu utama berjudul OHH-AHH yang konsepnya cukup antimainstream, Twice —nama grup mereka, yakin bisa melewatinya dengan baik.

"Dua menit lagi naik ke atas panggung," ujar salah seorang staf melirik jam tangan.

Jihyo yang merupakan leader mengarahkan semuanya berkumpul dan meyakinkan diri bahwa semua akan terasa baik-baik saja. "Oke semuanya, ayo kita berjuang melakukan yang terbaik. Jangan kecewakan Jinyoung sajangnim dan GOT7 sunbaenim. Twice, fighting!!" Mereka melempar tangan ke atas secara bersamaan.

Memang bukan Nayeon yang menjadi leader. Alasan terpilihnya Jihyo karena dia sudah lama menjadi trainee —kurang lebih sepuluh tahun lamanya. Dan banyak pihak JYP yang juga setuju kalau Jihyo menjadi leader Twice.

Mereka naik satu persatu ke panggung setelah beberapa saat mendengar MC memanggil Twice, terdengar juga dari backstage suara Once— fans atau penggemar dari Twice bersorak menyemangati grup kesayangan mereka.

Sesudah berada di panggung, mereka mulai menyejajarkan diri sesuai pola lantai masing-masing orang. Iringan lagu mulai terdengar dan mereka memulai penampilan.

Dimulai Nayeon sebagai pembuka sangat cocok bagi gadis itu, dia tampak tenang melakukan dan berusaha tampil semaksimal mungkin.

Semua bernyanyi dengan baik, gerakan yang begitu energi dan aura yang terpancar dari ke-sembilannya berbeda-beda tetapi saling berkaitan dan singkron. Ini yang membuat mereka bisa mendengar suara fanboy dan fangirl menyaut satu sama lain.

Diakhir tampilan, Twice membentuk formasi akhir dan senyuman mereka empat kali lebih cerah dari biasanya. Menghormati para penggemar di stage maupun di layar televisi, mereka membungkuk dengan hormat dan sepantasnya.

Satu persatu menuju ke belakang panggung. Manager yang mengurus segala aktivitas memberikan dua jempol dan memberikan kata-kata yang sangat menyenangkan. Dia memberikan minuman untuk merelakskan anggota agar gugupnya menghilang dengan sendirinya. Dia seperti sudah tau cara menangani gadis-gadis yang baru resmi debut meskipun dia juga masih belajar menjadi Manager yang baik.

Nayeon mengusap setitik keringat yang ada di dahinya. Sebagai anggota yang paling tua, dia cukup lega.

"Um, Jeongho-ssi. Saya izin ke toilet boleh?" tanya Nayeon pada Manager-nya tersebut.

"Maksimal sepuluh menit, setelah ini akan ada pengumuman pemenang trophy," kata pria berusia 35 tahun tersebut.

Nayeon mengangguk cepat dan bergegas ke toilet yang berada di sana. Hanya beberapa belokan saja, lalu sampai juga.

Di toilet ia hanya mencuci tangan dan memperbaiki make up-nya yang agak luntur karena keringat. Saat matanya berpapasan dengan kran wastafel, ada bunga mawar hitam yang tergeletak di sana.

Black Rose PsycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang