31

2.7K 513 114
                                    


What's on Park-ssaem's Mind?

BTS fanfiction

Characters belongs to God, BTS belongs to Bighit

Minyoon

Kisah seorang guru kasmaran

.

.

.


Jam istirahat siang telah tiba, satu-persatu guru-guru meninggalkan kursinya untuk pergi makan. Saat itu saya sedang duduk, memainkan gim di ponsel. Di sebelah saya Kim-ssaem tengah serius menyalin silabus ke komputer. Jung-ssaem melintas. Lelaki yang membawa dompet panjang itu berhenti untuk bertanya pada kami.

"Park-ssaem, Kim-ssaem, Anda berdua tidak makan siang?"

"Sibuk," jawab Kim-ssaem singkat. Pandangannya tak teralih dari layar komputer.

Pernah suatu kali Jin-ssaem bilang pada saya kalau Kim-ssaem cukup menawan kalau sedang serius. Memang, sih. Wajah seriusnya itu jarang-jarang saya lihat. Sebetulnya saya tidak begitu tahu juga bagaimana dia memasang muka di depan murid-muridnya saat sedang mengajar di kelas. Yang jelas, ketika begini, ada poin plus yang saya akui memang bisa memikat orang lain. Apalagi waktu dia membenarkan kacamatanya yang melorot. Dia nampak keren.

Bisa tidak ya, saya sekeren itu?

"Park-ssaem tidak menjawab pertanyaan saya."

"Oh?" saya tersadar dari lamunan. "Saya sedang menunggu Min-ssaem. Makannya nanti kalau dia sudah datang."

"Hemm, enaknya... makan bersama yang terkasih. Kalau sudah punya gandengan, kemana-mana berdua, apa-apa berdua. Bahkan sahabat pun sampai dilupakan."

"Sahabat?" tanya saya bingung. "Jung-ssaem, sejak kapan kita bersahabat?"

"Kapan ya?" Guru sastra itu memutar matanya, balik bertanya dengan nada mengejek yang kentara.

"Sahabat ya sahabat saja, tak perlu tanya kapan persisnya Anda berdua memulai. Menjadi sahabat tak perlu pakai ikrar pula, memangnya serah terima jabatan?"

Kim-ssaem bicara dengan nada yang tenang. Saya dan Jung-ssaem terdiam, saling memandang.

"Awas jangan lama-lama tatap-tatapannya, nanti jadi cinta," imbuhnya.

"EWWWH!" teriak kami kompak.

"Permisii~ apakah Park-ssaem ada?"

Pintu ruang guru digeser, seseorang menyembulkan kepalanya. Ketika Kim-ssaem berdiri antusias (bahkan hingga kertas dan buku di pangkuannya jatuh berserakan), saya tahu siapa yang datang.

"Seokjin, sayangku! Aku rindu," teriaknya. Guru bahasa Inggris itu berlarian dan menangkap lengan Jin-ssaem dengan manja. Dia mendadak seperti anak kecil yang senang dijemput ibunya di taman kanak-kanak.

"Apa, sih? Lepaskan tanganmu. Aku tidak ada urusan denganmu jadi menyingkir saja."

Kim-ssaem didorong. Dengan angkuhnya Jin-ssaem berjalan meninggalkan lelaki itu. Malang betul nasib Kim-ssaem. Oleh kekasih sendiri diperlakukan begitu. Anehnya dia bukannya marah atau apa, malah senyam-senyum tak jelas. Dasar budak cinta. Merana pun sepertinya tak mengapa.

"Ada apa Jin-ssaem? Kenapa Anda mencari saya?"

"Min-ssaem ada di ruang kesehatan. Tadi dia pingsan."

What's on Park-ssaem's Mind? [Minyoon ff]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang